tag:blogger.com,1999:blog-34880923379442014502024-03-16T08:01:07.865-07:00Ilalang PagiBerbagi khazanah Islam dan Sejarah NusantaraIkhsan Faridh Perdanahttp://www.blogger.com/profile/16594875160454215301noreply@blogger.comBlogger44125tag:blogger.com,1999:blog-3488092337944201450.post-14312741255604487292010-08-31T18:02:00.001-07:002010-08-31T18:20:14.857-07:00Memegang Bara Api<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/hs293.snc4/40999_1421058804123_1162264993_30996725_858171_n.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 720px; height: 540px;" src="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/hs293.snc4/40999_1421058804123_1162264993_30996725_858171_n.jpg" border="0" alt="" /></a><br /><span class="Apple-style-span" style=" color: rgb(51, 51, 51); line-height: 16px; font-family:'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif;font-size:11px;"><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; "><br /></p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; "><br /></p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; "><br /></p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; "><br /></p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; ">“Sesungguhnya di belakang kalian ada hari-hari dimana orang yang sabar ketika itu seperti memegang bara api. Mereka yang mengamalkan sunnah pada hari itu akan mendapatkan pahala lima puluh kali dari kalian yang mengamalkan amalan tersebut. Para Shahabat bertanya: ‘Mendapatkan pahala lima puluh kali dari kita atau mereka?’ Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam menjawab: ‘Bahkan lima puluh kali pahala dari kalian’ “. (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Hakim) Islam sudah dianggap asing, lebih tepatnya ajaran Islam yang asli sudah dianggap asing dan dianggap tabu. Barang siapa yang tetap bertahan untuk mengamalkan ajaran Islam yang asli seperti menggenggam bara api, saking panasnya sampai-sampai ia tidak mengamalkan ajaran Islam seperti ingin membuang bara api dari tangannya. Namun barangsiapa yang masih bertahan untuk berislam dengan benar, dengan pemahaman yang benar maka pahalanya 50 kali lipat dibandingkan para Shahabat Rasul kala itu.</p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; "><br /></p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; "> </p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; ">Dengan Redaksi yang berbeda, Abu Hurairah menuturkan, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda: “Celakalah orang-orang Arab, yaitu keburukan yang benar-benar telah dekat; fitnah ibarat sepenggal malam yang gelap gulita. Pagi hari seseorang masih beriman, sorenya telah berubah menjadi kafir. Kaum yang menjual agama mereka dengan tawaran dunia yang tidak seberapa. Maka, orang yang berpegang teguh pada agamanya, ibarat orang yang menggenggam bara api.” (Ibnu Hajar al-Haitsami, Majma’ az-Zawaid wa Manba’ al-Fawaid, juz VII, hal. 552)</p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; "><br /></p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; "> </p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; ">Beramar ma’ruf nahi munkarlah kalian sehingga kalian melihat kebakhilan sebagai perkara yang ditaati, hawa nafsu sebagai perkara yang diikuti dan dunia sebagai perkara yang diagungkan {setiap orang mengatakan dirinya di atas agama Islam dengan dasar hawa nafsunya masing-masing. Dan Islam bertentangan dengan apa yang mereka sandarkan padanya} tiap orang merasa takjub dengan akal pemikirannya masing-masing maka peliharalah diri-diri kalian {tetaplah di atas diri-diri kalian} dan tinggalkanlah orang-orang awam karena sesungguhnya pada hari itu adalah hari yang penuh dengan kesabaran {hari dimana seseorang yang sabar menjalankan al haq dia akan mendapat pahala yang besar dan berlipat}.Seseorang yang bersabar pada hari itu seperti seseorang yang memegang sesuatu di atas bara api. Seseorang yang beramal pada hari itu sama pahalanya dengan 50 orang yang beramal sepertinya. Seseorang bertanya kepada Rasulullah ‘alaihisshalatu wasalam yang artinya: Ya Rasulullah pahala 50 orang dari mereka? Rasulullah ‘alaihisshalatu wasalam berkata: Pahala 50 orang dari kalian. (HR. Abu Daud: 4341)</p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; "><br /></p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; "> </p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; ">Rasulullah ‘alaihisshalatu wasalam bersabda yang artinya: Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana datangnya. [Hadits Mutawatir, lihat: Tuba lil Ghuroba Al Ghurbatu wal Ghuroba]. Rasulullah ‘alaihisshalatu wasalam ketika ditanua oleh para Shahabat, “Wahai Rasulullah, apakah (kita) termasuk mereka?” Beliau menjawab: “Justru mereka seperti kalian.” ‘Umar bi al-Khattab menjelaskan takwil surat Ali Imran: 110كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَKamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mukar dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, diantara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”Dengan menyatakan, “Siapa saja yang mengerjakan amal sebagaimana yang kalian kerjakan, maka dia pun sama kedudukannya seperti kalian..” (Lihat al-Qurthubi, juz IV, hal. 170)</p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; ">Imam al-auza’i pernah ditanya, “Kapankah zaman tersebut?” Beliau menjawab, “Kalau bukan zaman kita sekarang ini, saya tidak tahu, kapankah zaman tersebut?” [Lihat, Ibn 'Asakir, Tarikh Dimasqa, juz XXXVII, hal. 97].</p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; "><br /></p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; "> </p><p style="font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; text-align: left; margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; line-height: 1.5em; ">Kalau pada zaman al-Auza’i sudah demikian parah, padahal hukumnya syara’ masih diterapkan oleh negara dan para penguasanya, lalu bagaimana dengan zaman kita ini? yang nampak dengan jelas syari’ah Islam telah dicampakkan dari institusi negara!</p></span>Ikhsan Faridh Perdanahttp://www.blogger.com/profile/16594875160454215301noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3488092337944201450.post-17091181166583946042010-08-31T17:52:00.000-07:002010-08-31T17:56:13.996-07:00Fatwa MUI tentang Riba<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://www.koperasisyariah.com/wp-content/uploads/2010/07/riba1.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 400px;" src="http://www.koperasisyariah.com/wp-content/uploads/2010/07/riba1.jpg" border="0" alt="" /></a><br /><span class="Apple-style-span" style=" color: rgb(51, 51, 51); line-height: 16px; font-family:'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif;font-size:11px;">KEPUTUSAN FATWA<br />MAJELIS ULAMA INDONESIA<br />Nomor 1 Tahun 2004<br />Tentang<br />BUNGA (INTERSAT/FA’IDAH)<br /><br /><br /><br /><br />Majelias Ulama Indonesia,<br />MENIMBANG :<br /><br />a. bahwa umat Islam Indonesia masih mempertanyakan status hukum bunga (interst/fa’idah) yang dikenakan dalam transaksi pinjaman (al-qardh) atau utang piutang (al-dayn), baik yang dilakukan oleh lembaga keuangan,individu maupun lainnya;<br /><br />b. bahwa Ijtima’Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia pada tanggal 22 Syawal 1424 H./16 Desember 2003 telah menfatwakan tentang status hukum bunga;<br /><br />c. bahwa karena itu, Majelis Ulama Indonesia memnadang perlu menetapkan fatwa tentang bunga dimaksud untuk di jadikan pedoman.<br /><br /><br /><br />MENGINGAT :<br /><br />1. Firman Allah SWT, antara lain :<br /><br />Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya,lalu terus berhenti (darimengambil riba), maka baginya maka yang telah diambilnya dahulu (sebelum dating larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tiadak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran,dan selalu berbuat dosa. Sesungguhnya orang-orang yang beriman,mengerjakan amal shaleh,mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya.Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum di pungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.Dan jika (orang-orang berhutang itu) dalam kesukaran,mereka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu,lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan (Ali’Immran [3]: 130).<br /><br />2. Hadis-hadis Nabi s.a.w., antara lain :<br /><br />Dari Abdullah r.a., ia berkata : “Rasulullah s.a.w. melaknat orang yang memakan orang yang memakan (mengambil) dan memberikan riba.” Rawi berkata: saya bertanya:”(apakah Rasulullah melaknat juga) orang yang menuliskan dan dua orang yang menajdi saksinya?” Ia (Abdullah) menjawab : “Kami hannya menceritakan apa yang kami dengar.” (HR.Muslim).<br /><br />Dari Jabir r.a.,ia berkata : “Rasulullah s.a.w. melaknat orang yang memakan (mengambil) riba, memberikn, menuliskan, dan dua orang yang menyaksikan.” Ia berkata: “mereka berstatus hukum sama.” (HR. Muslim).<br /><br />Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah bersabda: “Akan dating kepada umat manusia suatu masa dimana mereka (terbiasa) memakan riba. Barang siapa tidak memakan (mengambilnya)-nya,ia akan terkena debunya.”(HR.al-Nasa’I).<br /><br />Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah bersabda: “Riba adalah tujuh puluh dosa; dosanya yang paling ringan adalah (sama dengan) dosa orang yang berzina dengan ibunya.” (HR. Ibn Majah).<br /><br />Dari Abdullah, dari Nabi s.a.w., beliau bersabda: “Riba mempunyai tujuh puluh tiga pintu (cara,macam).” (HR. Ibn Majah).<br /><br />Dari Abdullah bin Mas’ud: “Rasulullah s.a.w. melaknat orang yang memakan (mengambil) riba, memberikan, dua orang yang menyaksikannya.” (HR. Ibn Majah)<br /><br />Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah bersabda: “Sungguh akan datang kepada umat manusia suatu masa dimana tak ada seorang pun diantara mereka kecuali (terbias) memakan riba. Barang siapa tidak memakan (mengambil)-nya,ia akan terkena debunya.”(HR. Ibn Majah).<br /><br />3. Ijma’ ulama tentang keharaman riba dan bahwa riba adalah salah satu dosa besar (kaba’ir) (lihat antara lain: al-Nawawi, al-Majmu’Syarch al-Muhadzdzab, [t.t.: Dar al-Fikr,t.th.],juz 9,h 391)<br /><br /><br /><br />MEMPERHATIKAN :<br /><br />1. Pendapat para Ulama ahli fiqh bahwa bunga yang dikenakan dalam transaksi pinjaman (utang piutang, al-qardh wa al-iqtiradh) telah memenuhi kriteria riba yang di haramkan Allah SWT., seperti dikemukakan,antara lain,oleh :<br /><br />Al-Nawawi berkata, al-Mawardi berkata: Sahabat-sahabat kami (ulama mazhab Syafi’I) berbeda pendapat tentang pengharaman riba yang ditegaskan oleh al-Qur’an, atas dua pandangan.Pertama, pengharaman tersebut bersifat mujmal (global) yang dijelaskan oleh sunnah. Setiap hukum tentang riba yang dikemukakan oleh sunnah adalah merupakan penjelasan (bayan) terhadap kemujmalan al Qur’an, baik riba naqad maupun riba nasi’ah.<br /><br />Kedua, bahwa pengharaman riba dalam al-Qur’an sesungguhnya hanya mencakup riba nasa’yang dikenal oleh masyarakat Jahiliah dan permintaan tambahan atas harta (piutang) disebabkan penambahan masa (pelunasan). Salah seorang di antara mereka apabila jatuh tempo pembayaran piutangnya dan pihang berhutang tidak membayarnya,ia menambahkan piutangnya dan menambahkan pula masa pembayarannya. Hal seperti itu dilakukan lagi pada saat jatuh tempo berikutnya. Itulah maksud firman Allah : “… janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda… “ kemudian Sunnah menambahkan riba dalam pertukaran mata uang (naqad) terhadap bentuk riba yang terdapat dalam al-Qur’an.<br /><br />1. Ibn al-‘Araby dalam Ahkam al-Qur’an;<br /><br />2. Al-Aini dalam ‘Umdah al-Qary;<br /><br />3. Al-Sarakhsyi dalam Al-Mabsuth;<br /><br />4. Ar-Raghib al-Isfani dalam Al-Mufradat Fi Gharib al-Qur;an;<br /><br />5. Muhammad Ali al-Shabuni dalam Rawa-I’ al-Bayan;<br /><br />6. Muhammad Abu Zahrah dalam Buhuts fi al-Riba;<br /><br />7. Yusuf al-Qardhawy dalam fawa’id al-Bunuk;<br /><br />8. Wahbah al-Zuhaily dalam Al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuh;<br /><br />2. Bunga uang atas pinjaman (Qardh) yang berlaku di atas lebih buruk dari riba yang di haramkan Allah SWT dalam Al-Quran,karena dalam riba tambahan hanya dikenakan pada saat jatuh tempo. Sedangkan dalam system bunga tambhan sudah langsung dikenakan sejak terjadi transaksi.<br /><br />3. Ketetapan akan keharaman bunga Bank oleh berbagai forum Ulama Internasional, antara lain:<br /><br />1. Majma’ul Buhuts al-Islamy di Al-Azhar Mesir pada Mei 1965<br /><br />2. Majma’ al-Fiqh al-Islamy Negara-negara OKI Yang di selenggarakan di Jeddah tgl 10-16 Rabi’ul Awal 1406 H/22 28 Desember 1985.<br /><br />3. Majma’ Fiqh Rabithah al-Alam al-Islamy, keputusan 6 Sidang IX yang diselenggarakan di makkah tanggal 12-19 Rajab 1406 H.<br /><br />4. Keputusan Dar Al-Itfa, kerajaan Saudi Arabia,1979<br /><br />5. Keputusan Supreme Shariah Court Pakistan 22 Desember 1999.<br /><br />4. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tahun 2000 yang menyatakan bahwa bunga tidak sesuai dengan Syari’ah.<br /><br />5. Keputusan Sidang Lajnah Tarjih Muhammdiyah tahun 1968 di Sidoarjo yang menyarankan kepada PP Muhammadiyah untuk mengusahakan terwujudnya konsepsi system perekonomian khususnya Lembaga Perbankan yang sesuai dengan kaidah Islam.<br /><br />6. Keputusan Munas Alim Ulama dan Konbes NU tahun 1992 di Bandar Lampung yang mengamanatkan berdirinya Bank Islam dengan system tanpa Bunga.<br /><br />7. Keputusan Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia tentang Fatwa Bunga (interest/fa’idah), tanggal 22 Syawal 1424/16 Desember 2003.<br /><br />8. Keputusasn Rapat Komisi Fatwa MUI, tanggal 11 Dzulqa’idah 1424/03 Januari 2004;28 Dzulqa’idah 1424/17 Januari 2004;dan 05 Dzulhijah 1424/24 Januari 2004.<br /><br /><br />Dengan memohon ridha Allah SWT<br /><br /><br />MEMUTUSKAN<br /><br />MEMUTUSKAN : FATWA TENTANG BUNGA (INTERST/FA`IDAH):<br /><br />Pertama : Pengertian Bunga (Interest) dan Riba<br /><br />1. Bunga (Interest/fa’idah) adalah tambahan yang dikenakan dalam transaksi pinjaman uang (al-qardh) yang di per-hitungkan dari pokok pinjaman tanpa mempertimbangkan pemanfaatan/hasil pokok tersebut,berdasarkan tempo waktu,diperhitungkan secara pasti di muka,dan pada umumnya berdasarkan persentase.<br /><br />2. Riba adalah tambahan (ziyadah) tanpa imbalan yang terjadi karena penagguhan dalam pembayaran yang di perjanjikan sebelumnya, dan inilah yang disebut Riba Nasi’ah.<br /><br />Kedua : Hukum Bunga (interest)<br /><br />1. Praktek pembungaan uang saat ini telah memenuhi kriteria riba yang terjadi pada jaman Rasulullah SAW, Ya ini Riba Nasi’ah. Dengan demikian, praktek pembungaan uang ini termasuk salah satu bentuk Riba, dan Riba Haram Hukumnya.<br /><br />2. Praktek Penggunaan tersebut hukumnya adalah haram,baik di lakukan oleh Bank, Asuransi,Pasar Modal, Pegadian, Koperasi, Dan Lembaga Keuangan lainnya maupun dilakukan oleh individu.<br /><br />Ketiga : Bermu’amallah dengan lembaga keuangan konvensional<br /><br />1. Untuk wilayah yang sudah ada kantor/jaringan lembaga keuangan Syari’ah dan mudah di jangkau,tidak di bolehkan melakukan transaksi yang di dasarkan kepada perhitungan bunga.<br /><br />2. Untuk wilayah yang belum ada kantor/jaringan lembaga keuangan Syari’ah,diperbolehkan melakukan kegiatan transaksi di lembaga keuangan konvensional berdasarkan prinsip dharurat/hajat.<br /><br /><br /><br /><br />Jakarta, 05 Djulhijah 1424H<br /><br />24 Januari 2004 M<br /><br /><br /><br /><br /><br />MAJELIS ULAMA INDONESIA,<br /><br /><br />KOMISI FATWA<br /><br /><br /><br />Ketua Sekretaris<br /><br />ttd ttd<br /><br /><br />K.H. Ma’ruf Amin Drs. Hasanudin ,M.Ag.</span><div><span class="Apple-style-span" style=" color: rgb(51, 51, 51); line-height: 16px; font-family:'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif;font-size:11px;"><br /></span></div><div><span class="Apple-style-span" style=" color: rgb(51, 51, 51); line-height: 16px; font-family:'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif;font-size:11px;"><br /></span></div><div><span class="Apple-style-span" style=" color: rgb(51, 51, 51); line-height: 16px; font-family:'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif;font-size:11px;"><br /></span></div><div><span class="Apple-style-span" style=" color: rgb(51, 51, 51); line-height: 16px; font-family:'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif;font-size:11px;"><br /></span></div><div><span class="Apple-style-span" style=" color: rgb(51, 51, 51); line-height: 16px; font-family:'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Sumber : </span></span><a href="http://id-id.facebook.com/notes/stop-riba/fatwa-bunga-bank/109557492416633"><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">http://id-id.facebook.com/notes/stop-riba/fatwa-bunga-bank/109557492416633</span></a></div>Ikhsan Faridh Perdanahttp://www.blogger.com/profile/16594875160454215301noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3488092337944201450.post-2395970979466442732010-08-31T08:07:00.000-07:002010-08-31T16:32:51.099-07:00Riba, Pembunuh Ideal<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6Kaevz_2VThdAKAJSUIjT0I33Qjk2qSYaiat_xInuRNopOTVuXwbTYCl6yFVox5d-t4mb4XJxeFJ92e9vOpssCo4CQj15e59jwALG7mvaBBwPaQraXOnmIcMT9j61GSo75tcgG15kjWg7/s1600/IB.jpg"><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-decorations-in-effect: none; "><i><span style="line-height: 55px; font-family:";color:#111111;"></span></i></span></a><i><span style="line-height: 55px; font-family:";color:#111111;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://static.howstuffworks.com/gif/bank-income.gif"><span class="Apple-style-span" style="font-size:medium;">Oleh Ikhsan Faridh Perdana</span></a></span></i><br /><div><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-decorations-in-effect: none; "><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-decorations-in-effect: none; "><i><br /></i></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-decorations-in-effect: none; "><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-decorations-in-effect: none; "><i><br /></i></span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-decorations-in-effect: none; "><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-decorations-in-effect: none; "><i><br /></i></span></span></div><div><br /></div><div><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6Kaevz_2VThdAKAJSUIjT0I33Qjk2qSYaiat_xInuRNopOTVuXwbTYCl6yFVox5d-t4mb4XJxeFJ92e9vOpssCo4CQj15e59jwALG7mvaBBwPaQraXOnmIcMT9j61GSo75tcgG15kjWg7/s1600/IB.jpg"><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-decorations-in-effect: none; "><span class="Apple-style-span" style="color: rgb(0, 0, 0); -webkit-text-decorations-in-effect: none; "><i><span style="line-height: 55px; font-family:";font-size:12.0pt;color:#111111;"></span></i></span><img style="text-align: left;display: block; margin-top: 0px; margin-right: auto; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px; " src="http://static.howstuffworks.com/gif/bank-income.gif" border="0" alt="" /></span></a><br /><br /><p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span class="Apple-style-span" style="color:#111111;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 55px; "><i><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;">Gb. Konsep alur bunga bank (dari nasabah ke nasabah)</span></i></span></span></p><p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span class="Apple-style-span" style="color:#111111;"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 55px; "><i><span class="Apple-style-span" style="font-size:small;"><br /></span></i></span></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center"><span class="apple-style-span"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="line-height:115%;Times New Roman","serif"; font-family:";font-size:12.0pt;color:#111111;"><o:p> </o:p></span></i></span></p> <p style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:15.0pt;margin-left: 0cm;line-height:21.6pt;vertical-align:baseline"><span style="color:#333333;">Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda,<o:p></o:p></span></p> <p align="center" style="margin-top:0cm;margin-right:0cm;margin-bottom:15.0pt; margin-left:0cm;text-align:center;line-height:21.6pt;vertical-align:baseline"><span style="color:#333333;">يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ يَأْكُلُونَ الرِّبَا فَمَنْ لَمْ يَأْكُلْهُ أَصَابَهُ مِنْ غُبَارِهِ<o:p></o:p></span></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;line-height:21.6pt;vertical-align: baseline"><span style="color:#333333;">“<em><span style="border:none windowtext 1.0pt; mso-border-alt:none windowtext 0cm;padding:0cm">Suatu saat nanti manusia akan mengalami suatu masa yang ketika itu semua orang memakan riba. Yang tidak makan secara langsung itu akan terkena debunya</span></em>” (HR Nasai.<o:p></o:p></span></p><p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;line-height:21.6pt;vertical-align: baseline"><span style="color:#333333;">No 4455, Tetapi Hadist ini dinilai<span class="apple-converted-space"> </span><em><span style="border:none windowtext 1.0pt; mso-border-alt:none windowtext 0cm;padding:0cm">dhaif </span></em><em><span style="border:none windowtext 1.0pt;mso-border-alt:none windowtext 0cm; padding:0cm;font-style:normal;mso-bidi-font-style:italic">(Lemah)</span></em><span class="apple-converted-space"><i><span style="border:none windowtext 1.0pt; mso-border-alt:none windowtext 0cm;padding:0cm"> </span></i></span>oleh al Albani).<o:p></o:p></span></p><p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;line-height:21.6pt;vertical-align: baseline"><span style="color:#333333;"><br /></span></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;line-height:21.6pt;vertical-align: baseline"><span style="color:#333333;"><o:p> </o:p></span></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;line-height:21.6pt;vertical-align: baseline"><span style="color:#333333;">Tetapi coba kita tengok hadist di bawah ini :<o:p></o:p></span></p><p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;line-height:21.6pt;vertical-align: baseline"><span style="color:#333333;"><br /></span></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;line-height:21.6pt;vertical-align: baseline"><span style="color:#333333;"><o:p> </o:p></span></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;line-height:21.6pt;vertical-align: baseline"><span class="apple-style-span"><span style="color:black;">“Allah melaknat yang memakan (hasil) riba, yang memberi riba, penulisnya, dan dua saksinya jika mereka mengetahuinya.” (Hadits ini diriwayatlan dari berbagai jalan, di antaranya riwayat Muslim dari Jabir, Ath-Thabarani dari Abdullah bin Mas’ud; Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah dari hadits Abdullah bin Mas’ud.</span></span><span style="color:#333333;"><o:p></o:p></span></p><p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;line-height:21.6pt;vertical-align: baseline"><span class="apple-style-span"><span style="color:black;"><br /></span></span></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;line-height:21.6pt;vertical-align: baseline"><span style="color:#333333;">Dan Q.S. An-Nisaa 160-161 :<o:p></o:p></span></p><br /><p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">160) <span class="apple-style-span"><span style="line-height:115%;Arial","sans-serif";font-family:";font-size:9.0pt;color:#666666;"><span style="mso-spacerun:yes"> </span><span class="Apple-style-span" style="font-family:'times new roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size:large;">Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami haramkan atas (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah.</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family:'times new roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size:large;"><o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family:'times new roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size:large;">161) </span></span><span class="apple-style-span"><span style="line-height: 115%; color: rgb(102, 102, 102); "><span class="Apple-style-span" style="font-family:'times new roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size:large;"> Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.</span></span></span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span class="apple-style-span"><span style=" line-height:115%;Arial","sans-serif";font-family:";font-size:9.0pt;color:#666666;"><o:p> </o:p></span></span></p><p class="MsoNormal"><span class="apple-style-span"><span style=" line-height:115%;Arial","sans-serif";font-family:";font-size:9.0pt;color:#666666;"><o:p><br /></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="line-height:115%;Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;">Dan juga merujuk pada Q.S. Al-Baqarah 275-276, bisa dilihat </span><a href="http://www.alquran-indonesia.com/index.php?option=com_quran&Itemid=70&task=detail&surano=2&limitstart=260"><span style="line-height:115%;Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;">di sini</span></a><span style="line-height:115%;Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;">. Dan dari Q.S. Al-Baqarah 275-276 Riba itu ada dua, yaitu Riba Nasiah dan Riba Fadhl. Tapi kali ini kita akan membahas tentang Riba Nasiah, yaitu Riba dengan melakukan penambahan. Untuk Riba Fadhl akan kita bahas di lain waktu.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="line-height:115%;Times New Roman","serif"font-family:";font-size:14.0pt;">Apa Itu Riba ?<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:34.0pt;line-height:normal;tab-stops:35.45pt"><strong><span style="font-size:12.0pt;color:#111111;">Riba</span></strong><span class="apple-converted-space"><span style="Times New Roman","serif"; font-family:";font-size:12.0pt;color:#111111;"> </span></span><span class="apple-style-span"><span style="Times New Roman","serif";font-family:";font-size:12.0pt;color:#111111;">berarti menetapkan bunga/melebihkan jumlah pinjaman saat pengembalian berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok, yang dibebankan kepada peminjam.</span></span><span class="apple-converted-space"><span style="Times New Roman","serif";font-family:";font-size:12.0pt;color:#111111;"> </span></span><strong><span style="font-size:12.0pt;color:#111111;">Riba</span></strong><span class="apple-converted-space"><span style="Times New Roman","serif"; font-family:";font-size:12.0pt;color:#111111;"> </span></span><span class="apple-style-span"><span style="Times New Roman","serif";font-family:";font-size:12.0pt;color:#111111;">secara bahasa bermakna: ziyadah (tambahan). Dalam pengertian lain, secara linguistik riba juga berarti tumbuh dan membesar . Sedangkan menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil. Ada beberapa pendapat dalam menjelaskan riba, namun secara umum terdapat benang merah yang menegaskan bahwa riba adalah pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual-beli maupun pinjam-meminjam secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal"><span class="apple-style-span"><b style="mso-bidi-font-weight: normal"><span style="Times New Roman","serif"; font-family:";font-size:14.0pt;color:#111111;">Bagaimana dengan Bunga Bank ?<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:34.0pt;line-height:normal;tab-stops:35.45pt"><span class="apple-style-span"><span style="Times New Roman","serif"; font-family:";font-size:12.0pt;color:#111111;">Bunga dalam bahasa inggrisnya disebut sebagai <i style="mso-bidi-font-style:normal">interest</i>. Dalam kamus oxford, arti kata <i style="mso-bidi-font-style:normal">interest </i>lebih mendalam adalah </span></span><span class="apple-style-span"><i style="mso-bidi-font-style:normal"><span style="Georgia","serif";font-family:";font-size:9.0pt;color:#333333;">money paid regularly at a particular rate for the use of money lent, or for delaying the repayment of a debt</span></i></span><i style="mso-bidi-font-style:normal"></i><span class="apple-style-span"><span style="Times New Roman","serif";font-family:";font-size:12.0pt;color:#111111;">. Jadi dengan jelas bahwa bunga adalah <span style="mso-spacerun:yes"> </span>sejumlah uang yang dibayarkan atas sejumlah uang yang dipinjam atau untuk penundaan pembayaran tagihan. Bunga itu biasanya ditetapkan dalam presentase dari uang yang dipinjam. Jika merujuk pada pengertian Riba adalah tambahan dari harta pokok (dalam konteks ini adalah uang pinjaman) maka bunga sejatinya adalah juga tambahan dari harta pokok tersebut yang berupa uang pinjaman. Dan tambahan uang dari harta pokok (uang pinjaman) tersebut dalam jumlah besar maupun kecil pada dasarnya adalah telah dilarang sebagaimana Allah SWT berfirman : “<i style="mso-bidi-font-style:normal">...dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” </i>(Q.S. Al-Baqarh : 275)<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal;tab-stops:35.45pt"><span class="apple-style-span"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="Times New Roman","serif";font-family:";font-size:14.0pt;color:#111111;">Konsep Islam (Ekonomi Syariah)<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal;tab-stops:35.45pt"><span class="apple-style-span"><span style="Times New Roman","serif";font-family:";font-size:12.0pt;color:#111111;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Islam mengenal yang namanya <i style="mso-bidi-font-style:normal">Economic Value of Time </i>bukan <i style="mso-bidi-font-style:normal">Time Value of Money</i> sebagaimana teori <i style="mso-bidi-font-style:normal">Time Value of Money</i> (Nilai Uang atas dasar Waktu) adalah tidak dibenarkan. Karena dengan teori tersebut cenderung untuk membuat orang-orang bermalas-malasan dan menjadi tidak produktif. <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal;tab-stops:35.45pt"><span class="apple-style-span"><span style="Times New Roman","serif";font-family:";font-size:12.0pt;color:#111111;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Menurut Dr. Muhammad, M.Ag dalam bukunya “Manajemen Bank Syari’ah”, Konsep <i style="mso-bidi-font-style:normal">Time Vale of Money </i><span style="mso-spacerun:yes"> </span>pada dasarnya merupakan intevensi konsep biologi ke dalam bidang ekonomi. Konsep <i style="mso-bidi-font-style:normal">Time Value of Money </i>muncul karena adanya anggapan uang disamakan dengan yang hidup (sel hidup). Sel hidup dengan proses pembelahan dirinya dalam berkembang biak maka untuk satuan waktu tertentu dapat menjadi lebih besar dan berkembang. Pertumbuhan sel dalam ilmu biologi diformulasikan dengan rumus <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal;tab-stops:35.45pt"><span class="apple-style-span"><span style="Times New Roman","serif";font-family:";font-size:12.0pt;color:#111111;">Pb = Po (1 + g )<sup>r19</sup> <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal;tab-stops:35.45pt"><span class="apple-style-span"><span style="Times New Roman","serif";font-family:";font-size:12.0pt;color:#111111;">Keterangan :<span style="mso-spacerun:yes"> </span><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal;tab-stops:21.3pt"><span class="apple-style-span"><span style="Times New Roman","serif";font-family:";font-size:12.0pt;color:#111111;">Pb <span style="mso-tab-count:1"> </span>= pertumbuhan sel<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal;tab-stops:21.3pt"><span class="apple-style-span"><span style="Times New Roman","serif";font-family:";font-size:12.0pt;color:#111111;">Po <span style="mso-tab-count:1"> </span>= sel pada awalnya<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal;tab-stops:21.3pt"><span class="apple-style-span"><span style="Times New Roman","serif";font-family:";font-size:12.0pt;color:#111111;">g <span style="mso-tab-count:1"> </span>= pertumbuhan (growth)<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; line-height:normal;tab-stops:21.3pt"><span class="apple-style-span"><span style="Times New Roman","serif";font-family:";font-size:12.0pt;color:#111111;">t <span style="mso-tab-count:1"> </span>= waktu<span style="mso-tab-count:1"> </span><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span class="apple-style-span"><span style=" line-height:115%;Times New Roman","serif";font-family:";font-size:12.0pt;color:#111111;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Kemudian formula ini diadopsi ke dalam ilmu keuangan konvensional. Akibatnya, anggapan uang sebagai sesuatu yang hidup terjadi. Dan terciptalah formula sebagai berikut : <o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span class="apple-style-span"><span style=" line-height:115%;Times New Roman","serif";font-family:";font-size:12.0pt;color:#111111;"><o:p> </o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span class="apple-style-span"><span style=" line-height:115%;Times New Roman","serif";font-family:";font-size:12.0pt;color:#111111;">FV = PV (1 + i )<sup>n20<span style="mso-spacerun:yes"> </span><o:p></o:p></sup></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span class="apple-style-span"><span style=" line-height:115%;Times New Roman","serif";font-family:";font-size:12.0pt;color:#111111;">Keterangan :<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="tab-stops:21.3pt"><span class="apple-style-span"><span style="line-height:115%;Times New Roman","serif"; font-family:";font-size:12.0pt;color:#111111;">FV <span style="mso-tab-count:1"> </span>= future value ( nilai uang pada masa yang akan datang )<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="tab-stops:21.3pt"><span class="apple-style-span"><span style="line-height:115%;Times New Roman","serif"; font-family:";font-size:12.0pt;color:#111111;">PV <span style="mso-tab-count:1"> </span>= present value ( nilai uang sekarang )<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="tab-stops:21.3pt"><span class="apple-style-span"><span style="line-height:115%;Times New Roman","serif"; font-family:";font-size:12.0pt;color:#111111;">i<span style="mso-tab-count:1"> </span>= interest ( tingkat suku bunga )<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="tab-stops:21.3pt"><span class="apple-style-span"><span style="line-height:115%;Times New Roman","serif"; font-family:";font-size:12.0pt;color:#111111;">N <span style="mso-tab-count:1"> </span>= waktu<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph"><span style="line-height:115%;Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Sungguh aneh pemikiran para ekonom-ekonom konvensional bahwa uang diangap sebagai sesuatu yang hidup. Jika mereka saja sudah tidak mampu membedakan antara benda yang hidup dengan benda yang mati maka sesungguhnya mereka tidak mampu untuk membedakan antara yang <i style="mso-bidi-font-style:normal">haq </i>dengan yang <i style="mso-bidi-font-style: normal">bathil. </i>Dan antara yang haram dengan yang halal sudah tidak ada bedanya lagi di mata mereka (orang-orang kafir). Apakah kita akan mengikuti jalan-jalan mereka (orang-orang kafir) ? sedangkan mereka saja sudah buta matanya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:35.45pt"><span style="line-height:115%;Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Merujuk pada konsep islam tantang teori <i style="mso-bidi-font-style:normal">Economic Value of Time </i>adalah cenderung untuk mendorong orang bersikap produktif. Tidak itu saja tetapi untuk bersikap efisien dan efektif dalam setiap proses produksinya. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-Israa’ ayat 26-30. Maka dalam teori ini dikedepankan yang namanya <i style="mso-bidi-font-style:normal">profit sharing </i>atau bagi hasil. Karena dalam setipa proses produksinya, manusia tentulah tidak akan selalu yang namanya mengalami keuntungan tetapi kadang kala ada kerugian. Tentu kerugian ini bagian dari ujian Allah terhadap hambaNya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="line-height: 115%;Times New Roman","serif"font-family:";font-size:14.0pt;">Bagaimana Riba Membunuh ?<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:36.0pt"><span style="line-height:115%;Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;">Dalam suatu kasus seorang pemilik warung meminjam modal kepada Bank Konvensional sebesar Rp 20.000.000 dengan jangka waktu 2 tahun untuk membeli beberapa peralatan serta merenovasi warungnya. Kemudian rata-rata suku bunga bank-bank konvensional sekarang ini sekitar 14% (bunga per tahun). Maka perhitungannya :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:18.0pt;text-align:justify;text-justify: inter-ideograph"><span style="line-height:115%;Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;">1a) Rp 20.000.000 x 14% =<span style="mso-spacerun:yes"> </span>Rp 2.800.000 (bunga dalam setahun)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left:18.0pt;text-align:justify;text-justify: inter-ideograph"><span style="line-height:115%;Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;">1b) Rp 2.800.000 / 12 bulan = Rp 233.333 (bunga dalam sebulan)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; text-indent:-18.0pt;mso-list:l0 level1 lfo1"><span style="line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-Times New Roman"font-family:";font-size:12.0pt;"><span style="mso-list:Ignore"> 2 )<span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><span style="line-height:115%;Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;">Rp 20.000.000 / 24 bulan = Rp 833.333 (angsuran modal pokok per bulan)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:99.25pt"><span style="line-height:115%;Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;">Angsuran per bulan <span style="mso-tab-count:1"> </span>: Modal Pokok + Bunga per bulan<span style="mso-spacerun:yes"> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:99.25pt"><span style="line-height:115%;Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;">Rp 833.333 + Rp 233.333 = Rp 1.066.666 >> pembulatan <span style="mso-spacerun:yes"> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:99.25pt"><span style="line-height:115%;Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;">>> Rp 1.067.000 (dana yang harus terkumpul minimal dalam sebulan)<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:99.25pt"><span style="line-height:115%;Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;">Dalam jangka waktu 2 tahun : Rp 1.067.000 x 24 bulan = Rp 25.608.000 <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:99.25pt"><span style="line-height:115%;Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;">Ingat prinsip “usaha kadang rugi kadang untung” <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:35.45pt 99.25pt"><span style="line-height:115%; Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Bagaimana jika terjadi bencana dengan warung itu yang menyebabkan warung itu harus tutup dalam beberapa waktu. Bisa 3 bulan, 6 bulan, atau bahkan 1 tahun. Bagaimana jika pemasukan bersih warung itu selama sebulan hanya Rp 1.000.000 ? maka pada dasarnya bank-bank konvensional tidak akan mau tahu. Dan hanya tahu bahwa warung itu harus membayar sebesar Rp 1.067.000 sebulan. Maka bisa jadi pemilik warung itu (jika ia tidak beriman) akan menggunakan segala cara untuk meraup keuntungan. Biasanya di indonesia kebanyakan dengan menggunakan klenik semisal penglaris. Karena pada umumnya hal-hal klenik tersebut banyak digunakan di Indonesia ini khususnya pulau Jawa. Maka orang itu sudah terjebak dalam dua hal dosa. Pertama, dosa memberi Riba dan yang kedua adalah dosa syirik, menyekutukan Allah. Dan masih banyak lagi penyakit-penyakit akibat Riba. Tentu Riba secara makna yang berarti tambahan maka secara nyata tidak hanya menambah sejumlah uang tetapi juga menambah dosa-dosa kita dan akhirnya terjebak pada jurang kehancuran serta menemani <i style="mso-bidi-font-style:normal">syaitan </i>di neraka.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:35.45pt 99.25pt"><b style="mso-bidi-font-weight:normal"><span style="line-height:115%;Times New Roman","serif"font-family:";font-size:14.0pt;">Bagi Hasil adalah Solusi Bersama<o:p></o:p></span></b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:35.45pt 99.25pt"><span style="line-height:115%; Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Untuk itu islam mengedapankan yang namanya <i style="mso-bidi-font-style:normal">profit sharing </i>atau bagi hasil. Bagi hasil prinsipnya pembagian keuntungan / laba atas hasil usaha yang jumlah sudah ditetapkan di awal dalam sebuah akad antara <i style="mso-bidi-font-style:normal">shohibul mal </i>(Pemilik Dana: Bank) dengan<i style="mso-bidi-font-style:normal"> mudharib</i> (Pengelola Dana: Peminjam). Tentu dengan sistem bagi hasil kita tidak akan teras terkejar / tertekan sesuatu yang membebani. Kita bisa dengan santai mengerjakan hal-hal duniawi (berdagang tadi) dan hal-hal akhirat (beribadah kepada Allah). <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:35.45pt 99.25pt"><span style="line-height:115%; Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Jika ekonom-ekonom islam seperti Ibnu Taimiyyah, Ibn Khaldun, Umar Chapra yang menganggap bahwa ekonomi islam itu adalah sebuah ilmu maka lain halnya dengan Baqir Ash-Shadr dalam bukunya <i style="mso-bidi-font-style:normal">Our Economy</i> atau Iqtishaduna menjelaskan bahwa Ekonomi Islam itu adalah bukan sebuah Ilmu melainkan adalah sebuah Doktrina sebagaimana yang dijelaskan dalam Qur’an yang hukum-hukumnya wajib dipatuhi oleh semua umat muslim. Jadi umat muslim yang tidak mengamalkan ekonomi islam (ekonomi syari’ah) sama saja dengan orang-orang yang melalaikan perintah atau ajaran-Nya. Apakah kita termasuk orang-orang yang lalai ? ayo kita segera beralih kepada Bank Syari’ah dan mendalami ilmunya agar tahu sebab musababnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:35.45pt 99.25pt"><span style="line-height:115%; Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;"><span style="mso-tab-count:1"> </span>Masih miris memang perkembangan ekonomi islam di indonesia ini khususnya perbankan syariah. Indonesia yang tergolong sebagai masyarakat yang mayoritas beragama islam tidak menjamin perkembangan bank syariah maju pesat dan tidak dapat meraup <i style="mso-bidi-font-style:normal">market share </i>yang luas. Total <i>market share </i>perbankan syariah sendiri tidak lebih dari 5% dari total <i>market share </i>perbankan yang ada di Indonesia. Ini menandakan bahwa bank konvensional masih mendominasi di Indonesia di banding perbankan syariah. Hal ini bisa jadi diakibatkan kurang pahamnya mereka-mereka yang beragama islam tentang konsep-konsep keislaman terutma ekonomi islam. Dan ini bisa juga disebabkan kurangnya marketing dari perbankan syariah ataupun teknologi dibanding bank-bank konvensional. Semoga Allah membukakan pintu hati-Nya dan memberikan mereka-mereka petunjuk-Mu. Amin... <o:p></o:p></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:35.45pt 99.25pt"><span class="Apple-style-span" style="line-height: 55px; font-size:-webkit-xxx-large;"><br /></span></p><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-size:-webkit-xxx-large;"> </span><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-kyullE7wmYziJa1YW_cOaGHD60D38X3lLX5UGivFmO7f6uRn1JBxafmaZcUlKAU1-X63QQkgKv8BMXhzieVWmYzjSkWTwHt1Xv-pJsg38jvQCZGFgfhsz0Z3vnh05PUlLpvTRUO92WTa/s200/Bussinessman.jpg" /><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6Kaevz_2VThdAKAJSUIjT0I33Qjk2qSYaiat_xInuRNopOTVuXwbTYCl6yFVox5d-t4mb4XJxeFJ92e9vOpssCo4CQj15e59jwALG7mvaBBwPaQraXOnmIcMT9j61GSo75tcgG15kjWg7/s200/IB.jpg" /></div> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:35.45pt 99.25pt"><span style="line-height:115%; Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" align="center" style="text-align:center;tab-stops:35.45pt 99.25pt"><span style="line-height:115%;Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:35.45pt 99.25pt"><span style="line-height:115%; Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:35.45pt 99.25pt"><span style="line-height:115%; Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:35.45pt 99.25pt"><span style="line-height:115%; Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:35.45pt 99.25pt"><span style="line-height:115%; Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:35.45pt 99.25pt"><span style="line-height:115%; Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:35.45pt 99.25pt"><span style="line-height:115%; Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:35.45pt 99.25pt"><span style="line-height:115%; Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:35.45pt 99.25pt"><span style="line-height:115%; Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:35.45pt 99.25pt"><span style="line-height:115%; Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:35.45pt 99.25pt"><span style="line-height:115%; Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:35.45pt 99.25pt"><span style="line-height:115%; Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:35.45pt 99.25pt"><span style="line-height:115%; Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:35.45pt 99.25pt"><span style="line-height:115%; Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:35.45pt 99.25pt"><span style="line-height:115%; Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:35.45pt 99.25pt"><span style="line-height:115%; Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:35.45pt 99.25pt"><span style="line-height:115%; Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:35.45pt 99.25pt"><span style="line-height:115%; Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:35.45pt 99.25pt"><span style="line-height:115%; Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:35.45pt 99.25pt"><span style="line-height:115%; Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:35.45pt 99.25pt"><span style="line-height:115%; Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:35.45pt 99.25pt"><span style="line-height:115%; Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoListParagraph" style="text-align:justify;text-justify:inter-ideograph; tab-stops:35.45pt 99.25pt"><span style="line-height:115%; Times New Roman","serif"font-family:";font-size:12.0pt;"><o:p> </o:p></span></p></div>Ikhsan Faridh Perdanahttp://www.blogger.com/profile/16594875160454215301noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3488092337944201450.post-43515585186564850992010-03-27T19:52:00.000-07:002010-03-27T20:00:47.102-07:00Antara Kebutuhan dan Keinginan<div style="text-align: left; color: rgb(255, 0, 0);"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Bismillahirrhmanirrahim…</span><br /></div><br />Assalamu’alaikum sobat ilalang pagi…<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://farm3.static.flickr.com/2076/2487174622_6dbb0a1d69.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 280px; height: 373px;" src="http://farm3.static.flickr.com/2076/2487174622_6dbb0a1d69.jpg" alt="" border="0" /></a>Kali ini kita coba akan membahas tentang <span style="font-weight: bold;">need vs want</span>. Tapi sebelumnya kita coba membahas apa itu marketing ? Marketing atau pemasaran adalah suatu kegiatan yang memiliki fungsi untuk menjual suatu produk atau menawarkan suatu produk kepada orang yang membutuhkan atau konsumen. Di dalam pengertian ini, saya tekankan kepada kata membutuhkan. Need adalah sesuatu hal yang menjadi kebutuhan kita. Want adalah sesuatu hal yang menjadi keinginan kita, biasanya berlandaskan pada hawa nafsu semata.<br /><br />Karena cenderung orang yang membeli suatu produk adalah bukan orang yang membutuhkan melainkan hanya sebatas keinginan semata. Nah, sifat ini mayoritas dimiliki kaum hawa walaupun tak menampik ada juga kaum adam yang memiliki sifat ini, yaitu sifat dimana membeli suatu produk bukan berdasar kepada kebutuhan melainkan hanya berdasar pada keinginan. Sifat itu dipengaruhi oleh lifestyle yang berlebihan dan hawa nafsu. Sifat-sifat seperti inilah yang kebayakan dibidik oleh orang-orang marketing (Marketer) atau pemasar yang nakal untuk sekedar mempromosikan produk hingga menjual produk. Boleh dibilang, marketer yang sukses ialah marketer yang mampu membuat keinginan sesorang menjadi kebutuhan orang tersebut.<br /><br />Sebut saja sekarang dengan fenomena merebaknya BB (BlackBerry). Sekarang kita dapat melihat bahwa anak-anak sd, smp, sma, membawa BB kemana-mana. Mungkin di kota-kota besar, jika ada temannya yang tidak memakai BB dibilang ‘gak gaul lu’ padahal jika kita melihat ke dalam fitur BB yang berikan, adalah fitur-fitur untuk sekelas eksekutif, pengusaha, pebisnis, atau orang-orang yang sibuk yang memiliki jadwal padat, bisa juga sekelas artis. BB tersebut bisa mereka gunakan untuk mengecek dan mengirim e-mail, mencari informasi terbaru berkaitan dengan bisnis. Tapi apakah sekelas anak sd, smp, atau sma membutuhkannya ? bisa jadi mereka butuh, karena mereka perlu untuk selalu update status di Facebook tau sekedar chat. <span style="font-weight: bold;">BB + FB + Chat = Good Idea to Attracted People to Buy and Based on Their Want.</span> Tapi jika melihat anak-anak yang selayaknya belum membutuhkan sehingga waktu belajar terbengkalai smentara kerjaannya hanya update status dan chatting saja. So, Berapa Banyak waktu yang terbuang ? Hanya anda yang tahu.<br /><br />Itu hanyalah salah satu contoh sebagian dimana marketing membawa kita berdasar kepada keinginan bukan berdasar kepada kebutuhan. Apakah anda pernah berbelanja dengan mendasarkan kepada keinginan anda ? jangan diulangi..! sekedar tips dari saya untuk mengamankan uang kita agar tidak keluar untuk hal-hal yang tidak berguna dan bisa kita sumbangkan untuk orang yang memerlukan :<br /><br /><span style="font-weight: bold;">1. Pertama</span>, buatlah rincian daftar yang anda butuhkan. Kelompokkan berdasar kepentingan. Beri skala 1-3.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">2. Kedua</span>, Pastikan lagi bahwa rincian yang anda buat benar-benar kebutuhan anda bukan keiginan anda semata.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">3. Ketiga</span>, Pastikan anda tahu mana kebutuhan mana keinginan. Contoh : Kebutuhan anda adalah makan. Sedangkan Keinginan anda adalah makan makanan apa atau mau makan di mana ? Bagi kebutuhan tubuh anda adalah makan makanan yang sehat dan bergizi dan tidak harus mahal. Mungkin bisa sekedar makan sayur-sayuran dengan lauk tempe tahu ditambah buah-buahan. Kalau anda menuruti keinginan, maka anda bisa jagi makan di restoran yang mahal, bagus, atau terkenal. Padahal tubuh anda tidak perlu yang seperti itu.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">4. Keempat</span>, Jika ingin berbelanja, sesuaikan daftar rincian yang telah anda buat dengan budget anda. Jika anda belum membuat budgeting dalam keuangan anda, segera buat budgeting..! karena itu sangat penting. Misalnya, Anda harus pilah-pilah mana uang untuk makan, transport, listrik, tabungan, belanja kebutuhan<br /><br /><span style="font-weight: bold;">5. Kelima</span>, Jangan lupa untuk menabung ! sebaiknya anda menabung di awal bulan jangan di akhir bulan. Begitu anda dapat uang, sisihkan sebagian untuk ditabung. Jika di akhir bulan, maka anda tidak akan sempat menabung karena tidak tau uangnya habis kemana.<br /><br />Itulah sekedar pengetahuan yang dapat saya bagi agar kita tidak bersikap seperti sikap syetan, yaitu boros dan kita dapat memaksimalkan harta kita untuk orang yang tidak mampu. Sekali lagi, marketer yang sukses ialah marketer yang mampu membuat keinginan sesorang menjadi kebutuhan orang tersebut. Konsumen yang sukses adalah konsumen yang dapat memilah mana kebutuhan dia dan mana keinginan dia. Dan kita harus terus waspada terhadap marketer yang paling sukses di dunia, yaitu Syetan.<br /><br />Wassalamu’alaikum…Ikhsan Faridh Perdanahttp://www.blogger.com/profile/16594875160454215301noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3488092337944201450.post-91195783410481494502010-03-27T19:46:00.000-07:002010-03-27T19:49:39.323-07:00Adab-Adab Dalam Berdebat<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://fit.uii.ac.id/images/stories/debat.bahasa.inggris.industrial.debating.competition.fti.uii.gif"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 280px; height: 175px;" src="http://fit.uii.ac.id/images/stories/debat.bahasa.inggris.industrial.debating.competition.fti.uii.gif" alt="" border="0" /></a><br />Ahlus Sunnah wal Jama’ah Melarang Perdebatan dan Permusuhan Dalam Agama.<br />Karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam telah melarang dari hal tersebut. Dalam Ash-Shohihain dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda :<br /><br />اِقْرَأُوْا الْقُرْآنَ مَا ائْتَلَفَتْ عَلَيْهِ قُلُوْبُكُمْ فَإِذَا اخْتَلَفْتُمْ فَقُوْمُوْا عَنْهُ<br /><br />“Bacalah Al-Qur`an selama hati-hati kalian masih bersatu, maka jika kalian sudah berselisih maka berdirilah darinya”.<br />Dan dalam Al-Musnad dan Sunan Ibnu Majah –dan asalnya dalam Shohih Muslim- dari ‘Abdullah bin ‘Amr :<br /><br />أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ وَهُمْ يَخْتَصِمُوْنَ فِي الْقَدْرِ فَكَأَنَّمَا يَفْقَأُ فِي وَجْهِهِ حُبُّ الرُّمَّانِ مِنَ الْغَضَبِ، فَقَالَ : بِهَذَا أُمِرْتُمْ ؟! أَوْ لِهَذَا خُلِقْتُمْ ؟ تَضْرِبُوْنَ الْقُرْآنَ بَعْضَهُ بِبَعْضٍ!! بِهَذَا هَلَكَتِ الْأُمَمُ قَبْلَكُمْ<br /><br />“Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah keluar sedangkan mereka (sebagian shahabat-pent.) sedang berselisih tentang taqdir, maka memerahlah wajah beliau bagaikan merahnya buah rumman karena marah, maka beliau bersabda : “Apakah dengan ini kalian diperintah?! Atau untuk inikah kalian diciptakan?! Kalian membenturkan sebagian Al-Qur’an dengan sebagiannya!! Karena inilah umat-umat sebelum kalian binasa”.<br />Bahkan telah datang hadits (yang menyatakan) bahwa perdebatan adalah termasuk dari siksaan Allah kepada sebuah ummat. Dalam Sunan At-Tirmidzy dan Ibnu Majah dari hadits Abu Umamah radhiallahu ‘anhu, beliau berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :<br /><br />مَا ضَلَّ قَوْمٌ بَعْدَ هُدًى كَانُوْا عَلَيْهِ إِلاَّ أُوْتُوْا الْجَدَلَ، ثُمَّ قَرَأَ : مَا ضَرَبُوْهُ لَكَ إِلاَّ جَدَلاً<br /><br />“Tidaklah sebuah kaum menjadi sesat setelah mereka dulunya berada di atas hidayah kecuali yang suka berdebat, kemudian beliau membaca (ayat) “Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja””.<br />Imam Ahmad rahimahullah berkata : “Pokok-pokok sunnah di sisi kami adalah berpegang teguh dengan apa yang para shahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berada di atasnya dan mencontoh mereka. Meninggalkan semua bid’ah dan semua bid’ah adalah sesat. Meninggalkan permusuhan dan (meninggalkan) duduk bersama orang-orang yang memiliki hawa nafsu. Dan meninggalkan perselisihan, perdebatan dan permusuhan dalam agama”.<br /><br />Perdebatan Yang Tercela:<br />Yaitu semua perdebatan dengan kebatilan, atau berdebat tentang kebenaran setelah jelasnya, atau perdebatan dalam perkara yang tidak diketahui oleh orang-orang yang berdebat, atau perdebatan dalam mutasyabih (1) dari Al-Qur’an atau perdebatan tanpa niat yang baik dan yang semisalnya.<br /><br />Perdebatan Yang Terpuji:<br />Adapun jika perdebatan itu untuk menampakkan kebenaran dan menjelaskannya, yang dilakukan oleh seorang ‘alim dengan niat yang baik dan konsisten dengan adab-adab (syar’iy) maka perdebatan seperti inilah yang dipuji. Allah Ta’ala berfirman :<br /><br />ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ<br /><br />“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik”. (QS. An-Nahl : 125)<br />Dan Allah Ta’ala berfirman :<br /><br />وَلَا تُجَادِلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ<br /><br />“Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik”. (QS. Al-‘Ankabut : 46)<br />Dan Allah Ta’ala berfirman :<br /><br />قَالُوا يَانُوحُ قَدْ جَادَلْتَنَا فَأَكْثَرْتَ جِدَالَنَا فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ<br /><br />“Mereka berkata: “Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar”. (QS. Hud : 32)<br /><br />Contoh-Contoh Perdebatan Syar’i:<br />Allah Ta’ala mengkhabarkan tentang perdebatan Ibrahim ‘alaihis shalatu wassalam melawan kaumnya dan (juga) Musa ‘alaihis shalatu wassalam melawan Fir’aun.<br />Dan dalam As-Sunnah disebutkan tentang perdebatan antara Adam dan Musa ‘alaihimas shalatu wassalam. Dan telah dinukil dari salafus shaleh banyak perdebatan yang semuanya termasuk perdebatan yang terpuji yang terpenuhi di dalamnya (syarat-syarat berikut) :<br />1. Ilmu (tentang masalah yang diperdebatkan-pent.).<br />2. Niat (yang baik-pent.).<br />3. Mutaba’ah.<br />4. Adab dalam perdebatan.<br /><br /><br /><a href="http://al-atsariyyah.com/?p=353">Sumber</a>Ikhsan Faridh Perdanahttp://www.blogger.com/profile/16594875160454215301noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3488092337944201450.post-52319575259569605982010-03-18T15:18:00.001-07:002010-03-18T15:20:29.060-07:00Yuk Cantik Dengan Berjilbab<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td style="font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; font-size-adjust: inherit; font-stretch: inherit;font-family:inherit;font-size:inherit;" valign="top"><span style="font-style: italic; color: rgb(204, 51, 204);">Kiriman dari : Eva Kartika S. (sari.evakartika@yahoo.co.id)</span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://sweetiealessa.files.wordpress.com/2008/11/jilbab22.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 250px; height: 342px;" src="http://sweetiealessa.files.wordpress.com/2008/11/jilbab22.jpg" alt="" border="0" /></a>Girl's, nggak salah kalo makhluk (berjenis kelamin) cewek tuh paling senang yang namanya dandan. Yup, dandan udah menjadi hobi yang nggak bisa dihilangkan dari dunia pecinta fashion ini. Hobi ini memang tidak bisa diejek, dihina ataupun dicela, karena ia merupakan bagian penting dari unsur kewanitaan.<br /><br />Sobat, pada dasarnya pada diri wanita itu selalu ada kecenderungan atau keinginan yang mendorong agar ia tampil menarik di depan publik. Coz, dengan begitu ia akan merasa senang ketika penampilannya dipuji oleh orang lain. Siapa yang nggak senang kalo kita tuh dibilang cantik pake baju yang maching sama rok ataupun acesoris lainnya (hm....serasa melayang gitu deh!).<br /><br />Namun, hati-hati guys ama hobi yang satu ini (waspadalah…! waspadalah…! Kata Bang Napi). Hobi ini bisa mengantarkan kamu kepada sikap untuk ngikutin setiap tren terbaru. Makanya udah nggak asing lagi kalo ada seorang muslimah yang nggak mau pake kerudung apalagi jilbab. Alasan klise yang sering diungkapkan antara lain gerah, malu karena kalo pake jilbab dibilang kayak ibu-ibu atau nenek-nenek (itu mah matanya aja yang perlu diperiksa, he..he..), sok alim, nggak gaul dan nggak ngikutin tren. So, nggak heran kalo banyak remaja putri kita yang kepincut pengen baju funkee yang ngeliatin perut, mahal harganya dan dipajang di mall daripada ngeliat kerudung si bapak yang sering jualan di pasar "kaget" yang harganya cuma sepuluh ribuan.<br /><br />Dari fakta itu, dapat kita cermati bahwa nggak semua kaum muslimah memiliki pandangan yang jelas mengenai pakaian muslimah. Di samping itu, mereka juga nggak tau dan mengerti tentang perbedaan jilbab dan kerudung. Karena masih banyak dari mereka yang mengenakan kerudung hanya menutupi rambutnya saja, sedangkan leher dan sebagian lengannya tetap keliatan. Selain itu, ada juga yang berkerudung tetapi tetap memakai busana yang ketat, seperti T-shirt ketat berlengan pendek disambung ama manset panjang trus dipadu ama jins ketat pula. Sehingga lekuk-lekuk tubuhnya tetap aja nampak. Mode yang seperti ini sering banget ditiru ama kaum muslimah kita.<br /><br />Jilbab dan kerudung beda lho!<br />Menutup aurat dan pakaian Muslimah ketika keluar rumah merupakan dua pembahasan yang terpisah, karena Allah Swt. dan RasulNya telah memisahkannya.<br /><br />Menutup aurat merupakan kewajiban bagi seluruh kaum Muslim, baik laki-laki dan perempuan. Untuk kaum muslimah Allah Swt. telah mengatur hal ini dalam al-Qur'an surat an-Nur ayat 31: "katakanlah kepada wanita yang beriman, "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kehormatannya; janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa tampak padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya."<br /><br />Kemudian diperkuat oleh hadist dari penuturan 'Aisyah r.a. yang menyatakan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda: "Wahai Asma', sesungguhnya seorang wanita, apabila telah balig (mengalami haid), tidak layak tampak dari tubuhnya kecuali ini dan ini (seraya menunjuk muka dan telapak tangannya)." (HR Abu Dawud).<br /><br />Selain aturan tentang menutup aurat, Allah Swt. pun memberikan aturan yang sama tentang pakaian wanita ketika berada dalam kehidupan umum (keluar rumah). Karena dalam kesehariannya, wanita tidak selamanya berada dalam rumah. Sehingga kondisi ini memungkinkan terjadinya interaksi atau pertemuan dengan laki-laki. Maka Islam menetapkan, ketika seorang wanita ke luar rumah, ia harus mengenakan kerudung dan jilbab. Lantas bedanya apa dong? Yuk kita intip perbedaannya.<br /><br />Allah swt. berfirman dalam al-Qur'an surat an-Nur ayat 31 yang artinya: "Hendaklah mereka menutupkan kain kerudung (khimar) ke dada-dada mereka."<br /><br />Dari ayat ini nampak jelas bahwa seorang Muslimah wajib untuk menghamparkan kerudung hingga menutupi kepala, leher dan juyub (bukaan baju). Jadi nggak ada yang namanya kerudung tuh dililitkan keleher atau berbentuk seperti topi.<br /><br />Sementara itu, mengenai jilbab, Allah swt. berfirman dalam ayat lain yang artinya :''Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang Mukmin: hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.'' (TQS. al-Ahzab [33] : 59).<br /><br />Dalam ayat tersebut, secara bahasa, jilbab adalah sejenis mantel atau baju yang serupa dengan mantel (Lihat : Kamus al-Muhith). Selain itu ada beberapa pendapat mengenai pengertian jilbab ini di antaranya yaitu kain penutup atau baju luar/mantel yang menutupi seluruh tubuh wanita (Tafsir Ibn ‚Abbas, hlm, 137) dan pakaian seperti terowongan (baju panjang yang lurus sampai ke bawah) selain kerudung (Tafsir Ibn Katsir).<br /><br />So guys, yang namanya kerudung dan jilbab itu emang beda! Keduanya merupakan kewajiban yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh seorang Muslimah apabila keluar rumah.<br /><br />Islam memuliakan wanita<br />Girl's, banyak maslahat (manfaat) yang bisa kita ambil dari aturan ini, antara lain pertama, wanita akan terjaga kehormatannya dari gangguan orang yang suka usil dijalanan ketika ia keluar rumah.<br /><br />Kedua, dengan aturan ini, Allah memuliakan kaum wanita agar keindahan tubuh mereka tidak menjadi bahan yang memicu kepada tindakan kriminal.<br /><br />Ketiga, melindungi kaum wanita dari pandangan syaitan yang bukan muhrimnya.<br /><br />Keempat, disegani oleh orang lain sehingga orang lain tidak mudah untuk mempermainkannya.<br />Selain itu, masih banyak lagi manfaatnya baik secara moril maupun medis.<br /><br />Tapi, mengapa ini tidak bisa dilaksanakan oleh seluruh kaum Muslimah? Karena tidak ada aturan dari negara yang mengikat setiap warga negaranya khususnya Muslimah untuk tunduk pada aturan Allah. So, wajar aja apabila banyak dari teman-teman Muslimah kita masih adem ayem dan enjoy dengan busana mengumbar auratnya.<br /><br />Paham-paham liberalisme yang mengusung ide-ide HAM telah membuat pemerintah merasa tidak perlu ikut campur tangan untuk mengatur pribadi individu warga negaranya. Sehingga, setiap warga negaranya diberikan kebebasan untuk menentukan pilihan yang menyangkut kehidupannya. Sekalipun itu terkait dengan pelaksanaan dari kewajiban yang telah ditetapkan Allah Swt.<br /><br />Sobat, mudah-mudahan Allah Swt. memudahkan kita untuk melaksanakan setiap kewajiban yang telah ditetapkan serta mengokohkan iman kita dengan menjadikan kita senantiasa tunduk dan terikat dengan hukum-hukumnya.<br /><br /><a style="color: rgb(51, 51, 255);" href="http://attafkir.multiply.com/reviews/item/8">Sumber : attafkir.multiply.com</a><br /></td></tr></tbody></table><br /> <hr size="1"> <a href="http://sg.rd.yahoo.com/id/mail/domainchoice/mail/signature/*http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/"> Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru </a><br />Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. br> Cepat sebelum diambil orang lain!Ikhsan Faridh Perdanahttp://www.blogger.com/profile/16594875160454215301noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3488092337944201450.post-83045072593253657722010-03-03T10:25:00.000-08:002010-03-03T10:30:45.341-08:00Dua Waktu Tidur Yang Dilarang Rasulullah SAW<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://masagung.staff.uns.ac.id/files/2009/03/tidur.jpeg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 205px; height: 156px;" src="http://masagung.staff.uns.ac.id/files/2009/03/tidur.jpeg" alt="" border="0" /></a><br /><span style=";font-family:Default Sans Serif,Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif;font-size:85%;" > <p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-size:18pt;"></span></b><span style="font-size:12pt;">Tidur menjadi sesuatu yang esensi dalam kehidupan kita. Karena dengan tidur, kita menjadi segar kembali. Tubuh yang lelah, urat-urat yang mengerut, dan otot-otot yang dipakai beraktivitas seharian, bisa meremaja lagi dengan melakukan tidur.</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size:12pt;">Dalam Islam, semua perbuatan bisa menjadi ibadah. Begitu pula tidur, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Dalam Al-Quran, Allah swt pun menyuruh kita untuk tidur. Namun, ternyata ada dua waktu tidur yang dianjurkan oleh Rasulullah untuk tidak dilakukan.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size:12pt;"><br /></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-size:12pt;">1. Tidur di Pagi Hari Setelah Shalat Shubuh</span></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size:12pt;">Dari Sakhr bin Wadi’ah Al-Ghamidi radliyallaahu ‘anhu bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size:12pt;">”Ya Allah, berkahilah bagi ummatku pada pagi harinya” (HR. Abu dawud 3/517, Ibnu Majah 2/752, Ath-Thayalisi halaman 175, dan Ibnu Hibban 7/122 dengan sanad shahih).<br />Ibnul-Qayyim telah berkata tentang keutamaan awal hari dan makruhnya menyia-nyiakan waktu dengan tidur, dimana beliau berkata :</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size:12pt;">“Termasuk hal yang makruh bagi mereka – yaitu orang shalih – adalah tidur antara shalat shubuh dengan terbitnya matahari, karena waktu itu adalah waktu yang sangat berharga sekali. Terdapat kebiasaan yang menarik dan agung sekali mengenai pemanfaatan waktu tersebut dari orang-orang shalih, sampai-sampai walaupun mereka berjalan sepanjang malam mereka tidak toleransi untuk istirahat pada waktu tersebut hingga matahari terbit. Karena ia adalah awal hari dan sekaligus sebagai kuncinya. Ia merupakan waktu turunnya rizki, adanya pembagian, turunnya keberkahan, dan darinya hari itu bergulir dan mengembalikan segala kejadian hari itu atas kejadian saat yang mahal tersebut. Maka seyogyanya tidurnya pada saat seperti itu seperti tidurnya orang yang terpaksa” (Madaarijus-Saalikiin 1/459).</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size:12pt;"><br /></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-size:12pt;">2. Tidur Sebelum Shalat Isya’</span></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size:12pt;">Diriwayatkan dari Abu Barzah radlyallaahu ‘anhu : ”Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam membenci tidur sebelum shalat isya’ dan mengobrol setelahnya” (HR. Bukhari 568 dan Muslim 647).</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size:12pt;">Mayoritas hadits-hadits Nabi menerangkan makruhnya tidur sebelum shalat isya’. Oleh sebab itu At-Tirmidzi (1/314) mengatakan : “Mayoritas ahli ilmu menyatakan makruh hukumnya tidur sebelum shalat isya’ dan mengobrol setelahnya. Dan sebagian ulama’ lainnya memberi keringanan dalam masalah ini. Abdullah bin Mubarak mengatakan : “Kebanyakan hadits-hadits Nabi melarangnya, sebagian ulama membolehkan tidur sebelum shalat isya’ khusus di bulan Ramadlan saja.”</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size:12pt;">Al-Hafidh Ibnu Hajar berkata dalam Fathul-Baari (2/49) : “Di antara para ulama melihat adanya keringanan (yaitu) mengecualikan bila ada orang yang akan membangunkannya untuk shalat, atau diketahui dari kebiasaannya bahwa tidurnya tidak sampai melewatkan waktu shalat. Pendapat ini juga tepat, karena kita katakan bahwa alasan larangan tersebut adalah kekhawatiran terlewatnya waktu shalat.” (sa/berbagaisumber)</span></p></span>Ikhsan Faridh Perdanahttp://www.blogger.com/profile/16594875160454215301noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3488092337944201450.post-59374195063312967212010-03-03T09:54:00.000-08:002010-03-03T10:12:48.723-08:00Pentingnya Bahasa Arab (Part 2)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://www.mediujogja.com/"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 300px; height: 200px;" src="http://maslilik.files.wordpress.com/2008/01/mediutop.jpg" alt="" border="0" /></a><br /><br />Bahasa Arab adalah bahasa yang terbaik di dunia, karena Allah memilihnya menjadi bahasa yang digunakan di dalam kitab-Nya yang mulia. Selain itu, bahasa Arab memang memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap pendidikan. Terutama dalam memahami Islam dengan baik dan benar. Hendaknya kaum muslimin bersemangat dalam mempelajarinya. Semoga saja.<br /><br /><span id="more-733"></span><br /><h5><a name="SECTION00000200000000000000"><br />Pengaruh Bahasa Arab Untuk Pendidikan</a><br /></h5> <ol><br /><li>Mempermudah penguasaan terhadap ilmu pengetahuan. <p><br />Islam sangat menekankan pentingnya aspek pengetahuan melalui membaca.<br />Allah berfirman, (artinya): </p> <p><br /></p><blockquote><br />Bacalah dengan nama Rabb-mu yang menciptakan. <b>(QS Al ‘Alaq:<br />l)</b>. </blockquote><p><br />Melalui bahasa Arab, orang dapat meraih ilmu pengetahuan. Sebab bahasa<br />Arab telah menjadi sarana mentransfer pengetahuan.</p> <p><br />Bukti konkretnya, banyak ulama yang mengabadikan berbagai disiplin<br />ilmu dalam bait-bait syair yang lebih dikenal dengan <i>nazham</i><br />(<i>manzhumah</i> atau <i>nazhaman</i>). Dengan ini, seseorang akan<br />relatif lebih mudah mempelajarinya, lantaran tertarik pada keindahan<br />susunannya, dan menjadi keharusan untuk menghafalnya bagi orang yang<br />ingin benar-benar menguasainya dengan baik.</p> <p><br />Sebagai contoh, kitab Asy Syathibiyah Fi Al Qiraati As Sab’i Al Mutawatirati<br />‘Anil Aimmati Al Qurrai As Sab’ah, adalah matan syair yang berisi<br />pelajaran qiraah sab’ah, karangan Imam Al Qasim bin Firah Asy Syathibi.<br />Buku lain yang berbentuk untaian bait syair, Al Jazariyah, yaitu buku<br />tentang tajwid karya Imam Muhammad bin Muhammad Al Jazari. Dalam bidang<br />ilmu musthalah hadits, ada kitab Manzhumah Al Baiquniyah, karya Syaikh<br />Thaha bin Muhammad Al Baiquni. Dan masih banyak contoh lainnya.</p> <p><br /><br /></p></li><li>Meningkatkan ketajaman daya pikir. <p><br />Dalam hal ini, Umar bin Khaththab berkata,"Pelajarilah bahasa<br />Arab. Sesungguhnya ia dapat menguatkan akal dan menambah kehormatan."</p> <p><br />Pengkajian bahasa Arab akan meningkatkan daya pikir seseorang, lantaran<br />di dalam bahasa Arab terdapat susunan bahasa indah dan perpaduan yang<br />serasi antar kalimat. Hal itu akan mengundang seseorang untuk mengoptimalkan<br />daya imajinasinya. Dan ini salah satu faktor yang secara perlahan<br />akan menajamkan kekuatan intelektual seseorang. Pasalnya, seseorang<br />diajak untuk merenungi dan memikirkannya. Renungkanlah firman Allah:</p> <p><br /></p><blockquote><br />Barangsiapa yang menyekutukan sesuatu dengan Allah, maka ia seolah-olah<br />jatuh dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan angin<br />ke tempat yang jauh. <b>(QS Al Hajj: 31)</b>. </blockquote><p><br />Lantaran dahsyatnya bahaya syirik kepada Allah, maka permisalan orang<br />yang melakukannya bagaikan sesuatu yang jatuh dari langit yang langsung<br />disambar burung sehingga terpotong-potong tubuhnya. Demikian perihal<br />orang musyrik, ketika ia meninggalkan keimanan, maka syetan-syetan<br />ramai-ramai menyambarnya sehingga terkoyak dari segala sisi, agama<br />dan dunianya, mereka hancurkan.<a name="tex2html6"><br /></a><br /></p><p><br /><br /></p></li><li>Mempengaruhi pembinaan akhlak <p><br />Orang yang menyelami bahasa Arab, akan membuktikan bahwa bahasa ini<br />merupakan sarana untuk membentuk moral luhur dan memangkas perangai<br />kotor.</p> <p><br />Berkaitan dengan itu, Ibnu Taimiyah berkata:</p> <p><br /></p><blockquote><br />"Ketahuilah, perhatian terhadap bahasa Arab akan berpengaruh<br />sekali terhadap daya intelektualitas, moral, agama (seseorang) dengan<br />pengaruh yang sangat kuat lagi nyata. Demikian juga akan mempunyai<br />efek positif untuk berusaha meneladani generasi awal umat ini dari<br />kalangan sahabat, tabi’in dan meniru mereka, akan meningkatkan daya<br />kecerdasan, agama dan etika".<a name="tex2html7"><br /></a><br /></blockquote><p><br />Misalnya, penggalan syair yang dilantunkan Habib bin Aus yang menganjurkan<br />berperangai dengan akhlak yang baik :</p> <p><br /></p><blockquote><br />Manusia senantiasa dalam kebaikan,<br /></blockquote><br /><p><br /></p><blockquote>selama ia mempunyai rasa malu<br /></blockquote><br /><p><br /></p><blockquote>Batang pohon senantiasa abadi,<br /></blockquote><br /><p><br /></p><blockquote>selama kulitnya belum terkelupas<br /></blockquote><br /><p><br /></p><blockquote>Demi AIlah, tidak ada sedikit pun kebaikan dalam kehidupan,<br /></blockquote><br /><p><br /></p><blockquote>Demikian juga di dunia, bila rasa malu telah hilang sirna </blockquote><p><br />Juga ada untaian syair yang melecut orang agar menjauhi tabiat buruk.<br />Imam Syafi’i mengatakan:</p> <p><br /></p><blockquote><br />Bila dirimu ingin hidup<br /></blockquote><br /><p><br /></p><blockquote>dengan bebas dari<br /></blockquote><br /><p><br /></p><blockquote>kebinasaan,<br /></blockquote><br /><p><br /></p><blockquote>(juga) agamamu utuh dan kehormatanmu terpelihara,<br /></blockquote><br /><p><br /></p><blockquote>Janganlah lidahmu<br /></blockquote><br /><p><br /></p><blockquote>mengungkit cacat orang,<br /></blockquote><br /><p><br /></p><blockquote>Tubuhmu sarat dengan aib, dan orang (juga)<br /></blockquote><br /><p><br /></p><blockquote>memiliki lidah. </blockquote><br /></li><br /></ol><br />Jadi, bahasa Arab tetap penting, Bahkan menjadi ciri khas kaum muslimin.<br />Seyogyanya menjadi perhatian kaum muslimin. Dengan memahami bahasa<br />Arab, penguasaan terhadap Al Qur’an dan As Sunnah menjadi lebih mudah.<br />Pada gilirannya, akan mengantarkan orang untuk dapat menghayati nilai-<br />nilainya dan mengamalkannya dalam kehidupan.<span style="font-size:85%;"><span style="font-style: italic;">(vbaitullah.or.id)<br /><br /><span style="font-size:100%;">-End-<br /><br /><a href="http://ilalang-pagi.blogspot.com/2010/03/pentingnya-bahasa-arab-part-1.html">Back To Part 1</a><br /><br /></span></span></span><p style="text-align: center;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://www.mediujogja.com"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 565px; height: 224px;" src="http://muhammad.irfan09.googlepages.com/MEDIUJOGJA.jpg" alt="" border="0" /></a></p>Ikhsan Faridh Perdanahttp://www.blogger.com/profile/16594875160454215301noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3488092337944201450.post-3518486904677483312010-03-03T09:48:00.000-08:002010-03-03T10:13:04.418-08:00Pentingnya Bahasa Arab (Part 1)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://www.mediujogja.com/"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 300px; height: 200px;" src="http://maslilik.files.wordpress.com/2008/01/mediutop.jpg" alt="" border="0" /></a><br /><br /><p>Manusia menjadi buta agama, bodoh dan selalu berselisih paham lantaran mereka meninggalkan bahasa Arab, dan lebih mengutamakan konsep Aristoteles. <b>(Imam Syafi’i)<a name="tex2html1" href="http://blog.vbaitullah.or.id/2006/06/11/731-pentingnya-bahasa-arab-12/#foot87"></a> </b></p><p>Itulah ungkapan Imam Syafi’i buat umat, agar kita jangan memarginalkan bahasa kebanggaan umat Islam. Seandainya sang imam menyaksikan sikap umat sekarang ini terhadap bahasa Arab, tentulah keprihatian beliau akan semakin memuncak.<br /><br /><br /></p><p><br />Bahasa Arab berbeda dengan bahasa-bahasa lain yang menjadi alat komunikasi<br />di kalangan umat manusia. Ragam keunggulan bahasa Arab begitu banyak.<br />Idealnya, umat Islam mencurahkan perhatiannya terhadap bahasa ini.<br />Baik dengan mempelajarinya untuk diri mereka sendiri ataupun memfasilitasi<br />dan mengarahkan anak-anak untuk tujuan tersebut.</p> <p><br />Di masa lampau, bahasa Arab sangat mendapatkan tempat di hati kaum<br />muslimin. Ulama dan bahkan para khalifah tidak melihatnya dengan sebelah<br />mata. Fashahah (kebenaran dalam berbahasa) dan ketajaman lidah dalam<br />berbahasa menjadi salah satu indikasi keberhasilan orang tua dalam<br />mendidik anaknya saat masa kecil.</p> <p><br />Redupnya perhatian terhadap bahasa Arab nampak ketika penyebaran Islam<br />sudah memasuki negara- negara ‘ajam (non Arab). Antar ras saling berinteraksi<br />dan bersatu di bawah payung Islam. Kesalahan ejaan semakin dominan<br />dalam perbincangan. Apalagi bila dicermati realita umat Islam sekarang<br />pada umumnya, banyak yang menganaktirikan bahasa Arab. Yang cukup<br />memprihatinkan, para orang tua kurang mendorong anak-anaknya agar<br />dapat menekuni bahasa Arab ini.</p><h5><a name="SECTION00000100000000000000">Keistimewaan Bahasa Arab</a><br /></h5> <ol><br /><li>Bahasa Arab adalah bahasa Al Quran. Allah berfirman: <p><br /></p><blockquote><br />Sesungguhnya Kami telah menjadikan AI Quran dalam bahasa Arab, supaya<br />kalian memahamimya.<a name="tex2html2"><br /></a><br /></blockquote><br /></li><br /><li>Bahasa Arab adalah bahasa Nabi Muhammad dan bahasa verbal para sahabat.<br />Hadits-hadits Nabi yang sampai kepada kita dengan berbahasa Arab.<br />Demikian juga kitab-kitab fikih, tertulis dengan bahasa ini. Oleh<br />karena itu, penguasaan bahasa Arab menjadi pintu gerbang dalam memahaminya.<br /></li><br /><li>Susunan kata bahasa Arab tidak banyak. Kebanyakan terdiri atas susunan<br />tiga huruf saja. Ini akan mempermudah pemahaman dan pengucapannya.<br /></li><br /><li>Indahnya kosa kata Arab. Orang yang mencermati ungkapan dan kalimat<br />dalam bahasa Arab, ia akan merasakan sebuah ungkapan yang indah dan<br />gamblang, tersusun dengan kata-kata yang ringkas dan padat.</li><br /></ol><br /><b>Petunjuk Urgensi Belajar Bahasa Arab</b> <ol><br /><li>Teguran keras terhadap kekeliruan dalam berbahasa. <p><br />Berbahasa yang baik dan benar sudah menjadi tradisi generasi Salaf.<br />Oleh karena itu, kekeliruan dalam pengucapan ataupun ungkapan yang<br />tidak seirama dengan kaidah bakunya dianggap sebagai cacat, yang mengurangi<br />martabat di mata orang banyak. Apalagi bila hal itu terjadi pada orang<br />yang terpandang. Ibnul Anbari menyatakan:</p> <p><br /></p><blockquote><br />"Bagaimana mungkin perkataan yang keliru dianggap baik…?<br />Bangsa Arab sangat menyukai orang yang berbahasa baik dan benar, memandang<br />orang-orang yang keliru dengan sebelah mata dan menyingkirkan mereka". </blockquote><p><br />Umar bin Khaththab pernah mengomentari cara memanah beberapa orang<br />dengan berucap: "Alangkah buruk bidikan panah kalian".<br />Mereka menjawab, "<i>Nahnu qawmun muta’alimiina</i> (kami<br />adalah para pemula)",<a name="tex2html3"><br /></a>maka Umar berkata,</p> <p><br /></p><blockquote><br />‘Kesalahan berbahasa kalian lebih fatal menurutku daripada buruknya<br />bidikan kalian…"<a name="tex2html4"><br /></a><br /></blockquote><br /></li><br /><li>Perhatian salaf terhadap bahasa Arab. <p><br />Umar bin Khaththab pernah rnenulis surat kepada Abu Musa yang berisi<br />pesan: "Amma ba’du, pahamilah sunnah dan pelajarilah bahasa<br />Arab".</p> <p><br />Pada kesempatan lain, beliau mengatakan:</p> <p><br /></p><blockquote><br />"Semoga Allah merahmati orang yang meluruskan lisannya (dengan<br />belajar bahasa Arab)’. </blockquote><p><br />Pada kesempatan lain lagi, beliau menyatakan:</p> <blockquote><br />"Pelajarilah agama, dan ibadah yang baik, serta mendalami<br />bahasa Arab". </blockquote><p><br />Beliau juga mengatakan:</p> <p><br /></p><blockquote><br />"Pelajarilah bahasa Arab, sebab ia mampu menguatkan akal<br />dan menambah kehormatan".<a name="tex2html5"><br /></a><br /></blockquote><p><br />Para ulama tidak mengecilkan arti bahasa Arab. Mereka tetap memberikan<br />perhatian yang besar dalam menekuninya, layaknya ilmu syar’i lainnya.<br /></p> <p>Sebab bahasa Arab adalah perangkat dan sarana untuk memahami ilmu<br />syariat. Imam Syafi’i pernah berkata: </p> <p><br /></p><blockquote><br />"Aku tinggal dipedesaan selama dua puluh tahun. Aku pelajari<br />syair- syair dan bahasa mereka. Aku menghafal Al Qur’an. Tidak pernah<br />ada satu kata yang lewat olehku, kecuali aku memahami maknanya". </blockquote><p><br />Imam Syafi’i telah mencapai puncak dalam penguasaan bahasa Arab, sehingga<br />dijuluki sebagai orang Quraisy yang paling fasih pada masanya. Dia<br />termasuk yang menjadi rujukan bahasa Arab.</p> <p><br />Ibnul Qayyim juga dikenal memiliki perhatian yang kuat terhadap bahasa<br /></p> <p>Arab. Beliau mempelajari dari kitab <i>Al Mulakhkhash</i> karya Abul<br />Baqa’, Al Jurjaniyah, Alfiyah Ibni Malik, Al Kafiyah Asy Syafiah dan<br />At Tashil, Ibnul Fathi Al Ba’li. Beliau juga belajar dari Ali bin<br />Majd At Tusi.</p> <p><br />Ulama lain yang terkenal memiliki perhatian yang besar terhadap bahasa<br />Arab adalah Imam Syaukani. Ulama ini menimba ilmu nahwu dan sharaf<br />dari tiga ulama sekaligus, yaitu: Sayyid Isma’il bin Al Hasan, Allamah<br />Abdullah bin Ismail An Nahmi, dan Allamah Qasim bin Muhammad Al Khaulani.</p> <p><br /><br /></p></li><li>Anak-anak khalifah juga belajar bahasa Arab. <p><br />Para khalifah, dahulu juga memberikan perhatian besar terhadap bahasa<br />Arab. Selain mengajarkan pada anak-anak dengan ilmu- ilmu agama, mereka<br />juga memberikan jadwal khusus untuk memperdalam bahasa Arab dan sastranya.<br />Motivasi mereka, lantaran mengetahui nilai positif bahasa Arab terhadap<br /></p> <p>gaya ucapan mereka, penanaman budi pekerti, perbaikan ungkapan dalam<br />berbicara, modal dasar mempelajari Islam dari referensinya. Oleh karena<br />itu, ulama bahasa Arab juga memiliki kedudukan dalam pemerintahan<br />dan dekat dengan para khalifah. Para pakar bahasa menjadi guru untuk<br />anak-anak khalifah.</p> <p><br />Al Ahmar An Nahwi berkata,</p> <p><br /></p><blockquote><br />"Aku diperintahkan Ar Rasyid untuk mengajarkan sastra Arab<br />kepada anaknya, Muhammad Al Amin. Al Makmun dan Al Amin juga pernah<br />dididik pakar bahasa yang bernama Abul Hasan ‘Ali bin Hamzah Al Kisa<br />i yang menjadi orang dekat Khalifah. Demikian juga pakar bahasa lain<br />yang dikenal dengan Abu Ishaq Ibrahim bin Muhammad bin As Sari mengajari<br />anak-anak Khalifah AlMu’tadhid pelajaran bahasa Arab. Juga Abu Qadim<br />Abu Ja’far Muhammad bin Qadim mengajari Al Mu’taz sebelum memegang<br />tampuk pemerintahan".<span style="font-style: italic;font-size:85%;" >(vbaitullah.or.id)</span></blockquote></li></ol><p><a href="http://ilalang-pagi.blogspot.com/2010/03/pentingnya-bahasa-arab-part-2.html"><span style="font-style: italic;">To Part 2 >>></span></a></p><p><br /></p><p style="text-align: center;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://www.mediujogja.com/"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 565px; height: 224px;" src="http://muhammad.irfan09.googlepages.com/MEDIUJOGJA.jpg" alt="" border="0" /></a></p> <p><br /></p>Ikhsan Faridh Perdanahttp://www.blogger.com/profile/16594875160454215301noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3488092337944201450.post-25998089578080962522010-02-18T07:01:00.000-08:002010-02-18T07:10:13.626-08:00Menguak Pelurusan Sejarah<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://www.mnhs.org/historymatters/web_assets/muglarge.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 214px; height: 214px;" src="http://www.mnhs.org/historymatters/web_assets/muglarge.jpg" alt="" border="0" /></a><div align="justify"><strong><span style="font-size:130%;">1. Pembelokan Sejarah di Buku Teks</span><br /><br /></strong> <p>Begitu banyak sejarah yang ternyata ketika diklarifikasi, mengandung begitu banyak kekeliruan –atau kebohongan–. Bukan saja penyimpangan yang terjadi dalam sejarah yang menyebar secara lisan, melainkan juga sejarah-sejarah yang tercatat dalam buku teks wajib sekolah. Baik SD, SMP, SMA, maupun untuk umum. Ini berbahaya, karena lewat catatan sejarah seseorang akan mudah diganggu paradigmanya tentang sesuatu. Apalagi jika sejarah itu tercatat dalam buku teks pelajaran yang secara sugesti apapun isinya akan dianggap benar oleh siswa.</p> <p><span id="more-296"></span></p> <p>Jadi, pelajaran pertama, jangan telan mentah-mentah apa yang tertulis dalam buku manapun. Selalu bandingkan dengan informasi lain, karena tak ada analisa seseorang yang tak dibumbui pandangan pribadi. Ini berlaku juga untuk segala macam sumber berita seperti media cetak dan elektronik.</p> <p>Jejak sejarah bisa dipakai untuk mengendalikan pikiran publik mengenai sesuatu hal, sehingga bisa membuat seseorang mencintai atau membenci dengan sangat seorang tokoh atau kelompok. Inilah yang selalu jadi alasan kenapa ada orang-orang yang ingin memanipulasi sejarah.</p><p><br /></p> <p><span style="font-size:130%;"><strong>2. Kebohongan Terbesar adalah Yahudi</strong></span></p><p><strong><br /></strong></p> <p>Kebohongan terbesar sepanjang sejarah yang penulis tahu adalah kebohongan mengenai siapa pemilik asli tanah Palestina. Sumber sejarah Yahudi menyatakan bahwa tanah Palestina itu milik kaum Yahudi, sehingga jika Yahudi ingin pulang dan bernaung maka harus di sana. Faktanya, jauh sebelum bani Israil dibebaskan oleh Nabi Musa dari Mesir, Palestina telah ditinggali bangsa lain, yakni bangsa Palestina sekarang. Efek dari sejarah ini adalah menjadi tuntutan bagi Inggris untuk menyerahkan wilayah Palestina sebagai jajahan pada Perang Dunia II kepada kaum Yahudi. Parahnya lagi, inilah juga yang menjadi alasan halal-nya darah orang Palestina dan bolehnya buldoser-buldoser Israel menghancurkan rumah penduduk di mil demi mil tanah Palestina.</p> <p>Tidak hanya itu, Yahudi juga membuat sebuah sejarah palsu mengenai Holocaust. Sejarah itu menyatakan bahwa terjadi pembantaian 6 juta orang Yahudi oleh Nazi Jerman di masa kepemimpinan Hitler. Padahal faktanya, Yahudi di Jerman saat itu tidak lebih dari hitungan ratusan ribu saja. Kebohongan ini jauh-jauh hari sudah dirancang oleh konspirasi Zionis agar suatu hari bisa menjadi dalih perbuatannya. Mereka mengatakan bahwa Yahudi telah disakiti seluruh penduduk dunia yang diam ketika pembantaian dan pelanggaran hak asasi dunia terjadi, sehingga dengan sejarah ini mereka bisa menuntut dunia.</p> <p>Luar biasanya mereka sukses, di Eropa seorang penentang Holocaust akan berhadapan dengan undang-undang yang sangat berat. Mengejek Yahudi apapun bentuknya akan dianggap sebagai anti-semit, sebuah pernyataan rasisme kepada kaum Yahudi, yang pelanggarnya akan berurusan dengan pengadilan. Tetapi, satu lagi manipulasi sejarah, jika ditelusuri ternyata pernyataan anti-semit yang hanya ditujukan untuk kaum Yahudi adalah salah. Semit merujuk kepada sebuah suku bangsa yang hidup di semenanjung Palestina, dimana tentu bangsa asli Palestina pun termasuk.</p> <p>Dengan manipulasi sejarah kecil yang menyatakan bahwa Palestina asli milik Yahudi dan Holocaust pembantaian oleh Nazi, jangan harap untuk melakukan demonstrasi di Eropa untuk mendukung perjuangan Palestina, karena itu dianggap sebagai sebuah pelanggaran rasis anti-semit. Sehingga tak aneh jika Israel serasa tak ada yang mengecam dari dunia Barat soal perbuatannya melakukan genosidanya di Palestina. Juga Jerman hingga sekarang dihantui rasa bersalah kepada Israel, dan terpaksa terkadang harus memberikan beberapa alat tempurnya kepada Israel sebagai bentuk tanggung jawabnya.</p> <p>Sejarah itu sakti bukan?</p><p><br /></p> <p><span style="font-size:130%;"><strong>3. Dunia Dark Age Palsu</strong></span></p><p><strong><br /></strong></p> <p>Bagaimanapun bentuknya sejarah pasti memuat sudut pandang dari sebuah sisi, dan hari ini sejarah dunia masih berkiblat pada Barat. Anda tahu dark age? Dunia Barat menyatakan periode abad ke-7 sebagai masa kegelapan bagi dunia, baik dari segi budaya, teknologi maupun seni. Mereka membawa kata “dunia” disini, padahal yang mengalami masa kegelapan hanya dunia Barat saja, sedangkan di dunia Arab sedang terjadi kemajuan peradaban yang sangat-sangat pesat.</p> <p>Disaat bangsa eropa menemukan roda dari batu, ternyata bangsa Arab sudah memandang jauh ke luar angkasa untuk mengamati pergerakan matahari, bintang dan planet. Juga disaat bangsa eropa berdebat apa bumi itu kotak atau datar, bangsa Arab telah membuat peta sampai ke Indonesia. Bangsa Arab dalam masa yang disebutkan sebagai dark age dunia, mampu membuat mesiu, bangunan mewah nan megah, perpustakaan raksasa, kota Metropolitan Baghdad, melayari lautan hingga Spanyol dan Indonesia, dan lain-lain.</p> <p>Dinamakan dark age, karena memakai sudut pandang Barat, bukan dunia yang nyatanya sudah maju saat itu. Menurut beberapa ahli, pengistilahan ini disengaja. Para sejarawan Barat hanya bisa menelusuri sejarah kebelakang dan terhenti di abad ke-8, lebih lama dari itu mereka menyerah dan menyatakan bahwa itu periode kegelapan yang tidak perlu dibahas karena tidak ada muatan sejarahnya. Ya, karena mereka ingin menutupi dan menafiqkan pencapaian luar biasa peradaban Islam yang bisa tumbuh dengan membawa perkembangan dahsyat teknologi, seni dan budaya. Ketika fakta sejarah ini tertutupi, lemah izzah (harga diri) seorang muslim, yang kemudian berefek pada ketidakbanggaannya terhadap agamanya sendiri.</p> <p>Kini anda telah tahu, maka berbanggalah pada agama anda.</p><p><br /></p> <p><span style="font-size:130%;"><strong>4. Media Dunia: Islam Teroris</strong></span></p><p><span style="font-size:130%;"><strong><br /></strong></span></p> <p>Tema ini mungkin sudah basi karena dibahas di seluruh media dunia. Apalagi BBC dan CNN yang tak ayal lagi adalah sarang doktrin Israeliyat. Sejak tragedi terorisme yang menabrakan dua buah pesawat kepada gedung tertinggi dan terbanyak perputaran uangnya saat itu, World Trade Center. Islam langsung didiskreditkan oleh seluruh media dunia. Osama bin Laden dengan Al Qaeda-nya langsung jadi incaran seluruh tentara dunia. Padahal, ada sumber yang menyatakan bahwa Al Qaeda itu hasil bentukan badan intelijen Inggris, yang tidak menutup kemungkinan itu misi yang sengaja dilakukan untuk perusakan citra Islam. Sedangkan sumber lain menyatakan CIA lah yang sengaja menabrakan lalu melemparkan tuduhan pada Al Qaeda dengan menggarisbawahi kuat-kuat kata Islamnya. Entah mana yang benar, yang jelas sejak saat ini seluruh media dunia mengidentikkan Islam dengan teroris.</p> <p>Fenomena yang unik, disaat Islam ditekan oleh media karena tragedi ini, ternyata sikap kritis orang Eropa membuat sebuah gelombang besar mualaf. Rasa penasaran mereka menuntut mereka membuka referensi benar soal Islam, lalu melihat indahnya Islam banyak yang mendapat hidayah.</p> <p>Bertahun kemudian Amerika meminta izin kepada PBB untuk mengubrak-abrik salah satu negara kaya minyak, Iraq, dengan alasan mengendus keberadaan Al Qaeda dan Osama bin Laden. Setelah membuat pemerintahan sah Saddam Husein hancur, dan mengubrak-abrik kehidupan berbangsa dan bernegara rakyat Iraq, Amerika tetap tak bisa menemukan teroris yang dimaksud. Malah lebih banyak yang terlihat adalah helikopter berbaling-baling dua model Apache berlalu lalang yang dicurigai mengangkut barel-barel minyak Iraq.</p> <p>Habis masa izin dari PBB melakukan agresi, Amerika merasa tak ingin melemahkan cengkraman terhadap negara 1001 malam itu, lalu Amerika mencari fitnah dengan menyebut Saddam Husein menyimpan senjata pemusnah massal yang harus diamankan Amerika. Akhirnya dengan alasan ini PBB kembali mengizinkan pendudukan. Beberapa tahun lalu Saddam Husein sebagai pemegang kekuasaan Iraq, dianggap sebagai penanggung jawab keberadaan senjata ini, dan telah dihukum mati tanpa peradilan yang sah di Amerika. Hingga kini senjata keramat itu tak pernah terbukti ada.</p> <p>Takut PBB menarik izin agresinya, Amerika kembali mengeluarkan pernyataan tanpa dasar, bahwa Al Qaeda telah pindah ke Afghanistan. PBB pun lagi-lagi memberi izin untuk melakukan penyisiran militer memburu teroris. Bukan Al Qaeda yang didapat, Amerika malah berhadapan dengan gerakan Taliban yang memperjuangkan Afghanistan tidak diinjak oleh penjajah Amerika. Bukannya sadar dan segera pergi, Amerika malah mengeluarkan pernyataan bahwa Taliban termasuk teroris yang harus diberangus.</p> <p>PBB kembali mendukung, dan kembali memberi izin kepada Amerika untuk menghancurkan “teroris” itu. Bahkan boleh menyebrang ke Pakistan, karena Taliban juga bermarkas disana. Sampai saat ini, inilah yang terjadi. Entah sampai kapan, dan berapa korban lagi yang harus dipertaruhkan karena sebuah kebohongan sejarah ini.</p> <p>Sejak kebohongan pertama, dengan masifnya pemberitaan media penduduk Barat mengalami Islamophobia parah. Tumbuh gerakan frontal anti Islam dan maraknya pelecehan terhadap kaum muslim di negara-negara Amerika dan Eropa.</p> <p>Makanya, kita juga harus hati-hati menyimak sebuah informasi, bisa gawat jika termakan doktrin ini.</p><p><br /></p> <p><span style="font-size:130%;"><strong>5. Kisah Sendu Spanyol</strong></span></p><p><strong><br /></strong></p> <p>Dibawa oleh pasukan Thariq bin Ziyad yang terkenal dengan kisahnya yang membakar armada perahu yang menyebrangkan pasukan sampai ke Spanyol sehingga hanya menyisakan pasukan dengan benteng musuh, tak ada jalan mundur. Islam pun berhasil menundukan wilayah Andalusia (Spanyol). Peradaban disana langsung tumbuh begitu cepat. Dibangunlah banyak universitas Islam ternama, masjid-masjid megah, perpustakaan, dan lain sebagainya, yang membuat Spanyol jadi pusat peradaban Eropa saat itu. Banyak cendekiawan eropa yang menuntut ilmu di Spanyol ini. Masyarakat saat itu begitu memegang teguh ajaran Islam, maka terciptalah kehidupan sejati masyarakat muslim.</p> <p>Beberapa kali diserang oleh pasukan Kristiani tak menggoyahkan kedaulatan Andalusia. Hingga akhirnya pasukan salibis hampir putus asa. Lalu munculah seorang tokoh bernama Napoleon Bonaparte dari Prancis, yang memiliki ide jitu untuk melemahkan Andalusia. Bukannya pasukan yang ia kirim, melainkan selundupan alkohol, alat musik gitar, foto syahwat, dan lain-lain. Alhasil, generasi Islam disana mulailah mengenal kemaksiatan dan terlena dengan itu. Sebagian dari mereka mulai melupakan budaya Islam dan kehidupan seharusnya seorang muslim. Mereka lebih memilih alunan musik gitar dibandingkan lantunan ayat ilahiyah. Maka secara perlahan kekuatan kaum Muslim berkurang banyak. Lalu dalam satu hentakan Napoleon Berhasil menundukan Madrid.</p> <p>Apa yang dilakukan Napoleon setelah berhasil menguasai Spanyol adalah membakar seluruh buku yang ada di perpustakaan-perpustakaan, meruntuhkan seluruh bangunan berciri Islami, masjid-masjid, membantai sebagian muslim yang tidak mau masuk agama kristen di tiang gantungan, hingga benar-benar Islam tak pernah berjejak singgah di bumi Andalusia. Hingga ada sebuah sejarah dimana kaum muslim yang menolak ajaran kristen dijanjikan selamat oleh Napoleon asal melakukan migrasi ke luar wilayah Spanyol dengan kapal yang telah disiapkan. Setelah ribuan orang masuk ke kapal, di tengah laut kapal itu ditenggelamkan oleh armada Napoleon. Saat itu kaum muslimin benar-benar dihancurkan, dan semua itu karena kesalahan di pihak kaum muslimin sendiri yang terlena hanya dengan alkohol dan gitar.</p> <p>Ketika para ayah disalib di alun-alun kota, para ibu dizinahi oleh para kaum kafir lalu digantung di tengah lapangan dengan keadaan telanjang tanpa belas kasih. Darah mengalir di setiap jalan di Spanyol. Api terlihat menghiasi setiap rumah yang didalamnya dulu pernah dilantunkan ayat-ayat indah Al Quran. Masjid yang didalamnya senantiasa diapakai untuk menyembah Allah diluluh lantahkan tinggal reruntuhan. Lalu anak-anak kecil yang belum mengerti apa-apa diambil oleh mereka, diganti namanya, dididik dengan paham gereja, dan didoktrinkan untuk membenci Islam.</p> <p>Apakah akan seperti itu Indonesia?</p><p><br /></p> <p><span style="font-size:130%;"><strong>6. Penghancur Kekhalifahan = Pahlawan</strong></span></p><p><strong><br /></strong></p> <p>Kekhalifahan Turki Ottoman runtuh pada tahun 1922, dunia Barat menyebutnya sebagai kemerdekaan dan kemenangan konstitusi demokrasi. Menyebut Mustafa Kemal Ataturk sebagai pahlawan revolusioner, dan memberinya gelar “Bapak Turki”. Padahal Mustafa Kemal ini merupakan seorang munafik yang berdarah Yahudi, yang dikonspirasikan oleh gerakan Yahudi Internasional untuk masuk dalam struktur militer Turki kemudian menjadi pemimpin operasi kudeta terhadap Sultan Hamid II, sang khalifah terkahir.</p> <p>Setelah dia naik tahta dia mengganti hukum syariah menjadi sekuler konservatif. Pengenaan jilbab di seluruh negeri dilarang, bahasa Arab haram digunakan termasuk untuk adzan yang hanya boleh dengan bahasa turki, penduduk Turki wajib memakai topi Barat yang sebelumnya selalu diidentikan dengan simbol kekafiran, dan lain-lain. Semasa hidupnya Ataturk memperlihatkan watak yang sangat benci agama, pernah dia saat itu lewat di depan masjid yang masih mengumandangkan adzan dengan bahasa Arab, maka sesaat itu juga ia memerintahkan untuk merobohkan masjid itu.</p> <p>Tak aneh ketika akhir masa hidupnya ia mengalami sakratul maut yang begitu mengerikan. Perutnya membusung, pahanya membengkak, mukanya mengecil, terkena penyakit kelamin, darahnya telah dicampuri alkoholm dari hidungnya keluar darah, dan lain-lain yang terlalu menjijikan untuk dideskripsikan. Dalam keadaan seperti itu ia tetap berpesan untuk jangan menyolatkannya jika sampai ajalnya. Seperti inikah pahlawan menurut sudut pandang Barat?</p> <p>Jangan sampai sejarah ini mengotori pandangan kita tentang Islam dan kekhalifahan.</p><p><br /></p> <p><span style="font-size:130%;"><strong>7. Islam Menyentuh Nusantara di Masa Rasulullah</strong></span></p><p><strong><br /></strong></p> <p>Jika memandang sejarah mengenai nusantara dari sisi Barat akan kita temukan juga bahwa Snouck Hugronje, seorang ilmuwan Barat yang belakangan diketahui juga berdarah Yahudi menyatakan Islam masuk Indonesia di abad ke-14 lewat pedagang Gujarat. Itulah yang banyak tertulis di buku teks pelajaran sejarah kita. Sejarah ini sudah banyak ditentang oleh cendekiawan-cendekiawan lain dengan mengungkapkan sejuta kebenaran, salah satunya Dr. HAMKA. Faktanya Islam masuk ke Indonesia bahkan ketika Rasulullah masih hidup.</p> <p>Kalau anda pernah dengar pembalseman mumi dengan kapur barus yang digunakan Firaun Mesir di masa Nabi Musa, itu ternyata adalah sebuah mineral yang diambil dari kampung Barus di dataran Sumatra. Itu bukti kuat bahwa Indonesia jauh-jauh hari sudah terjalin hubungan dengan dunia Timur Tengah, sehingga apa urusannya Islam harus menunggu hingga abad ke-14 untuk menyentuh nusantara. Bukti lain, ternyata ditemukan sebuah peta kuno perjalanan pelayaran dari Timur Tengah ke Nusantara dari masa kekhalifahan Khulafaurrasyidin. Sebuah peta kuno yang termasuk sudah detil menggambarkan bentuk kepulauan Indonesia. Fyi, pada saat yang sama dunia Barat masih berdebat apa bentuk sebenarnya Bumi.</p> <p>Jadi bangga bukan, Nusantara sudah tersyiar Islam sejak masa Rasulullah?</p><p><br /></p> <p><span style="font-size:130%;"><strong>8. Gajah Mada Pahlawan?</strong></span></p><p><strong><br /></strong></p> <p>Kalau sejarah dunia berkiblat pada Barat, ternyata sejarah negeri Indonesia juga tak terlepas dari sudut pandang tidak netral, yakni hanya dilihat dari sisi Jawa. Contoh mudahnya, anda pasti mengenal Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit di masa lampau. Gajah Mada bersumpah untuk tidak memakan buah palapa sebelum berhasil mendudukan seluruh wilayah nusantara, atau yang kita kenal dengan sumpah palapa.</p> <p>Dalam pandangan orang Jawa, versi yang juga tercetak di seluruh buku teks sejarah sekolah di seluruh Indonesia, menyebut Gajah Mada sebagai pahlawan pemersatu nusantara. Padahal jika dilihat dari pandangan sisi orang Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lain, Gajah Mada dikenal tak lebih dari seorang agresor dan penjajah yang ambisius dan bengis. Entah karena termakan paradigma buku sejarah atau tidak, penulis pun tak menafiqkan jasanya sehingga suatu hari ada wilayah yang disebut Indonesia ini.</p> <p>Makanya, tentu akan lebih arif jika memandang sejarah ini dari berbagai sisi.</p><p><br /></p> <p><span style="font-size:130%;"><strong>9. G30S dan NII</strong></span></p><p><strong><br /></strong></p> <p>Masih banyak pembelokan maupun penutupan sejarah yang harusnya kita tahu. Semisal konspirasi G30S yang menculik tujuh Jenderal Angkatan Darat, divoniskan begitu saja pada PKI dalam buku sejarah kita. Padahal kabar yang beredar menyebutkan itu belum tentu, bisa saja bahwa sutradaranya Soeharto dan/atau Badan Intelijen Amerika (CIA). Kemudian sejarah yang menyatakan bahwa Negara Islam Indonesia versi Kartosuwiryo yang disebut-sebut melakukan pemberontakan kepada pemerintah sehingga akhirnya harus diberangus, ternyata meninggalkan fakta bahwa ketika perang kemerdekaan memang ada perjanjian antara otoritas calon pemerintah Indonesia dengan NII.</p> <p>Perjanjian itu menyatakan bahwa NII yang punya garda militer Hizbullah dan Sabilillah siap membantu perjuangan Indonesia melawan Belanda dan Jepang dengan balasannya ketika terbentuk pemerintahan harus diberlakukan syariat Islam bagi umat Islam. Sayang perjanjian ini dilanggar oleh otoritas pemerintahan yang berubah pandangan hanya dengan lobi minoritas yang tak setuju, padahal minoritas itu sama sekali tak ada hubungannya dengan perjanjian ini.</p> <p>Karena pihak otoritas tidak jadi menyariatkan hukum Indonesia, NII Kartosuwiryo kemudian bergerak secara independen dengan menyiarkan syariat dari rumah ke rumah. Ketika TNI Angkatan Darat meninggalkan tanah Jawa Barat saat itu untuk membantu mobilisasi Serangan Umum, tentara NII tetap tinggal mengangkat senjata dan menghabisi tentara sekutu yang datang ke Jawa Barat. Saat itu juga karena melihat keberhasilan syiar dari rumah ke rumah dimana hasilnya hampir seluruh rakyat Jawa Barat bersimpati kepada NII, Kartosuwiryo menyatakan Jawa Barat di bawah hukum syariat.</p> <p>Namun saat kembali ke tanah priangan, TNI berperang dengan tentara NII, dengan dalih bahwa TNI melihat tentara NII sebagai tentara liar yang menganggu kedaulatan nusantara. Padahal ini karena adanya manipulasi politik, ada pihak yang benci syariat Islam tegak. Untuk membendung pergerakan dan menipiskan simpati rakyat, serta merta otoritas pun menfitnahnya sebagai pemberontak. Tetapi, perlu diingat bahwa NII Kartosuwiryo yang memiliki cita-cita luhur dulu berbeda dengan NII sekarang yang telah difatwa sesat oleh MUI.</p> <p>Itu baru sebagian saja, dalam buku teks sejarah kita memang yang paling banyak perlu diklarifikasi, karena bukan omong kosong di zaman orde baru kurikulum pendidikan jadi alat politik rezim berkuasa.</p> <p>Jadi, banyak-banyak baca biar wawasannya terbuka luas.</p> <p>Wallahualam bishawab.<br /></p><p><br /></p><p><a href="http://avantgardemujahidin.co.cc/2009/10/sejarah-yang-semestinya-anda-tahu/"><span style="font-size:100%;"><span style="font-style: italic;">Sumber </span></span></a><br /></p></div>Ikhsan Faridh Perdanahttp://www.blogger.com/profile/16594875160454215301noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3488092337944201450.post-2036840790207787982010-02-18T06:58:00.000-08:002010-02-18T07:00:06.981-08:00Dinasti Turki Utsmani<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:D2pLRAth3LSS-M:http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/58/Vlad_tepes_painting.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 128px; height: 215px;" src="http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:D2pLRAth3LSS-M:http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/58/Vlad_tepes_painting.jpg" alt="" border="0" /></a><br /><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span lang="EN-US">Sejak zaman dulu disebelah barat gurun pasir gobi ada suku yang bernama Turki, mereka hidup secar nomaden. Pada saat perkembangan periode islam mereka dikalahkan oleh bangsa TARTAR, maka mereka pindah kebarat sampai di tepi laut tengah (kini dikenal dengan sebutan Anatolia), yang sebelah selatannya terdapat bangsa arab. Mereka bersentuhan dengan orang arab yang telah beragama islam. Dengan komuniukasi tersebut mereka mulai banyak yang memeluk agama islam. Bangsa Turki tersebut rajin dan ahli perang, pintar berdiplomasi, dan akhirnya dengan waktu yang relatif singkat menjadi sebuah kekuatan politik yang besar.<strong></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span lang="EN-US">Bangsa Turki terbagi dalam berbagai suku diantaranya yang terkenal adalah suku ughuj. Suku ini terbagi menjadi 24 sub-suku dalam salah satu sub-suku tersebut lahirlah Sultan pertama dari dinasti Turki Usmani yang Bernama Usman. Pada saat bangsa Mongol (sebelum Islam) dan orang kristen, ingin menghapuskan Islam dari peta bumi, orang Turki<span> </span>Usmani muncul sebagai pelindung islam, bahkan mereka membawa panji islam sampai ketengah-tengah daratan Eropa.<strong></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span lang="EN-US">Pada abad ke 13 M, saat Chengis Khan mengusir orang-orang Turki dari khurasan dan sekitarnya. Kakeknya Usman yang bernama Sulaiman bersama pengikutnya bermukim di Asia kecil. Setelah reda serangan Mongol terhadap mereka, Sulaiman menyebrangi sungai efrat (dekat Allepo). Namun ia tenggelam, empat putera Sulaiman yang bernama, Shunkur, Gundogdur, Al-thugril, Dun Dar. Dua putranya yang pertama kembali ketanah air mereka sementara dua yang terakhir bermukim didaerah Asia kecil. Keduanya akhirnya berhasil mendekati Sultan saljuk yang bernama Sultan Auludin di Kunia. Saat Mongol menyerang Sultan Auludin di Angara (kini angkara), maka Al-Thugril menolongnya dan mngusir Mongol. Sebagai balas jasa Auludin memberikan daerah Iski Shahr dan sekitarnya kepada Al-Thugril, Al-thugril mendirikan Ibu Kota yang bernama Sungut. Disanalah lahir putranya yang pertama yaitu Usman pada 1258 M Al-thugril meninggal dunia. Selanjutnya Usman mendeklarasikan dirinya sebagai Sultan,maka itulah berdiri dinasti Turki Usmani. Usman memindhkan Ibu Kota<span> </span>Yeniy. Pada 1300 M Sultan Alaudin meninggal, maka Usman mengumumkan diri sebagai Sultan yang berdaulat penuh, ia mengkampanyekan dirinya dengan mencetak mata uang dan pembacaan khutbah atas nama diriny. Kekuatan militer<span> </span>yang dimiliki oleh Usman menjadi banteng pertahanan bagi kerajaan-kerajaan kecil dari serangan Mongol. Dengan demikian secara tidak langsung mereka mengakui usman sebagai penguasa tertinggi.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><strong><span lang="EN-US">MASA KEJAYAAN TURKI USMANI</span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span lang="EN-US">Pada awalnya kerajaan Turki Usmani hanya memiliki wilayah yang sangat kecil, namun dengan adanya dukungan militer, tidak beberapa lama Usmani menjadi Kerajaan yang besar bertahan dalam kurun waktu yang lama. Setelah Usman meninggal pada 1326, puteranya Orkhan (Urkhan) naik tahta pada usia 42 tahun. Pada periode ini tentara islam pertama kali masuk ke Eropa. Orkhan berhasil mnereformasi dan membentuk tiga pasukan utama tentara. Pertama, tentara sipani (tentara reguler) yang mendapatkan gaji tiap bulannya. Kedua, tentara Hazeb (tentara reguler) yang digaji pada saat mendapatkan harta rampasan perang( Mal al-ghanimah). Ketiga tentara Jenisaridirekrut pada saat berumur dua belas tahun, kebanyakan adalah anak-anak kristen yang dibimbing islam dan disiplin yang kuat. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span lang="EN-US">Haji Bithas, seorang ulama sufi menyebut pasukan tersebut dengan Enicary pasukan baru, mereka juga dekat dengan tentara bakteshy, sehingga akhirnya pasukan tersebut juga dinamai tentara bakhteshy<span> </span>tentara tersebut dibagi dalam, sepuluh, seratus dan seribu setiap kelompoknya, mereka diasingkan<span> </span>dari keluarga, mereka membawa kejayaan Usmani, pasukan elit ini dikeluarkan saat tentara reguler dan tentara ireguler sudah lelah dalam pertempuran. Dengan cepat dan sigap pasukan ini menyerbu setiap musuh yang datang melawan.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span lang="EN-US">Dalam peluasan wilayah Usmani mengalami kemunduran, merekalah yang melakukan reformasi dan menjadi “penguasa” defactor, karena tentara tersebut terlalu menyalah gunakan kekuasaan, akhirnya pada masa Sultan Mahmud II mereka dibubarkan.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span lang="EN-US">Penggantinya yaitu, puteranya yang bernama Murad I berhasil menaklukkan banyak daerah, seperti Adrianopal, Masedonea, Bulgaria, serbia dan Asia kecil. Namun yang paling monumental adalah penaklukan dikosovo. Dengan demikian lima ratus tahun daerah tersebut dikuasai oleh pemerintah Turki<span> </span>Usmani. Dia penguasa yang shaleh dan taat kepada Allah. Murad I meskipun banyak menalukkan<span> </span>peperangan namun tidak pernah kalah, ia dijuluki sebagai Alexander pada abad pertengahan, bahkan ia dinilai sebagai pendiri dinasti Turki Usmani yang sebenarnya. Putra Murad yang bernama Bayazid menggantikan ayahnya, ia terkenal dengan gelar Ildrim/Eldream. Bayazid dengan cepat menaklukkan daerah dan memperluas di Eropa. Bayazid sempat mengepung Konstantinopel selama enam bulan, namun akhirnya gagal karena menghadapi tentaranya Timurlang dan meninggal dunia di penjara timur setelah kalah perang dan tertangkap dalam perang di Anggora, sepeninggal Bayazid Turki Usmani mengalami kemunduran, selanjutnya Turki<span> </span>Usmani dipimpin oleh Muhammad, akhirnya ia berhasil mengembalikan Turki Usmani seperti sediakala, meskipun is tidak melakukan perluasan dan penaklukkan, Muhammad berhasil membawa Turki Usmani stabil kembali dengan keberhasilan ini, ia di sejajarkan oleh sejarawan dengan Umar II dari dinasti Bani Umaiyah.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span lang="EN-US">Setelah ia meninggal digantikan dengan Murad II. Ia mengembalikan daerah-daerah di Eropa (kosovo) yang lepas setelah meninggalnya Bayazid, Timurlang juga seorang penguasa yang saleh dan dicintai rakyatnya, ia seorang yang sabar, cerdas, berjiwa besar, dan ahli ketatanegaraan. Ia banyak dipuji oleh sejarawan barat, ia banyak membangun masjid dan sekolah, termasuk pula adil, sehingga orang non muslimpun hidup di tengah kedamaian.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span lang="EN-US">Penggantinya Murad II adalah Muhammad II dalam sejarah terkenal dengan Muhammad Al-Fatih, ia berhasil menaklukkan kota konstantinopel pertama kali yang telah dicita-citakan sejak khalifah Usman bin Affan, Gubernur Muawiyah yang pertama kali menyerang konstantinopel dan khalifah-khalifah selanjtnya yang berabad-abad mencita-citakan penaklukan konstantinopel, akhirnya tercapai pada abad 29 mei 1453.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span lang="EN-US">Pada saat itulah awal kehancuran Bizantium yang telah berkuasa sebelum masa Nabi. Sultan Muhammad al-Fatih menaklukkan venish, Italy, Rhodos, dan cremia yang terkenal dengan konstantinopel.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span lang="EN-US">Selanjutnya pada tahun 1520-1566 M, Sulaiman Agung menjadi penguasa baru di kerajaan Turki<span> </span>Usmani menggantikan Salim I dan dia dijuluki Sulaiman Al-Qanuni. Sulaiman bukan hanya sultan yang paling terkenal dikalangan Turki<span> </span>Usmani, akan tetapi pada awal ke 16 ia adalah kepala negara yang paling terkenal di dunia. Ia seorang penguasa yang shaleh, ia mewajibkan rakyat muslim harus shalat lima kali dan berpuasa di bulan ramadhan, jika ada yang melanggar tidak hanya dikenai denda namun juga sanksi badan.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span lang="EN-US">Sulaiman juga berhasil menerjemahkan Al-Qur’an dalam bahasa Turki, pada saat Eropa terjadi pertentangan antara katolik kepada khalifah Sulaiman, merteka di beri kebebasan dalam memilih agama dan diberikan tempat di Turki<span> </span>Usmani. Lord Cerssay mengatakan, bahwa pada zaman dimana dikenal ketidakadilan dankelaliman katholik roma dan protestan, maka Sultan Sulaiman yang paling adil dengan rakyatnya meskipun ada yang tidak beragama islam. Setelah Sulaiman, kerajaan turki Usmani mengalami kemunduran.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: -27pt; line-height: 150%;"><!--[if !supportLists]--><strong><span lang="EN-US"><span>KEMUNDURAN KERAJAAN TURKI USTMANI</span></span></strong><strong><span lang="EN-US"></span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 27pt; text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span lang="EN-US">Periode ini dimulai saat terjadinya perjanjian Carltouiz, 26 Januari 1699 M antara Turki Usmani dengan Australia, Rusia,Polandia, Vanesia, dan Inggris, isi perjanjian tersebut diantaranya adalah Australia dan Turki terikat perjanjian selama 25 tahun, yang mengatakan seluruh Honigaria ( yang merupakan wilaytah kekuasaan Turki) kecuali Traslvonia dan kota barat, diserahkan sepenuhnya pada Australia. Sementara wilayah camanik dan Podolia diserahkan kepada polandia. Rusia memperoleh wilayah-wilayah disekitar laur Azov. Sementara itu Venesia dengan diserahkannya Athena kepada Turki menjadi penguasa di seluruh Valmartia dan Maria, dengan demikian perjanjian Carltouiz ini melumpuhkan Turki Usmani menjadi negara yang kecil. Perjanjian itu terlaksana setahun kemudian.</span></p>Ikhsan Faridh Perdanahttp://www.blogger.com/profile/16594875160454215301noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3488092337944201450.post-87446269273764244252010-02-18T06:36:00.000-08:002010-02-18T06:51:31.597-08:00Dinasti Turki Seljuk<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:MgUhhEhFkkjIjM:https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiw83yuirFV8OQRuWU6JV9Lkl1mSjMWqmZ7nhI2yuYoGvx149p4jMEn3321rLmGa76e6MejbUxWXxB6YHLiOAHP8fA0OuYOGVzKKk8vjitUbG8j_MN0DNU1_nXURLAJYx2LQqA5iWBwvdrY/s320/300px-fatih.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 141px; height: 207px;" src="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:MgUhhEhFkkjIjM:https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiw83yuirFV8OQRuWU6JV9Lkl1mSjMWqmZ7nhI2yuYoGvx149p4jMEn3321rLmGa76e6MejbUxWXxB6YHLiOAHP8fA0OuYOGVzKKk8vjitUbG8j_MN0DNU1_nXURLAJYx2LQqA5iWBwvdrY/s320/300px-fatih.jpg" alt="" border="0" /></a><br />Pada abad ke-11 hingga 14 M, kawasan Asia Tengah dan Timur Tengah dikuasai sebuah dinasti Islam bernama Seljuk. Pada masa itu, ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat. Di zaman itu, madrasah dan rumah sakit tumbuh bak cendawan di musim hujan. Dinasti Seljuk pun tercatat telah turut mengibarkan bendera kejayaan Islam pada abad pertengahan.<br />Dinasti Seljuk dipimpin oleh suku Oguz Turki yang berasal dari Asia Tengah. Bangsa Seljuk mulai bermigrasi ke Anatolia sejak abad ke-11 M dan membentuk basis kekuatan yang hebat dalam dunia Islam. Migrasi bangsa Seljuk ke Anatolia yang begitu cepat dari timur menuju barat telah mengubah wajah dan karakter Anatolia yang sebelumnya memiliki karakter seperti negara Eropa.<br /><br />Seiring pesatnya migrasi bangsa Seljuk, telah membuat Anatolia lebih berkarakter Turki dibandingkan Eropa, sejak abad ke-12 M. Seiring bergulirnya waktu, bangsa Seljuk pun berhasil membangun Kekaisaran Seljuk Agung yang wilayah kekuasaannya terbentang dari Anatolia hingga Asia Selatan.<br /><br />Tak heran, jika sejarah menuliskan kebesaran dan keagungan Kekaisaran Seljuk Agung dengan tinta emas. Pada masa Pemerintahan Sultan Meliksah I, wilayah kekuasaan Dinasti Seljuk begitu luas, terbentang dari Kashgor sebuah daerah di ujung daerah Turki, sampai ke Yerussalem.<br /><br />Wilayah yang luas itu dibagi menjadi lima bagian: Pertama, Seljuk Besar. Wilayahnya meliputi Khurasan, Rayy, Jabal, Irak, Persia, dan Ahwaz. Ia merupakan induk dari yang lain. Jumlah Syekh yang memerintah seluruhnya delapan orang. Kedua, Seljuk Kirman. Wilayah kekuasaannya berada di bawah keluarga Qawurt Bek ibn Dawud ibn Mikail ibn Seljuk. Jumlah syekh yang memerintah dua belas orang.<br /><br />Ketiga, Seljuk Irak dan Kurdistan. Pemimpin pertamanya adalah Mughirs al-Din Mahmud. Seljuk ini secara berturut-turut diperintah oleh sembilan syekh. Keempat Seljuk Suriah. Diperintah oleh keluarga Tutush ibnu Alp Arselan ibnu Daud ibnu Mikail ibnu Seljuk, jumlah syekh yang memerintah lima orang.<br /><br />Kelima Seljuk Ruum. Diperintah oleh keluarga Qutlumish ibnu Israil ibnu Seljuk dengan jumlah syeikh yang memerintah seluruhnya 17 orang. Pada era kekuasaan Seljuk terdapat sejumlah penelitian mengenai kemajuan ilmu pengetahuan. Ada sejumlah peneliti yang menyebutkan bahwa pada masa ini terjadi stagnasi dalam bidang ilmu pengetahuan, sastra, seni, juga ilmu filsafat di Dunia Islam.<br /><br />Namun, berbagai macam peningggalan baik berupa buku-buku pengetahuan karya ilmuwan Muslim serta peninggalan budaya Islam pada era kekuasaan Dinasti Seljuk telah mematahkan dugaan itu. Megahnya sejumlah monumen dan masjid membuktikan bahwa pada masa pemerintahan Dinasti Seljuk justru ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat di Dunia Islam.<br /><br />Ada dua institusi penting yang berkembang pesat pada masa pemerintahan Dinasti Seljuk, yakni madrasah dan rumah sakit. Pada masa itu, madrasah dan rumah sakit dibangun di mana-mana. Madrasah, perpustakaan dan rumah sakit bermunculan di wilayah-wilayah yang dikuasai Dinasti Seljuk, seperti kota Baghdad, Merv, Isfahan, Nishapur, Mosul, Damaskus, Kairo, Aleppo, Amid (Diyarbakir), Konya, Kayseri dan Malatya.<br /><br />Insititusi itu berkembang menjadi pusat-pusat kebudayaan Seljuk Islam. Pada masa pemerintahan Dinasti Seljuk, arsitektur bangunan banyak yang terbuat dari batu-batuan yang tahan lama. Sehingga berbagai macam bangunan yang dibangun bangsa Seljuk kebanyakan masih bertahan selama beberapa abad. Salah satu bukti bahwa ilmu pengetahuan dan sastra tidak padam pada masa pemerintahan Dinasti Seljuk adalah banyaknya para ilmuwan dan intelektual Muslim yang terus mengembangkan ilmunya.<br /><br />Beberapa ilmuwan dan budayawan terkemuka yang lahir pada masa itu antara lain; el-Juvayni, Ebu Ishak al-Shirazi, Omer al-Hayyam, al-Bedi' al-Usturlabi, Ebu'l-Berekat Hibetullah bin Malka el-Bagdadi, Samav'el al-Magribi, Serefeddin al-Tusa, Kamal al-din bin Yunus, Shahabeddin Yahya bin Habes al-Suhrawardi, Fahr al-din al-Razi, Ibnu al-Razzaz al-Jezeri, Ibnu al-Esir, serta Seyfeddin el-Amidi.<br /><br />Pada era kepemimpinan Sultan Dinasti Seljuk Meliksah I (1072 -1092) di dunia islam pernah berdiri observatorium besar di kota Isfahan. Sedangkan seorang ilmuwan bernama Omer el-Hayyam dan teman-temannya memanfaatkan observatorium tersebut untuk melakukan penelitian hingga akhirnya menghasilkan karya berjudul Zic-i Melikshahi atau (Buku Tabel Astronomi) dan Takvim-i Jalali (Kelender Jalalaean).<br /><br />Pada masa itu, seorang ilmuwan bernama El-Bed' al-Usturlabi menuliskan bukunya yang berjudul al-Zij al-Mahmudi (Buku Tabel Astronomi Mahmudi). Sedangkan, seorang ilmuwan yang bernama Ebu Mansur membuat karya berjudul el-Zij al-Senceri ( Buku Tabel Astronomi Senceri). Istana para Sultan Seljuk baik di Baghdad, Isfahan serta Merv selalu dipenuhi para pelajar, ilmuwan, juga para penulis. Mereka menuliskan karya-karyanya baik dalam bahasa Arab maupun bahasa Persia. Bahkan Literatur Islam Persia mulai mendunia di bawah Dinasti Seljuk.<br /><br />Beberapa penulis besar yang karyanya masih bisa dinikmati pada saat ini antara lain karya Jalaladdin-i Rumi Hakani, Senayi, Nizami, Attar, Mevlan, dan Sa'di. Para penulis besar tersebut hidup dan mempersembahkan karya-karyanya kepada para sultan Dinasti Seljuk. Kondisi ekonomi dan kesehatan masyarakat yang membaik di bawah kekuasaaan Dinasti Seljuk berhasil meningkatkan aktivitas dan prestasi masyarakatnya dalam bidang literatur, seni dan ilmu pengetahuan. Peningkatan aktivitas masyarakat dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan ini mendapat dorongan yang signifikan dari pemerintah Dinasti Seljuk.<br /><br />Sejak abad-ke 14 M, ratusan madrasah ditemukan tersebar luas di Anatolia. Hampir setiap wilayah Anatolia terdapat madrasah. Hal ini jelas menunjukkan bahwa Dinasti Seljuk sangat memperhatikan dunia pendidikan bagi rakyatnya. Gambaran berbeda terlihat di pusat Kekuasaan Islam di wilayah yang dikuasai bangsa lain seperti di Mesir, Syuriah, dan Palestina di mana madrasah hanya ditemukan di kota-kota besar saja, tidak seperti di Anatolia, baik di desa dan di kota pemerintah membangun madrasah. Madrasah-madrasah yang dibangun Dinasti Seljuk tersebut masih banyak yang berdiri dengan tegak hingga saat ini dan dapat ditemukan di berbagai kota besar, kota kecil, juga desa yang berada di Anatolia.<br /><br />Saksi Kemajuan Sains Dinasti Seljuk<br /><br />Berbagai macam peninggalan yang diwariskan Dinasti Seljuk telah menjadi bukti bahwa ilmu pengetahuan berkembang dengan baik, seperti ilmu fisika dan geometri. Hal itu tampakdari bangunan-bangunan peninggalan Dinasti Seljuk yang hingga kini masih berdiri kokoh dan megah.<br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(0, 51, 51);">1. Masjid</span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTwQltISzXI6RCdv3uKwSwA_jI1lQsYIqCxlFTfFSj0fxpTJiShbn0B3yyWOWYesdk4f89LoIBt6aHCuHuP7mBvLBGqqkFE7nPNsfpFZTBxAko5Eu5eJ_Fjs_SLpJnMR8mtYe8a-uCe8k/s1600-h/Untitled+picture1.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 248px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTwQltISzXI6RCdv3uKwSwA_jI1lQsYIqCxlFTfFSj0fxpTJiShbn0B3yyWOWYesdk4f89LoIBt6aHCuHuP7mBvLBGqqkFE7nPNsfpFZTBxAko5Eu5eJ_Fjs_SLpJnMR8mtYe8a-uCe8k/s320/Untitled+picture1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5389505866372330626" border="0" /></a><br /><br />Kehebatan para arsitektur Dinasti Seljuk terlihat pada arsitektur dan teknik bangunan masjid-masjidnya. Masjid Seljuk sering disebut Masjid Kiosque. Bangunan masjid ini biasanya lebih kecil yang terdiri dari sebuah kubah, berdiri melengkung dengan tiga sisi yang terbuka. Itulah ciri khas masjid Kiosque. Model masjid khas Seljuk ini seringkali dihubungkan dengan kompleks bangunan yang luas seperti karavanserai serta madrasah.<br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(0, 51, 51);">2. Karavanserai</span><br /><br />Para sultan Dinasti Seljuk banyak membangun karavanserai sebagi tempat singgah bagi para musafir. Selain itu, karavanserai juga dibangun untuk kepentingan perdagangan dan bisnis. Para musafir maupun pedagang dari berbagai negeri akan dijamu di karavanserai selama beberapa hari secara gratis.<br /><br />Bangunan karavanserai sendiri terdiri dari halaman, dan ruang utama di mana terdapat banyak kamar untuk menginap. Karavanserai pertama kali dibangun pada 1078 M oleh Sultan Nasr di antara rute Bukhara hingga Samarkand. Struktur bangunan karavanserai Seljuk meniru istana padang pasir Dinasti Abbasiyah yang berbentuk segi empat.<br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(0, 51, 51);">3. Madrasah</span><br /><br />Bangunan madrasah Dinasti Seljuk pertama kali muncul di Khurasan pada awal abad ke-10 M, sebagai sebuah adaptasi dari rumah para guru untuk menerima murid. Pada pertengahan abad ke-11 M, bangunan madrasah diadopsi oleh penguasa Seljuk Emir Nizham Al-Mulk menjadi bangunan publik.<br /><br />Emir Nizham Al-Mulk sendiri terispirasi oleh penguasa Ghaznawiyyah dari Persia. Di Persia, madrasah dijadikan tempat pembelajaran teknologi. Madrasah tertua yang dibangun Nizham Al-Mulk terdapat di Baghdad pada 1067 M.<br /><br />Madrasah yang dibangun Dinasti Seljuk terdiri dari halaman gedung yang dikelilingi tembok dan dilengkapi dengan asrama untuk menginap para pelajar. Selain itu, di dalam madrasah juga terdapat banyak ruang belajar. Bangunan madrasah Seljuk sesuai dengan arsitektur Iran.<br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(0, 51, 51);">4. Menara</span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjz352vSbRyGbiT1THTxIXWmY-TJJmqgb40FXTKhvvjUtSTnhPBCAS_ADbm9HY6BAWJzKyiInZ7AX9PRW_Td-FOQ1a-ovgubfZYKdm-e9NzuDJJrqBD4MmOWpvS62tSMYq6YAZ06CgAuO0/s1600-h/Untitled+picture.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 220px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjz352vSbRyGbiT1THTxIXWmY-TJJmqgb40FXTKhvvjUtSTnhPBCAS_ADbm9HY6BAWJzKyiInZ7AX9PRW_Td-FOQ1a-ovgubfZYKdm-e9NzuDJJrqBD4MmOWpvS62tSMYq6YAZ06CgAuO0/s320/Untitled+picture.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5389505861605612946" border="0" /></a><br /><br />Bentuk menara masjid yang dibangun oleh Dinasti Seljuk cenderung mengadopsi menara silinder sebagai ganti menara berbentuk segi empat.<br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(0, 51, 51);">5. Mausoleum</span><br /><br />Bangunan mausoleum (makam yang indah dan megah) warisan Dinasti Seljuk menampilkan beragam bentuk termasuk oktagonal (persegi delapan), berbentuk silinder dan bentuk-bentuk segi empat ditutupi dengan kubah (terutama di Iran). Selain itu ada pula yang atapnya berbentuk kerucut terutama yang berada di Anatolia.<br /><br />Bangunan mausoleum biasanya dibangun di sekitar tempat tinggal tokoh atau bisa pula letaknya dekat masjid atau madrasah. Dinasti seljuk membangun mausoleum untuk memakamkan dan menghormati kebesaran para penguasa dinasti tersebut.Ikhsan Faridh Perdanahttp://www.blogger.com/profile/16594875160454215301noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3488092337944201450.post-66950088817573945862010-02-14T23:42:00.000-08:002010-02-18T06:35:50.584-08:00Mengikuti JejakJudul Buku : <span style="color: rgb(0, 153, 0);">Jejak Malaikat Di Bumi</span><br />Penulis : M.Hilal Tri Anwari<br />Penerbit : Pustaka Al-kautsar Jakarta<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcdl4fH_LTFMxQO7Hg1YTBugp_1i7RU-uZjO8RXTn62k5voik-zBWCr6sEWFCgSH2cWEWSMwosfpY-lCi_0nKg-ILiCJMRpdGaUH1c_4Jg7Mj3dZQlKQ8RftkVrei-8zRXwpROse_V7U8/s320/jejak+malaikat+kcl.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 239px; height: 358px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcdl4fH_LTFMxQO7Hg1YTBugp_1i7RU-uZjO8RXTn62k5voik-zBWCr6sEWFCgSH2cWEWSMwosfpY-lCi_0nKg-ILiCJMRpdGaUH1c_4Jg7Mj3dZQlKQ8RftkVrei-8zRXwpROse_V7U8/s320/jejak+malaikat+kcl.JPG" alt="" border="0" /></a>Ternyata malaikat itu makhluk yang cerdas. Dan dimungkinkan manusia memiliki model kecerdasan tersebut. Bagaimana mereka memiliki dan memperolah kecerdasan para malaikat itu ?<br /><br />Jika Anda selalu ingin didoakan para kyai dan orang shaleh, maka sesungguhnya Anda bisa memperoleh doa yang lebih tinggi kualitasnya, yakni doa dan dukungan para malaikat, bagaimana caranya agar Anda menjadi salah satu orang yang selalu didoakan malaikat ?<br /><br />Ternyata di muka bumi ini ada situs dan benda-benda peninggalan malaikatyang masih ada hingga hari ini, Anda pun masih bisa menyaksikan dan melihatnya secara langsung. Dimanakah tempatnya ?<br /><br />Ternyata tidak hanya para nabi dan rasul saja yang pernah bertemu dengan malaikat, ada banyak orang yang pernah bertemu bahkan mengucapkan salam kepada mereka dan salam mereka pun dijawab oleh para malaikat. Siapakah mereka-mereka itu ?<br /><br />Ternyata malaikat juga mencintai orang-orang biasa. Siapa sajakah mereka itu ? Mungkinkah kita memperolah cinta malaikat ?<br /><br />Dan yang lebih heboh lagi, malaikat ternyata memegang beberapa rahasia penting seputar manusia, rahasia tentang makhluk terkuat, rahasia baitul-hamdi, rahasia tempat yang dibenci malaikat dan rahasia tentang rezeki dan ajal.<br /><br />Jika Anda adalah pencari hakikat ketenangan dan kebahagiaan hidup yang hakiki, simak dan bacalah rahasia yang digenggam para malaikat itu.Ikhsan Faridh Perdanahttp://www.blogger.com/profile/16594875160454215301noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3488092337944201450.post-6969526894016778832010-02-14T23:32:00.000-08:002010-02-18T06:35:50.584-08:00Kedatangan Imam MahdiJudul Buku: <span style="color: rgb(0, 153, 0);">RAMALAN IMAM MAHDI Akankah Ia Datang Pada 2015?</span><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">Penulis : <a href="http://armansyah.swaramuslim.com/">Armansyah</a><br />Penerbit: <a target="_blank" href="http://www.serambi.co.id/">Serambi Ilmu Semesta</a></span><br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://www.serambi.co.id/modules/Katalog/images/cover/buku_Imam-Mahdi.gif"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 182px; height: 283px;" src="http://www.serambi.co.id/modules/Katalog/images/cover/buku_Imam-Mahdi.gif" alt="" border="0" /></a>Kiamat sudah dekat. Malah ada yang meramal Imam Mahdi, sang juru selamat, akan datang pada Oktober 2015. Benarkah?<br /><br />Pada zaman yang semakin canggih ini, keyakinan akan hadirnya Imam Mahdi tidak sirna begitu saja. Bahkan mungkin sangat ditunggu. Perkembangan sains membawa tafsir baru yang lebih ilmiah dan terukur untuk menaksir ayat-ayat yang meramalkan kedatangan sang juru selamat. Tak heran belakangan muncul nabi-nabi sekunder hingga sekte-sekte penjemput kiamat. Sebut saja Lia Aminudin, Ahmad Musaddiq, Sakti A Sihite, Sayuti, dan sebagainya. Kita menyaksikan periode sejarah yang sarat dengan ramalan kedatangan Imam Mahdi dan Hari Kiamat.<br /><br />Buku ini datang pada saat yang tepat. Setelah memberi jawaban teologis mengenai kemunculan Imam Mahdi dalam tradisi Islam sekaligus Yahudi dan Kristen, buku ini membantah ramalan Jaber Bolushi tentang kiamat 2015. Buku ini menguak manipulasi data, aksi “akrobat ayat”, hitung-hitungan yang problematis, dan inakurasi penghitungan yang dilakukan Bolushi. Polemik dibingkai dalam telusur ilmu pengetahuan yang mudah dicerna dan tidak spekulatif.<br /><br />Ditulis dengan gaya ulas ringan dan mengalir, buku ini menyajikan untuk kesekian kalinya tegangan antara sains dan agama, yang masih memungkinkan adanya titik temu dalam belantara kemisteriusan Tuhan. Sang penulis yang memiliki silsilah keturunan Nabi (habib) mampu meletakkan ramalan kedatangan Imam Mahdi dalam argumentasi yang proporsional. Selain meluruskan akidah, buku ini kaya data menarik dalam sejarah, sains, dan peramalan.<br /></div>Ikhsan Faridh Perdanahttp://www.blogger.com/profile/16594875160454215301noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3488092337944201450.post-74474406399155871002010-02-07T14:21:00.000-08:002010-02-07T14:22:53.099-08:00Menguak Mitos Majapahit<p style="text-align: justify;">Tahukah Anda bahwa umur Kerajaan Majapahit yang sangat terkenal itu ternyata hanya <strong>185 tahun</strong> (1293-1478). Kerajaan Jawa yang didirikan oleh Raden Wijaya yang masih keturunan raja Kerajaan Sunda Galuh ini namanya begitu masyhur dalam buku-buku sejarah resmi yang kita pelajari dari SD hingga SMA. Apalagi ditambah penisbatan Majapahit sebagai sumber inspirasi berdirinya Republik Indonesia karena kerajaan inilah yang mula-mula “mempersatukan” (menaklukkan) pulau-pulau di seantero Nusantara dalam genggaman kekuasaannya.</p> <p style="text-align: justify;">Kita seolah lupa bahwa di bumi Nusantara ini ternyata ada juga kerajaan-kerajaan yang tak kalah hebat, baik dari segi masa pemerintahannya maupun kekuatan militernya. Siapa sangka <strong>Kesultanan Aceh Darussalam</strong> itu memiliki umur <strong>396 tahun!</strong> (berdiri tahun 1507 dan takluk pada Belanda pada tahun 1903 akibat kalah perang). Sebagai catatan Aceh akhirnya kalah setelah perang berlarut-larut yang memakan waktu 30 tahun (1873-1903) dan berkurangnya bantuan militer dari Kesultanan Ottoman.</p> <p style="text-align: justify;">Diluar Kerajaan Aceh Darussalam yang digdaya itu ternyata masih ada lagi 2 buah kerajaan yang berumur panjang (dan tentunya lebih panjang daripada Majapahit yang terkenal itu). Kedua kerajaan ini masih berada di Sumatera. Sriwijaya adalah kerajaan yang lebih awal dari Majapahit yang sempat menancapkan bendera di bumi Nusantara ini setidaknya selama <strong>617 tahun</strong>. Sriwijaya telah ada sejak tahun 671 menurut kesaksian I-tsing, seorang pendeta Tiongkok yang mengunjungi kerajaan tersebut pada tahun itu. Kerajaan ini runtuh setelah Ekspedisi Pamalayu yang dilancarkan Kerajaan Singasari tahun 1288.</p> <p style="text-align: justify;">Kerajaan kedua adalah Kerajaan Pagaruyung atau juga dikenal dengan nama Kerajaan Minangkabau. Kerajaan yang berlokasi di Sumatera Tengah ini sempat berumur <strong>477 tahun</strong>. Ia didirikan oleh Adityawarman pada tahun 1347 dan runtuh akibat Revolusi Sosial Wahabbi (Islam Mazhab Hambali) pada tahun 1824. Revolusi Wahabbi yang berniat mendirikan Daulah Islam Minangkabau ini akhirnya gagal dan berakhir dengan kisah Perang Paderi yang terkenal itu.</p> <p style="text-align: justify;">Kembali kepada topik awal yaitu soal Majapahit, kita terlanjur mempercayai kebesaran kerajaan tersebut yang mana sumber datanya rata-rata berdasarkan klaim dalam kitab manifesto politik berjudul Negarakertagama. Kitab yang ditemukan pada abad ke 19 di dalam sebuah Puri di Lombok ini seolah melegitimasi fakta sejarah yang masih kabur tentang wilayah kekuasaan Majapahit.</p> <p style="text-align: justify;">Andaipun sebagian cerita di dalam kitab ini benar adanya, maka tidak serta merta Nusantara berada dalam genggaman Majapahit selama 185 tahun. Yang benar adalah hanya selama <strong>39 tahun saja!</strong> Dasarnya adalah sebagian besar wilayah-wilayah tersebut ditaklukkan pada masa Raja Hayam Wuruk berkuasa (1350-1389) dengan bantuan Patih Gadjah Mada -nya yang terkenal itu. Sebagian besar wilayah pantai di pulau-pulau utama Nusantara memang sempat jatuh dalam hegemoni Majapahit dengan perkecualian wilayah Tatar Pasundan di Jawa Barat dan Pulau Madura. Setelah era Hayam Wuruk berakhir, satu persatu negara bawahan itu mulai melepaskan diri.</p> <p style="text-align: center;"><img class="alignleft" style="margin-left: 7px; margin-right: 7px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBnJ_gzY_kjFl1olhWnU8ke0yx9_PGYH9JE9p4ON_cimuwkxkj6kc4WxWi5bTNQf5le3UWQBfWHBapexCGduCy9xICUMfvdp32DI-8ISXUIfAHo_T_478GK4qSOnAJ4b2jqA5mRTQWg8Y/s320/foto+ficer+monumen---eka+%281%29.JPG" alt="" width="261" height="196" /></p> <p style="text-align: justify;">Sekali lagi andai isi kitab ini benar tentu kiranya akan dengan mudah kita temukan jejak-jejak kekuasaan Majapahit di daerah-daerah taklukannya tersebut, sama seperti dengan mudahnya kita menemukan pengaruh India, Cina, Arab, Persia dan Eropa di negeri ini. Namun pada kenyataannya di wilayah Sulawesi Selatan dimana Kerajaan Gowa dan Kerajaan Luwu diklaim takluk tidak ditemukan sedikitpun jejak kerajaan yang berpusat di Tanah Jawa itu. Satu-satunya jejak kosakata mungkin kata kuda yang dalam bahasa Makassar adalah “jarang” (kemungkinan diambil dari kata jaran dalam bahasa Jawa). Selain itu nyaris tidak ada. Justru salah satu pamor keris di Jawa dinamakan pamor Luwu, dimana pada masa Majapahit, Kerajaan Luwu sangat terkenal dengan industri senjatanya yaitu keris itu sendiri.</p> <p style="text-align: justify;">Jadi pertanyaannya manakah versi sejarah yang harus kita percaya. Saya rasa atas nama ilmu pengetahuan, perlu kiranya kita merevisi pemahaman kita selama ini dan perlu pula meneliti ulang cerita-cerita yang sempat dijadikan mitos sejarah dengan tujuan-tujuan tertentu.</p><p style="text-align: justify;"><a href="http://umum.kompasiana.com/2009/09/23/mitos-mitos-sesat-majapahit"><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Sumber</span></a><br /></p> <p style="text-align: left;"><br /></p>Ikhsan Faridh Perdanahttp://www.blogger.com/profile/16594875160454215301noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3488092337944201450.post-36248198863214212342010-02-07T14:05:00.000-08:002010-02-07T14:19:55.776-08:00Terjemahan Kitab Negara Kertagama Part 2Tahun Saka 1256, Rani Jiwana Wijaya Tungga Dewi bergilir mendaki takhta Wilwatikta. Didampingi raja putra Singasari atas perintah ibunda Rajapatni. Sumber bahagia dan pangkal kuasa. Beliau jadi pengemban dan pengawas raja muda, Sri Paduka Wilwatikta. Tahun Saka 1253 sirna musuh di Sadeng, Keta diserang. Selama bertakhta, semua terserah kepada Mahamantri agung bijak, Mada namanya. Tahun Saka 1265, raja Bali yang alpa dan rendah budi diperangi, gugur bersama balanya. Menjauh segala yang jahat, tenteram”.<br /><br /><p style="text-align: justify;">Begitu ujar Dang Acarya Ratnamsah. Sungguh dan mengharukan ujar Sang Kaki. Jelas keunggulan Sri Paduka di dunia. Dewa asalnya, titisan Girinata. Barang siapa mendengar kisah raja. Tak puas hatinya, bertambah baktinya. Pasti takut melakukan tindak jahat. Menjauhkan diri dari tindak durhaka.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;"></p><blockquote style="font-weight: bold; font-style: italic;">Paduka Empu minta maaf berkata : “Hingga sekian kataku, sang rakawi. Semoga bertambah pengetahuanmu. Bagai buahnya, gubahlah puja sastra”.</blockquote><p></p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Habis jamuan rakawi dengan sopan. Minta diri kembali ke Singasari. Hari surut sampai pesanggrahan lagi. Paginya berangkat menghadap Sri Paduka. Tersebut Sri Paduka Prabu berangkat berburu. Lengkap dengan senjata, kuda dan kereta. Dengan bala ke hutan Alaspati, rimba belantara rungkut rimbun penuh gelagah rumput rampak. Bala bulat beredar membuat lingkaran. Segera siap kereta berderet rapat. Hutan terkepung, terperanjat kera menjerit burung ribut beterbangan berebut dulu. Bergabung sorak orang berseru den membakar. Gemuruh bagaikan deru lautan mendebur. Api tinggi menyala menjilat udara. Seperti waktu hutan Alaspati terbakar. Lihat rusa-rusa lari lupa daratan. Bingung berebut dahulu dalam rombongan. Takut miris menyebar, ingin lekas lari. Malah manengah berkumpul tumpuk timbun. Banyaknya bagai banteng di dalam Gobajra Penuh sesak, bagai lembu di Wresabapura Celeng, banteng, rusa, kerbau, kelinci. Biawak, kucing, kera, badak dan lainnya. Tertangkap segala binatang dalam hutan. Tak ada yang menentang, semua bersatu. Srigala gagah, yang bersikap tegak-teguh. Berunding dengan singa sebagai ketua.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Izinkanlah saya bertanya kepada raja satwa. Sekarang raja merayah hutan, apa yang diperbuat? Menanti mati sambil berdiri ataukah kita lari. Atau tak gentar serentak melawan, jikalau diserang? Seolah-olah demikian kata srigala dalam rapat. Kijang menjawab : “Hemat patik tidak ada jalan lain kecuali lari. Lari mencari keselamatan diri sedapat mungkin”. Kaswari, rusa dan kelinci setuju. Banteng berkata : “Amboi! Celaka kijang, sungguh binatang hina lemah. Bukanlah sifat perwira lari, atau menanti mati. Melawan dengan harapan menang, itulah kewajiban.” Kerbau, lembu serta harimau setuju dengan pendapat ini. Jawab singa : “Usulmu berdua memang pantas diturut, Bung. Tapi harap dibedakan, yang dihadapi baik atau buruk. Jika penjahat, terang kita lari atau kita lawan. Karena sia-sia belaka, jika mati terbunuh olehnya. Jika kita menghadapi tripaksa, resi Siwa-Buda. Seyogyanya kita ikuti saja jejak sang pendeta. Jika menghadapi raja berburu, tunggu mati saja. Tak usah engkau merasa enggan menyerahkan hidupmu. Karena raja berkuasa mengakhiri hidup makhluk. Sebagai titisan Batara Siwa berupa narpati. Hilang segala dosanya makhluk yang dibunuh beliau. Lebih utama dari pada terjun ke dalam telaga. Siapa di antara sesama akan jadi musuhku? Kepada tripaksa aku takut, lebih utama menjauh. Niatku, jika berjumpa raja, akan menyerahkan hidup. Mati olehnya, tak akan lahir lagi bagai binatang.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Bagaikan katanya: “Marilah berkumpul!” Kemudian serentak maju berdesak. Prajurit darat yang terlanjur langkahnya. Tertahan tanduk satwa, lari kembali. Tersebutlah prajurit berkuda. Bertemu celeng sedang berdesuk kumpul. Kasihan! Beberapa mati terbunuh. Dengan anaknya dirayah tak berdaya. Lihatlah celeng jalang maju menerjang. Berempat, berlima, gemuk, tinggi, marah. Buas membekos-bekos, matanya merah. Liar dahsyat, saingnya seruncing golok. Tersebut pemburu kijang rusa riuh seru-menyeru.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Ada satu yang tertusuk tanduk, lelah lambat jalannya. Karena luka kakinya, darah deras meluap-luap. Lainnya mati terinjak-injak, menggelimpang kesakitan. Bala kembali berburu, berlengkap tombak serta lembing. Berserak kijang rusa di samping bangkai bertumpuk timbun. Banteng serta binatang galak lainnya bergerak menyerang. Terperanjat bala raja bercicir lari tunggang langgang. Ada yang lari berlindung di jurang, semak, kayu rimbun. Ada yang memanjat pohon, ramai mereka berebut puncak. Kasihanlah yang memanjat pohon tergelincir ke bawah Betisnya segera diseruduk dengan tanduk, pingsanlah! Segera kawan-kawan datang menolong dengan kereta. Menombak, melembing, menikam, melanting, menjejak-jejak. Karenanya badak mundur, meluncur berdebak gemuruh. Lari terburu, terkejar, yang terbunuh bertumpuk timbun. Ada pendeta Siwa-Buda yang turut menombak, mengejar. Disengau harimau, lari diburu binatang mengancam. Lupa akan segala darma, lupa akan tata sila. Turut melakukan kejahatan, melupakan darmanya.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Tersebut Sri Paduka telah mengendarai kereta kencana. Tinggi lagi indah ditarik lembu yang tidak takut bahaya, menuju hutan belantara, mengejar buruan ketakutan. Yang menjauhkan diri lari bercerai-berai meninggalkan bangkai. Celeng. kaswari, rusa dan kelinci tinggal dalam ketakutan. Sri Paduka berkuda mengejar yang riuh lari bercerai-berai. Mahamantri Agung, tanda dan pujangga di punggung kuda turut memburu binatang jatuh terbunuh tertombak, terpotong. tertusuk, tertikam. Tanahnya luas lagi rata, hutannya rungkut di bawah terang. Itulah sebabnya kijang dengan mudah dapat diburu kuda. Puaslah hati Sri Paduka sambil bersantap dihadap pendeta. Bercerita tentang caranya berburu, menimbulkan gelak tawa. Terlangkahi betapa narpati sambil berburu menyerap sari keindahan gunung dan hutan, kadang-kadang kepayahan kembali ke rumah perkemahan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Membawa wanita seperti cengkeraman, di hutan bagai menggempur, negara tahu kejahatan satwa, beliau tak berdosa terhadap darma ahimsa. Tersebut beliau bersiap akan pulang, rindu kepada keindahan pura. Tatkala subakala berangkat menuju Banyu Hanget, Banir dan Talijungan. Bermalam di Wedwawedan, siangnya menuju Kuwarahan, Celong dan Dadamar Garuntang, Pagar Telaga, Pahanjangan, sampai di situ perjalanan beliau. Siangnya perjalanan melalui Tambak, Rabut, Wayuha terus ke Balanak menuju Pandakan, Banaragi, sampai Pandamayan beliau lalu bermalam Kembal! ke selatan, ke barat, menuju Jejawar di kaki gunung berapi. Disambut penoton bersorak gembira, menyekar sebentar di candi makam. Adanya candi pasareyan tersebut sudah sejak zaman dahulu. Didirikan oleh Sri Kertanagara, moyang Sri Paduka Prabu. Di situ hanya jenazah beliau sahaja yang dimakamkan. Karena beliau dulu memeluk dua agama Siwa-Buda. Bentuk candi berkaki Siwa berpuncak Buda, sangat tinggi. Di dalamnya terdapat arca Siwa, indah tak dapat dinilai. Dan arca Maha Aksobya bermahkota tinggi tidak bertara. Namun telah hilang, memang sudah layak, tempatnya: di Nirwana.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Konon kabarnya tepat ketika arca Hyang Aksobya hilang, ada pada Sri Paduka guru besar, mashur. Pada Paduka putus tapa, sopan suci penganut pendeta Sakyamuni Telah terbukti bagai mahapendeta terpundi sasantri. Senang berziarah ke tempat suci, bermalam dalam candi. Hormat mendekati Hyang arca suci, khidmat berbakti sembah. Menimbul-kan iri di dalam hati pengawas candi suci. Ditanya mengapa berbakti kepada arca dewa Siwa. Pada Paduka menjelaskan sejarah candi pasareyan suci. Tentang adanya arca Aksobya indah, dahulu di atas. Sepulangnya kembali lagi ke candi menyampaikan bakti. Kecewa! tercengang memandang arca Maha Aksobya hilang. Tahun Saka 1253 itu hilangnya arca. Waktu hilangnya halilintar menyambar candi ke dalam.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Benarlah kabuan pendeta besar bebas dari prasangka. Bagaimana membangun kembali candi tua terbengkalai?. Tiada ternilai indahnya, sungguh seperti surga turun. Gapura luar, mekala serta bangunannya serba permai. Hiasan di dalamnya naga puspa yang sedang berbunga. Di sisinya lukisan putri istana berseri-seri. Sementara Sri Paduka girang cengkerma menyerap pemandangan. Pakis berserak sebar di tengah tebat bagai bulu dada. Ke timur arahnya di bawah terik matahari Sri Paduka. Meninggalkan candi Pekalongan girang ikut jurang curam. Tersebut dari Jajawa Sri Paduka berangkat ke desa padameyan. Berhenti di Cunggrang, mencahari pemandangan, masuk hutan rindang. Ke arah asrama para pertapa di lereng kaki gunung menghadap jurang. Luang jurang ternganga-nganga ingin menelan orang yang memandang.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Habis menyerap pemandangan, masih pagi kereta telah siap. Ke barat arahnya menuju gunung melalui jalannya dahulu. Tiba di penginapan Japan, barisan tentara datang menjemput yang tinggal di pura iri kepada yang gembira pergi menghadap. Pukul tiga itulah waktu Sri Paduka bersantap bersama-sama. Paling muka duduk Sri Paduka lalu dua paman berturut tingkat raja Matahun dan Paguhan bersama permaisuri agak jauhan. Di sisi Sri Paduka, terlangkahi berapa lamanya bersantap. Paginya pasukan kereta Sri Paduka berangkat lagi. Sang pujangga menyidat jalan ke Rabut, Tugu, Pengiring. Singgah di Pahyangan, menemui kelompok sanak kadang. Dijamu sekadarnya, karena kunjungannya mendadak. Banasara dan Sangkan Adoh tesah lama dilalui. Pukul dua Sri Paduka telah sampai di perbatasan kota Sepanajng jalan berdesuk-desuk, gajah, kuda, pedati. Kerbau, banteng dan prajurit darat sibuk berebut jalan. Teratur rapi mereka berarak di dalam deretan. Narpati Pajang, permaisuri dan pengiring paling muka. Di belakangnya tidak jauh, berikut Narpati Lasom.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Terlampau indah keretanya, menyilaukan yang memandang. Rani Daha, rani Wengker semuanya urut belakang. Disusul rani Jiwana bersama laki dan pengiring. Bagai penutup kereta Sri Paduka serombongan besar. Diiring beberapa ribu perwira dan para mentri. Tersebut orang yang rapat rampak menambak tepi jalan Berjejal ribut menanti kereta Sri Paduka berlintas. Tergopoh-gopoh wanita ke pintu berebut tempat. Malahan ada yang lari telanjang lepas sabuk kainnya. Yang jauh tempatnya, memanjat kekayu berebut tinggi. Duduk berdesak-desak di dahan, tak pandang tua muda. Bahkan ada juga yang memanjat batang kelapa kuning. Lupa malu dilihat orang, karena tepekur memandang. Gemuruh dengung gong menampung Sri Paduka Prabu datang. Terdiam duduk merunduk segenap orang di jalanan. Setelah raja lalu berarak pengiring di belakang. Gajah. kuda, keledai, kerbau berduyun beruntun-runtun.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Yang berjalan rampak berarak-arak. Barisan pikulan bejalan belakang. Lada, kesumba, kapas, buah kelapa. Buah pinang, asam dan wijen terpikul. Di belakangnya pemikul barang berat. Sengkeyegan lambat berbimbingan tangan. Kanan menuntun kirik dan kiri genjik. Dengan ayam itik di keranjang merunduk. Jenis barang terkumpul dalam pikulan. Buah kecubung, rebung, seludang, cempaluk. Nyiru, kerucut, tempayan, dulang, periuk. Gelaknya seperti hujan panah jatuh. Tersebut Sri Paduka telah masuk pura. Semua bubar ke rumah masing-masing. Ramai bercerita tentang hal yang lalu Membuat girang semua sanak kadang. Waktu lalu Sri Paduka tak lama di istana. Tahun Saka 1282, Badra pada. Beliau berangkat menuju Tirib dan Sempur. Nampak sangat banyak binatang di dalam hutan. Tahun Saka 1283 Waisaka, Sri Paduka Prabu berangkat menyekar ke Palah. Dan mengunjungi Jimbe untuk menghibur hati. Di Lawang Wentar, Blitar menenteramkan cita. Dari Blitar ke selatan jalannya mendaki.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Pohonnya jarang, layu lesu kekurangan air. Sampai Lodaya bermalam beberapa hari. Tertarik keindahan lautan, menyisir pantai. Meninggalkan Lodaya menuju desa Simping. Ingin memperbaiki candi pasareyan leluhur. Menaranya rusak, dilihat miring ke barat. Perlu ditegakkan kembali agak ke timur. Perbaikan disesuaikan dengan bunyi prasati, yang dibaca lagi. Diukur panjang lebarnya, di sebelah timur sudah ada tugu. Asrama Gurung-gurung diambil sebagai denah candi makam. Untuk gantinya diberikan Ginting, Wisnurare di Bajradara. Waktu pulang mengambil jalan Jukung, Inyanabadran terus ke timur. Berhenti di Bajralaksmi dan bermalam di candi Surabawana. Paginya berangkat lagi berhenti di Bekel, sore sampai pura Semua pengiring bersowang-sowang pulang ke rumah masing-masing. Tersebut paginya Sri naranata dihadap para mentri semua. Di muka para arya, lalu pepatih, duduk teratur di manguntur.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Patih amangkubumi Gajah Mada tampil ke muka sambil berkata : “Sri Paduka akan melakukan kewajiban yang tak boleh diabaikan. Atas Perintah sang rani Sri Tri Buwana Wijaya Tungga Dewi supaya pesta serada Sri Padukapatni dilangsungkan Sri Paduka. Di istana pada tahun Saka 1284 bulan Badrapada. Semua pembesar dan wreda Mahamantri Agung diharap memberi sumbangan.” Begitu kata sang patih dengan ramah, membuat gembira. Sri Paduka Sorenya datang para pendeta, para budiman, sarjana dan mentri. Yang dapat pinjaman tanah dengan Ranadiraja sebagai kepala Bersama-sama membicarakan biaya di hadapan Sri Paduka. Tersebut sebelum bulan Badrapada menjelang surutnya Srawana. Semua pelukis berlipat giat menghias “tempat singa” di setinggil Ada yang mengetam baki makanan, bokor-bokoran, membuat arca. Pandai emas dan perak turut sibuk bekerja membuat persiapan. Ketika saatnya tiba tempat telah teratur sangat rapi. Balai witana terhias indah di hadapan rumah-rumahan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Satu di antaranya berkaki batu karang bertiang merah. Indah dipandang semua menghadap ke arah takhta Sri Paduka. Barat, mandapa dihias janur rumbai, tempat duduk para raja. Utara, serambi dihias berlapis ke timur, tempat duduk. Para isteri, pembesar, Mahamantri Agung, pujangga. Serta pendeta Selatan, beberapa serambi berhias bergas untuk abdi. Demikian persiapan Sri Paduka memuja Buda Sakti. Semua pendeta Buda berdiri dalam lingkaran bagai saksi. Melakukan upacara, dipimpin oleh pendeta Stapaka. Tenang, sopan budiman faham tentang sastra tiga tantra. Umurnya melintasi seribu bulan, masih belajar tutur. Tubuhnya sudah rapuh, selama upacara harus dibantu. Empu dari Paruh selaku pembantu berjalan di lingkaran. Mudra, mantra dan japa dilakukan tepat menurut aturan. Tanggal dua belas nyawa dipanggil dari surga dengan doa. Disuruh kembali atas doa dan upacara yang sempurna. Malamnya memuja arca bunga bagai penampung jiwa mulia. Dipimpin Dang Acarya, mengheningkan cipta, mengucapkan puja.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Pagi purnamakala arca bunga dikeluarkan untuk upacara. Gemuruh disambut dengan dengung salung, tambur, terompet serta genderang. Didudukkan di atas singasana, besarnya setinggi orang berdiri berderet beruntun-runtun semua pendeta tua muda memuja. Berikut para raja, parameswari dan putra mendekati arca. Lalu para patih dipimpin Gajah Mada maju ke muka berdatang sembah. Para bupati pesisir dan pembesar daerah dari empat penjuru. Habis berbakti sembah, kembali mereka semua duduk rapi teratur. Sri Nata Paguhan paling dahulu menghaturkan sajian makanan sedap Bersusun timbun seperti pohon, dan sirih bertutup kain sutera Persembahan raja Matahun arca banteng putih seperti lembu. Nandini. Terus menerus memuntahkan harta dan makanan dari nganga mulutnya. raja Wengker mempersembahkan sajian berupa rumah dengan taman bertingkat Disertai penyebaran harta di lantal balai besar berhambur-hamburan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Elok persembahan raja Tumapel berupa wanita cantik manis Dipertunjukkan selama upacara untuk mengharu-rindukan hati. Paling haibat persembahan Sri Paduka berupa gunung besar. Mandara Digerakkan oleh sejumlah dewa dan danawa dahsyat menggusarkan pandang Ikan lambora besar beriembak-lembak mengebaki kolam bujur lebar Bagaikan sedang mabuk diayun gelombang, di tengah-tengah lautan besar. Tiap hari persajian makanan yang dipersembahkan dibagi-bagi. Agar para wanita, Mahamantri Agung, pendeta dapat makanan sekenyangnya Tidak terlangkahi para kesatria, arya dan para abdi di pura. Tak putusnya makanan sedap nyaman diedarkan kepada bala tentara. Pada hari keenam pagi Sri Paduka bersiap mempersembahkan persajian. Pun para kesatria dan pembesar mempersembahkan rumah- rumahan yang terpikul.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Dua orang pembesar mempersembahkan perahu yang melukiskan kutipan kidung. Seperahu sungguh besarnya, diiringi gong dan bubar mengguntur menggembirakan. Esoknya patih mangkubumi Gajah Mada sore-sore menghadap sambi menghaturkan. Sajian wanita sedih merintih di bawah nagasari dibelit rajasa. Mahamantri Agung, arya, bupati, pembesar desa pun turut menghaturkan persajian. Berbagai ragamnya, berduyun-duyun ada yang berupa perahu, gunung, rumah, ikan. Sungguh-sungguh mengagumkan persembahan Sri Paduka Prabu pada hari yang ketujuh. Beliau menabur harta, membagi-bagi bahan pakaian dan hidangan, makanan. Luas merata kepada empat kasta, dan terutama kepada para pendeta. Hidangan jamuan kepada pembesar, abdi dan niaga mengalir bagai air. Gemeruduk dan gemuruh para penonton dari segenap arah, berdesak-sesak. Ribut berebut tempat melihat peristiwa di balai agung serta para luhur. Sri Nata menari di balai witana khusus untuk para putri dan para istri. Yang duduk rapat rapi berimpit ada yang ngelamun karena tercengang memandang.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Segala macam kesenangan yang menggembirakan hati rakyat diselenggarakan. Nyanyian, wayang, topeng silih berganti setiap hari dengan paduan suara. Tari perang prajurit yang dahsyat berpukul-pukulan, menimbulkan gelak-mengakak. Terutama derma kepada orang yang menderita membangkitkan gembira rakyat. Pesta serada yang diselenggarakan serba meriah dan khidmat. Pasti membuat gembira jiwa Sri Padukapatni yang sudah mangkat. Semoga beliau melimpahkan barkat kepada Sri Paduka Prabu Sehingga jaya terhadap musuh selama ada bulan dan surya. Paginya pendeta Buda datang menghormati, memuja dengan sloka. Arwah Prajnyaparamita yang sudah berpulang ke Budaloka. Segera arca bunga diturunkan kembali dengan upacara. Segala macam makanan dibagikan kepada segenap abdi. Lodang lega rasa Sri Paduka melihat perayaan langsung lancar. Karya yang masih menunggu, menyempurnakan candi di Kamal Pandak. Tanahnya telah disucikan tahun 1274. Dengan persajian dan puja kepada Brahma oleh Jnyanawidi.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Demikian sejarah Kamal menurut tutur yang dipercaya. Dan Sri Nata Panjalu di Daha, waktu bumi Jawa dibelah. Karena cinta Sinuwun Prabu Airlangga kepada dua putranya. Ada pendeta Budamajana putus dalam tantra dan yoga. Diam di tengah kuburan lemah Citra, jadi pelindung rakyat. Waktu ke Bali berjalan kaki, tenang menapak di air lautan. Hyang Empu Barada nama beliau, faham tentang tiga zaman. Girang beliau menyambut permintaan Airlangga membelah negara. Tapal batas negara ditandai air kendi mancur dari langit. Dari barat ke timur sampai laut, sebelah utara, selatan. Yang tidak jauh, bagaikan dipisahkan oleh samudera besar. Turun dari angkasa sang pendeta berhenti di pohon asam. Selesai tugas kendi suci ditaruhkan di dusun Palungan. Marah terhambat pohon asam tinggi yang puncaknya mengait jubah.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Mpu Barada terbang lagi, mengutuk asam agar jadi kerdil. Itulah tugu batas gaib, yang tidak akan mereka lalui. Itu pula sebabnya dibangun candi, memadu Jawa lagi. Semoga Sri Paduka serta rakyat tetap tegak, teguh, waspada. Berjaya dalam memimpin negara, yang sudah bersatu padu. Prajnya Paramita Puri itulah nama candi pasareyan yang dibangun. Arca Sri Padukapatni diberkahi oleh Sang pendeta Jnyanawidi. Telah lanjut usia, faham akan tantra, menghimpun ilmu agama, laksana titisan Empu Barada, menggembirakan hati Sri Paduka. Di Bayalangu akan dibangun pula candi pasareyan Sri Padukapatni. Pendeta Jnyanawidi lagi yang ditugaskan memberkahi tanahnya. Rencananya telah disetujui oleh sang Mahamantri Agung demung. Boja Wisesapura namanya, jika candi sudah sempurna dibangun. Candi pasareyan Sri Padukapatni tersohor sebagai tempat keramat. Tiap bulan Badrapada disekar oleh para Mahamantri Agung dan pendeta. Di tiap daerah rakyat serentak membuat peringatan dan memuja. Itulah suarganya, berkat berputra, bercucu narendra utama.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Tersebut pada tahun Saka 1285, Sri Paduka menuju Simping demi pemindahan candi makam. Siap lengkap segala persajian tepat menurut adat. Pengawasnya Rajaparakrama memimpin upacara. Faham tentang tatwopadesa dan kepercayaan Siwa. Memangku jabatannya semenjak mangkat Kerta Rajasa. Ketika menegakkan menara dan mekala gapura. Bangsawan agung Arya Krung, yang diserahi menjaganya. Sekembalinya dari Simping segera masuk ke pura. Terpaku mendengar AdiMahamantri Agung Gajah Mada gering. Pernah mencurahkan tenaga untuk keluhuran Jawa. Di pulau Bali serta kota Sadeng memusnahkan musuh. Tahun Saka 1253 beliau mulai memikul tanggung jawab. Tahun 1286 Saka beliau mangkat, Sri Paduka gundah, terharu bahkan putus asa.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Sang dibyacita Gajah Mada cinta kepada sesama tanpa pandang bulu. Insaf bahwa hidup ini tidak baka karenanya beramal tiap hari. Sri Paduka segera bermusyawarah dengan kedua rama serta bunda. Kedua adik dan kedua ipar tentang calon pengganti Ki Patih Mada. Yang layak akan diangkat hanya calon yang sungguh mengenal tabiat rakyat. Lama timbang-menimbang, tetapi seribu sayang tidak ada yang memuaskan. Sri Paduka berpegang teguh, AdiMahamantri Agung Gajah Mada tak akan diganti. Bila karenanya timbul keberatan beliau sendiri bertanggung jawab. Mernilih enam Mahamantri Agung yang menyampaikan urusan negara ke istana. Mengetahui segala perkara, sanggup tunduk kepada pimpinan. Sri Paduka. Itulah putusan rapat tertutup. Hasil yang diperoleh perundingan. Terpilih sebagai wredaMahamantri Agung. Karib Sri Paduka bernama Empu Tandi. Penganut karib Sri Baginda. Pahlawan perang bernama Empu Nala. Mengetahui budi pekerti rakyat.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Mancanegara bergelar tumenggung. Keturunan orang cerdik dan setia. Selalu memangku pangkat pahlawan. Pernah menundukkan negara Dompo. Serba ulet menanggulangi musuh. Jumlahnya bertambah dua Mahamantri Agung. Bagai pembantu utama Sri Paduka. Bertugas mengurus soal perdata. Dibantu oleh para upapati. Empu Dami menjadi Mahamantri Agung muda. Selalu ditaati di istana. Empu Singa diangkat sebagai saksi. Dalam segala perintah Sri Paduka. Demikian titah Sri Baginda. Puas, taat teguh segenap rakyat. Tumbuh tambah hari setya baktinya. Karena Sri Paduka yang memerintah. Sri Paduka makin keras berusaha untuk dapat bertindak lebih. Dalam pengadilan tidak serampangan, tapi tepat mengikut undang-undang. Adil segala keputusan yang diambil, semua pihak merasa puas. Mashur nama beliau, mampu menembus jaman, sungguhlah titiaan batara. Candi pasareyan serta bangunan para leluhur sejak zaman dahulu kala. Yang belum siap diselesaikan, dijaga dan dibina dengan saksama.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Yang belum punya prasasti, disuruh buatkan Serat Kekancingan pada ahli sastra. Agar kelak jangan sampai timbul perselisihan, jikalau sudah temurun. Jumlah candi pasareyan raja seperti berikut, mulai dengan Kagenengan. Disebut pertama karena tertua : Tumapel, Kidal, Jajagu, Wedwawedan. Di Tuban, Pikatan, Bakul, Jawa-jawa, Antang Trawulan, Katang Brat dan Jago. Lalu Balitar, Sila Petak, Ahrit, Waleri, Bebeg, Kukap, Lumbang dan Puger. pasareyan rani : Kamal Pandak, Segala, Simping. Sri Ranggapura serta candi Budi Kuncir. Bangunan baru Prajnya Paramita Puri. Di Bayatangu yang baru saja dibangun. Itulah dua puluh tujuh candi raja. Pada Saka tujuh guru candra (1287) bulan Badra. Dijaga petugas atas perintah raja. Diawasi oleh pendeta ahli sastra. Pembesar yang bertugas mengawasi seluruhnya sang Wiradikara.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Orang utama, yang saksama dan tawakal membina semua candi. Setia kepada Sri Paduka, hanya memikirkan kepentingan bersama Segan mengambil keuntungan berapa pun penghasilan candi makam. Desa-desa perdikan ditempatkan di bawah perlindungan Sri Paduka. Darmadyaksa kasewan bertugas membina tempat ziarah dan pemujaan. Darmadyaksa kasogatan disuruh menjaga biara kebudaan. Mahamantri Agung her-haji bertugas memelihara semua pertapan. Desa perdikan Siwa yang bebas dari pajak : biara relung Kunci, Kapulungan Roma, Wwatan, Iswaragreha, Palabdi, Tanjung, Kutalamba, begitu pula Taruna Parhyangan, Kuti Jati, Candi lima, Nilakusuma, Harimandana, Utamasuka Prasada-haji, Sadang, Panggumpulan, Katisanggraha, begitu pula Jayasika. Tak ketinggalan: Spatika, Yang Jayamanalu, Haribawana, Candi Pangkal, Pigit Nyudonta, Katuda, Srangan, Kapukuran, Dayamuka, Kalinandana, Kanigara Rambut, Wuluhan, Kinawung, Sukawijaya, dan lagi Kajaha, demikian pula Campen, Ratimanatasrama, Kula, Kaling, ditambah sebuah lagi Batu Putih.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Desa perdikan kasogatan yang bebas dari pajak : Wipulahara, Kutahaji Janatraya, Rajadanya, Kuwanata, Surayasa, Jarak, Lagundi serta Wadari Wewe Pacekan, Pasaruan, Lemah Surat, Pamanikan, Srangan serta Pangiketan Panghawan, Damalang, Tepasjita, Wanasrama, Jenar, Samudrawela dan Pamulang. Baryang, Amretawardani, Wetiwetih. Kawinayan, Patemon serta Kanuruhan Engtal, Wengker. Banyu Jiken, Batabata. Pagagan, Sibok dan Engtal. Wengker, Banyu Jiken, Batabata. Pagagan, Sibok dan Padurungan. Pindatuha, Telang, Suraba, itulah yang terpenting, sebuah lagi. Sukalila Tak disebut perdikan tambahan seperti Pogara. Kulur, Tangkil dan sebagainya. Selanjutnya disebut berturut desa kebudaan Bajradara : Isanabajra, Naditata, Mukuh, Sambang, Tanjung. Amretasaba Bangbang, Bodimula, Waharu Tampak, serta Puruhan dan Tadara Tidak juga terlangkahi Kumuda. Ratna serta Nadinagara. Wungaiaya, Palandi, Tangkil.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Asahing, Samici serta Acitahen Nairanjana, Wijayawaktra, Mageneng. Pojahan dan Balamasin. Krat, Lemah Tulis, Ratnapangkaya, Panumbangan. serta Kahuripan Ketaki, Telaga Jambala, Jungul ditambah lagi Wisnuwala. Badur, Wirun, Wungkilur. Mananggung, Watukura serta Bajrasana Pajambayan. Salanten, Simapura, Tambak Laleyan, Pilanggu Pohaji, Wangkali, Biru. Lembah, Dalinan, Pangadwan yang terakhir. Itulah desa kebudaan Bajradara yang sudah berprasasti. Desa keresian seperti berikut : Sampud, Rupit dan Pilan Pucangan, Jagadita, Pawitra, masih sebuah lagi Butun. Di situ terbentang taman didirikan lingga dan saluran air. Yang Mulia Mahaguru demiklan sebutan beliau. Yang diserahi tugas menjaga sejak dulu menurut Serat Kekancingan. Selanjutnya desa perdikan tanpa candi, di antaranya yang penting : Bangawan, Tunggal, Sidayatra, Jaya Sidahajeng, Lwah Kali dan Twas. Wasista, Palah, Padar, Siringan, itulah desa perdikan Siwa.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Wangjang, Bajrapura. Wanara, Makiduk, Hanten, Guha dan Jiwa Jumpud. Soba, Pamuntaran, dan Baru, perdikan Buda utama. Kajar, Dana Hanyar, Turas, Jalagiri, Centing, Wekas Wandira, Wandayan. Gatawang : Kulampayan dan Talu, pertapan resi. Desa perdikan Wisnu berserak di Batwan serta Kamangsian Batu Tanggulian. Dakulut, Galuh, Makalaran, itu yang penting Sedang, Medang. Hulun Hyan, Parung, langge, Pasajan, Kelut. Andelmat Paradah, Geneng, Panggawan, sudah sejak lama bebas pajak. Terlewati segala dukuh yang terpencar di seluruh Jawa. Begitu pula asrama tetap yang bercandi serta yang tidak. Yang bercandi menerima bantuan tetap dari Sri Paduka Prabu. Begitu juga dukuh pengawas, tempat belajar upacara.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Telah diteliti sejarah berdirinya segala desa di Jawa. Perdikan candi, tanah pusaka, daerah dewa, biara dan dukuh. Yang berSerat Kekancingan dipertahankan, yang tidak, segera diperintahkan. Pulang kepada dewan desa di hadapan Sang Arya Ranadiraja. Segenap desa sudah diteliti menurut perintah raja Wengker raja Singasari bertitah mendaftar jiwa serta seluk salurannya. Petugas giat menepati perintah, berpegang kepada aturan Segenap penduduk Jawa patuh mengindahkan perintah Sri Paduka Prabu. Semua tata aturan patuh diturut oleh pulau Bali. Candi, asrama, pesanggrahan telah diteliti sejarah tegaknya Pembesar kebudaan Badahulu. Badaha lo Gajah ditugaskan. Membina segenap candi, bekerja rajin dan mencatat semuanya. Perdikan kebudaan Bali seperti berikut, biara Baharu (hanyar). Kadikaranan, Purwanagara, Wiharabahu, Adiraja, Kuturan. Itulah enam kebudaan Bajradara, biara kependetaan. Terlangkahi biara dengan bantuan negara seperti Aryadadi. Berikut candi pasareyan di Bukit Sulang lemah lampung, dan Anyawasuda Tatagatapura, Grehastadara, sangat mashur, dibangun atas Serat Kekancingan. Pada tahun Saka 1260 oleh Sri Paduka Jiwana.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Yang memberkahi tanahnya, membangun candinya : upasaka wreda mentri. Semua perdikan dengan bukti prasasti dibiarkan tetap berdiri. Terjaga dan terlindungi segala bangunan setiap orang budiman. Demikianlah tabiat raja utama, berjaya, berkuasa, perkasa. Semoga kelak para raja sudi membina semua bangunan suci. Maksudnya agar musnah semua durjana dari muka bumi laladan. Itulah tujuan melintas, menelusur dusun-dusun sampai di tepi laut. Menenteramkan hati pertapa, yang rela tinggal di pantai, gunung dan hutan. Lega bertapa brata dan bersamadi demi kesejahteraan negara. Besarlah minat Sri Paduka untuk tegaknya tripaksa. Tentang Serat Kekancingan beliau besikap agar tetap diindahkan. Begitu pula tentang pengeluaran undang-undang, supaya laku utama, tata gila dan adat-tutur diperhatikan. Itulah sebabnya sang caturdwija mengejar laku utama. Resi, Wipra, pendeta Siwa Buda teguh mengindahkan tutur.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Catur asrama terutama catur basma tunduk rungkup tekun melakukan tapa brata, rajin mempelajari upacara. Semua anggota empat kasta teguh mengindahkan ajaran. Para Mahamantri Agung dan arya pandai membina urusan negara. Para putri dan satria berlaku sopan, berhati teguh. Waisya dan sudra dengan gembira menepati tugas darmanya. Empat kasta yang lahir sesuai dengan keinginan. Hyang Maha Tinggi Konon tunduk rungkup kepada kuasa dan perindah Sri Paduka Teguh tingkah tabiatnya, juga ketiga golongan terbawah. Gandara, Mleca dan Tuca mencoba mencabut cacad-cacadnya. Demikianlah tanah Jawa pada zaman pemerintahan Sri Nata. Penegakan bangunan-bangunan suci membuat gembira rakyat Sri Paduka menjadi teladan di dalam menjalankan enam darma. Para ibu kagum memandang, setuju dengan tingkah laku Sang Prabu. Sri Nata Singasari membuka ladang luas di daerah Sagala. Sri Nata Wengker membuka hutan Surabana, Pasuruan, Pajang.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Mendirikan perdikan Buda di Rawi, Locanapura, Kapulungan Sri Paduka sendiri membuka ladang Watsari di Tigawangi. Semua Mahamantri Agung mengenyam tanah palenggahan yang cukup luas Candi, biara dan lingga utama dibangun tak ada putusnya. Sebagai tanda bakti kepada dewa, leluhur, para pendeta. Memang benar budi luhur tertabur mengikuti jejak Sri Nata. Demikianlah keluhuran Sri Paduka ekanata di Wilwatikta. Terpuji bagaikan bulan di musim gugur, terlalu indah terpandang Durjana laksana tunjung merah, sujana seperti teratai putih. Abdi, harta, kereta, gajah, kuda berlimpah-limpah bagai samudera. Bertambah mashur keluhuran pulau Jawa di seluruh jagad raya. Hanya Jambudwipa dan pulau Jawa yang disebut negara utama Banyak pujangga dan dyaksa serta para upapati, tujuh jumlahnya Panji Jiwalekan dan Tengara yang meronjol bijak di dalam kerja. Mashurlah nama pendeta Brahmaraja bagai pujangga, ahli tutur.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Putus dalam tarka, sempurna dalam seni kata serta ilmu naya Hyang brahmana, sopan, suci, ahli weda menjalankan nam laku utama Batara Wisnu dengan cipta dan mentera membuat sejahtera negara. Itulah sebabnya berduyun-duyun tamu asing datang berkunjung Dari Jambudwipa, Kamboja, Cina, Yamana, Campa dan Karnataka Goda serta Siam mengarungi lautan bersama para pedagang Resi dan pendeta, semua merasa puas, menetap dengan senang. Tiap bulan Palguna Sri Nata dihormat di seluruh negara. Berdesak-desak para pembesar, empat penjuru, para prabot desa Hakim dan pembantunya, bahkan pun dari Bali mengaturkan upeti. Pekan penuh sesak pembeli, penjual, barang terhampar di dasaran. Berputar keliling gamelan dalam tanduan diarak rakyat ramai Tiap bertabuh tujuh kali, pembawa sajian menghadap ke pura Korban api, ucapan mantra dilakukan para pendeta Siwa-Buda. Mulai tanggal delapan bulan petang demi keselamatan Sri Paduka.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Tersebut pada tanggal empatbelas bulan petang. Sri Paduka berkirap. Selama kirap keliling kota busana. Sri Paduka serba kencana. Ditatatng jempana kencana, panjang berarak beranut runtun. Mahamantri Agung, sarjana, pendeta beriring dalam pakaian seragam. Mengguntur gaung gong dan salung, disambut terompet meriah sahut-menyahut Bergerak barisan pujangga menampung beliau dengan puja sloka. Gubahan kawi raja dari pelbagai kota dari seluruh Jawa. Tanda bukti Sri Paduka perwira bagai Rama, mulia bagai Sri Kresna. Telah naik Sri Paduka di takhta mutu-manikam, bergebar pancar sinar. Seolah-olah Hyang Trimurti datang mengucapkan puji astuti. Yang nampak, semua serba mulia, sebab Sri Paduka memang raja agung. Serupa jelmaan. Sang Sudodanaputra dari Jina bawana. Sri nata Pajang dengan sang permaisuri berjalan paling muka. Lepas dari singasana yang diarak pengiring terlalu banyak.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Mahamantri Agung Pajang dan Paguhan serta pengiring jadi satu kelompok. Ribuan jumlahnya, berpakaian seragam membawa panji dan tunggul. raja Lasem dengan permaisuri serta pengiring di belakangnya. Lalu raja Kediri dengan permaisuri serta Mahamantri Agung dan tentara. Berikut maharani Jiwana dengan suami dan para pengiring. Sebagai penutup Sri Paduka dan para pembesar seluruh Jawa. Penuh berdesak sesak para penonton ribut berebut tempat. Di tepi jalan kereta dan pedati berjajar rapat memanjang. Tiap rumah mengibarkan bendera, dan panggung membujur sangat panjang. Penuh sesak wanita tua muda, berjejal berimpit-impitan. Rindu sendu hatinya seperti baru pertama kali menonton. Terlangkahi peristiwa pagi, waktu Baginda mendaki setinggil. Pendeta menghaturkan kendi berisi air suci di dulang berukir. Mahamantri Agung serta pembesar tampil ke muka menyembah bersama-sama. Tanggal satu bulan Caitra bala tentara berkumpul bertemu muka. Mahamantri Agung, perwira, para arya dan pembantu raja semua hadir.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Kepala daerah, ketua desa, para tamu dari luar kota. Begitu pula para kesatria, pendeta dan brahmana utama. Maksud pertemuan agar para warga mengelakkan watak jahat. Tetapi menganut ajaran raja Kapa Kapa, dibaca tiap Caitra. Menghindari tabiat jahat, seperti suka mengambil milik orang. Memiliki harta benda dewa, demi keselamatan masyarakat. Dua hari kemudian berlangsung perayaan besar. Di utara kota terbentang lapangan bernama Bubat. Sering dikunjungi Sri Paduka, naik tandu bersudut Singa. Di arak abdi berjalan, membuat kagum tiap orang. Bubat adalah lapangan luas lebar dan rata. Membentang ke timur setengah krosa sampai jalan raya. Dan setengah krosa ke utara bertemu.tebing sungai. Dikelilingi bangunan Mahamantri Agung di dalam kelompok. Menjulang sangat tinggi bangunan besar di tengah padang. Tiangnya penuh berukir dengan isi dongengan parwa. Dekat di sebelah baratnya bangunan serupa istana.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Tempat menampung Sri Paduka di panggung pada bulan Caitra. Panggung berjajar membujur ke utara menghadap barat. Bagian utara dan selatan untuk raja dan arya. Para Mahamantri Agung dan dyaksa duduk teratur menghadap timur. Dengan pemandangan bebas luas sepanjang jalan raya. Di situlah Sri Paduka memberi rakyat santapan mata. Pertunjukan perang tanding, perang pukul. desuk-mendesuk Perang keris, adu tinju tarik tambang, menggembirakan. Sampai tiga empat hari lamanya baharu selesai. Seberangkat Sri Paduka. sepi lagi, panggungnya dibongkar. Segala perlombaan bubar, rakyat pulang bergembira. Pada Caitra bulan petang Sri Paduka menjgmu para pemenang. Yang pulang menggondol pelbagai hadiah bahan pakaian. Segenap ketua desa dan wadana tetap tinggal, paginya mereka. Dipimpin Arya Ranadikara menghadap Sri Paduka minta diri di pura Bersama Arya Mahadikara, kepala pancatanda dan padelegan. Sri Paduka duduk di atas takhta, dihadap para abdi dan pembesar.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Berkatalah Sri nata Wengker di hadapan para pembesar dan wedana : “Wahai, tunjukkan cinta serta setya baktimu kepada Sri Paduka Prabu Cintailah rakyat bawahanmu dan berusahalah memajukan dusunmu Jembatan, jalan raya, beringin, bangunan dan candi supaya dibina. Terutama dataran tinggi dan sawah, agar tetap subur, peliharalah Perhatikan tanah rakyat jangan sampai jatuh di tangan petani besar. Agar penduduk jangan sampai terusir dan mengungsi ke desa tetangga. Tepati segala peraturan untuk membuat desa bertambah besar. Sri nata Kerta Wardana setuju dengan anjuran memperbesar desa. Harap dicatat nama penjahat dan pelanggaran setiap akhir bulan. Bantu pemeriksaan tempat durjana terutama pelanggar susila.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Agar bertambah kekayaan Sri Paduka demi kesejahteraan negara. Kemudian bersabda Sri Baginda Wilwatikta memberi anjuran : “Para budiman yang berkunjung kemari, tidak boleh dihalang-halangi. Rajakarya terutama bea-cukai, pelawang supaya dilunasi. Jamuan kepada para tetamu budiman supaya diatur pantas. Undang-undang sejak pemerintahan ibunda harus ditaati. Hidangan makanan sepanjang hari harus dimasak pagi-pagi. Jika ada tamu loba tamak mengambil makanan, merugikan. Biar mengambilnya, tetapi laporkan namanya kepada saya. Negara dan desa berhubungan rapat seperti singa dan hutan. Jika desa rusak, negara akan kekurangan bahan makanan. Kalau tidak ada tentara, negara lain mudah menyerang kita. Karenanya peliharalah keduanya, itu perintah saya “</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Begitu perintah Sri Paduka kepada wadana, yang tunduk mengangguk Sebagai tanda mereka sanggup mengindahkan perintah beliau. Mahamantri Agung upapati serta para pembesar menghadap bersama. Tepat pukul tiga mereka berkumpul untuk bersantap bersama. Bangunan sebelah timur laut telah dihiasi gilang cemerlang. Di tiga ruang para wadana duduk teratur menganut sudut. Santapan sedap mulai dihidangkan di atas dulang serba emas Segera deretan depan berhadap-hadapan di muka Sri Paduka. Santapan terdiri dari daging kambing, kerbau, burung, rusa, madu, Ikan, telur, domba menurut adat agama dari zaman purba. Makanan pantangan : daging anjing, cacing, tikus, keledai dan katak. Jika dilanggar mengakibatkan hinaan musuh, mati dan noda. Dihidangkan santapan untuk orang banyak. Makanan serba banyak serta serba sedap. Berbagai-bagai ikan laut dan ikan tambak. Berderap cepat datang menurut acara. Daging katak, cacing, keledai, tikus, anjing. Hanya dihidangkan kepada para penggemar. Karena asalnya dari pelbagai desa.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Mereka diberi kegemaran, biar puas. Mengalir pelbagai minuman keres segar. Tuak nyiur, tal, arak kilang, brem, tuak rumbya. Itulah hidangan yang utama. Wadahnya emas berbentuk aneka ragam. Porong dan guci berdiri terpencar-pencar. Berisi aneka minuman keras dari aneka bahan. Beredar putar seperti air yang mengelir. Yang gemar minum sampai muntah serta mabuk. Meluap jamuan Sri Paduka dalam pesta. Hidangan mengalir menghampiri tetamu. Dengan sabar segala sikap dizinkan. Penyombong, pemabuk jadi buah gelak tawa. Merdu merayu nyanyian para biduan. Melagukan puji-pujian Sri Paduka. Makin deras peminum melepaskan nafsu. Habis lalu waktu, berhenti gelak gurau.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Pembesar daerah angin membadut dengan para lurah. Diikuti lagu, sambil bertandak memilih pasangan. Seolah tingkahnya menarik gelak, menggelikan pandangan. Itulah sebabnya mereka memperoleh hadiah kain. Disuruh menghadap Sri Paduka, diajak minum bersama. Mahamantri Agung upapati berurut mengelir menyanyi. Nyanyian Menghuri Kandamuhi dapat bersorak pujian. Sri Paduka berdiri, mengimbangi ikut melaras lagu. Tercengang dan terharu hadirin mendengar suar merdu. Semerebak meriah bagai gelak merak di dahan kayu. Seperti madu bercampur dengan gula terlalu sedap manis. Resap menghalu kalbu bagai desiran buluh perindu. Arya Ranadikara lupa bahwa Sri Paduka berlagu. Bersama Arya Ranadikara mendadak berteriak. Bahwa para pembesar ingin belia menari topeng. “Ya!” jawab beliau, segera masuk untuk persiapan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Sri Kerta Wardana tampil kedepan menari panjak. Bergegas lekas panggung di siapkan ditengah mandapa. Sang permaisuri berhias jamang laras menyanyikan lagu. Luk suaranya mengharu rindu, tinglahnya memikat hati. Bubar mereka itu ketika Sri Paduka keluar. Lagu rayuan Sri Paduka bergetar menghanyutkan rasa. Diiringkan rayuan sang permaisuri rapi rupendah. Resap meremuk rasa, merasuk tulang sungsum pendengar. Sri Paduka warnawan telah mengenakan tampuk topeng. Delapan pengirignya di belakang, bagus, bergs, pantas. Keturunan Arya, bijak cerdas, sopan tingkah lakunya. Itulah sebabnya benyolannya selalu kena. Tari sembilan orang telah dimulai dengan banyolan. Gelak tawa terus menerus, sampai perut kaku beku. Babak yang sedih meraih tangis, mengaduk haru dan rindu. Tepat mengenai sasaran, menghanyutkan hati penonton. Silam matahari waktu lingsir, perayaan berakhir. Para pembesar meminta diri mencium duli paduka. Katanya :”lenyap duka oleh suka, hilang dari bumi!”. Terlangkahi pujian Sri Paduka waktu masuk istana.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Demikianlah suka mulia Sri Paduka Prabu di pura, tercapai segala cita. Terang Sri Paduka sangat memperhatikan kesejahteraan rakyat dan negara. Meskipun masih muda dengan suka rela berlaku bagai titisan Buda. Dengan laku utama beliaumemadamkan api kejahatan durjana. Terus membumbung ke angkasa kemashuran dan keperwiraan Sri Paduka. Sungguh beliau titisan Batara Girinata untuk menjaga buana. Hilang dosanya orang yang dipandang, dan musnah letanya abdi yang disapa. Itulah sebabnya keluhuran beliau mashur terpuji di tiga jagad. Semua orang tinggi, sedang, rendah menuturkan kata-kata pujian. Serta berdo’a agar Sri Paduka tetap subur bagai gunung tempat berlindung. Berusia panjang sebagai bulan dan matahari cemerlang menerangi bumi.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Semua pendeta dari tanah asing menggubah pujian Sri Paduka. Sang pendeta Budaditya menggubah rangkaian seloka Bogawali. Tempat tumpah darahnya Kancipuri di Sadwihara di Jambudwipa. Brahmana Sri Mutali Saherdaya menggubah pujian seloka indah. Begitu pula para pendeta di Jawa, pujangga, sarjana sastra. Bersama-sama merumpaka seloka puja sastra untuk nyanyian. Yang terpenting puja sastra di prasasti, gubahan upapati Sudarma. Berupa kakawin, hanya boleh diperdengarkan di dalam istana. Mendengar pujian para pujangga pura bergetar mencakar udara. Empu Prapanca bangkit turut memuji Sri Paduka meski tak akan sampai pura.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Maksud pujiannya, agar Sri Paduka gembira jika mendengar gubahannya. Berdoa demi kesejahteraan negara, terutama Sri Paduka dan rakyat. Tahun Saka 1287 bulan Aswina hari purnama. Siaplah kakawin pujaan tentang perjalanan jaya keliling negara. Segenap desa tersusun dalam rangkaian, pantas disebut Desa Warnana. Dengan maksud, agar Sri Paduka ingat jika membaca hikmat kalimat. Sia-sia lama bertekun menggubah kakawin menyurat di atas daun lontar.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Yang pertama “Tahun Saka”, yang kedua “Lambang” kemudian “Parwasagara”. Berikut yang keempat “Bismacarana”, akhirnya cerita “Sugataparwa”. Lambang dan Tahun Saka masih akan diteruskan, sebab memang belum siap. Meskipun tidak semahir para pujangga di dalam menggubah kakawin. Terdorong cinta bakti kepada Sri Paduka, ikut membuat puja sastra berupa karya kakawin, sederhana tentang rangkaian sejarah desa. Apa boleh buat harus berkorban rasa, pasti akan ditertawakan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Nasib badan dihina oleh para bangsawan, canggung tinggal di dusun. Hati gundah kurang senang, sedih, rugi tidak mendengar ujar manis. Teman karib dan orang budiman meninggalkan tanpa belas kasihan. Apa gunanya mengenal ajaran kasih, jika tidak diamalkan? Karena kemewahan berlimpah, tidak ada minat untuk beramal. Buta, tuli, tak nampak sinar memancar dalam kesedihan, kesepian. Seyogyanya ajaran sang Begawan diresapkan bagai sepegangan. Mengharapkan kasih yang tak kunjung datang, akan membawa mati muda. Segera bertapa brata di lereng gunung, masuk ke dalam hutan. Membuat rumah dan tempat persajian di tempat sepi dan bertapa. Halaman rumah ditanami pohon kamala, asana, tinggi-tinggi. Memang Kamalasana nama dukuhnya sudah sejak lama dikenal.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Prapanca itu pra lima buah. Cirinya: cakapnya lucu. Pipinya sembab, matanya ngeliyap. Gelaknya terbahak-bahak. Terlalu kurang ajar, tidak pantas ditiru. Bodoh, tak menurut ajaran tutur. Carilah pimpinan yang baik dalam tatwa. Pantasnya ia dipukul berulang kali. Ingin menyamai Empu Winada. Mengumpulkan harta benda. Akhirnya hidup sengsara. Tapi tetap tinggal tenang. Winada mengejar jasa. Tanpa ragu wang dibagi. Terus bertapa berata. Mendapat pimpinan hidup. Sungguh handal dalam yuda. Yudanya belum selesai. Ingin mencapai nirwana. Jadi pahlawan pertapa.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Beratlah bagi para pujangga menyamai Winada, bertekun dalam tapa. Membalas dengan cinta kasih perbuatan mereka yang senang menghina orang-orang yang puas dalam ketetnangan dan menjauhkan diri dari segala tingkah, menjauhkan diri dari kesukaan dan kewibawaan dengan harapan akan memperoleh faedah. Segan meniru perbuatan mereka yang dicacad dan dicela di dalam pura.<span style="font-size:85%;"><span style="font-size:100%;"> <span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(0, 0, 153);">( End )<span style="text-decoration: underline;"><br /></span></span></span></span></p><p style="text-align: justify; font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(51, 102, 255);"><a href="http://religi.wordpress.com/2007/03/16/kitab-negara-kertagama-terjemahan/"><span style="font-size:85%;"><br /></span></a></p><p style="text-align: justify; font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(51, 102, 255);"><span style="font-size:85%;"><span style="font-size:100%;"><a href="http://religi.wordpress.com/2007/03/16/kitab-negara-kertagama-terjemahan/">Sumber<br /></a></span></span></p><p style="text-align: justify; font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(51, 102, 255);"><br /></p><p style="text-align: justify; font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(51, 102, 255);"><span style="font-size:85%;"><a href="http://ilalang-pagi.blogspot.com/2010/02/terjemahan-kitab-negara-kertagama-part.html"><span style="font-weight: bold;">Back to Part 1 >>></span></a><br /></span></p>Ikhsan Faridh Perdanahttp://www.blogger.com/profile/16594875160454215301noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3488092337944201450.post-48159133121381893172010-02-07T14:00:00.000-08:002010-02-07T14:16:34.106-08:00Terjemahan Kitab Negara Kertagama Part 1<span style="font-size:85%;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Oleh : I Made Yanuarta<br /><br /></span></span> <div style="text-align: center; font-weight: bold;"><p></p><blockquote><span style="font-size:180%;">“Om awignam astu namas sidam”<br /><br /></span></blockquote><p></p></div> <p style="text-align: justify;">Sembah puji dari hamba yang hina ini ke bawah telapak kaki sang pelindung jagat. Raja yang senantiasa tenang tenggelam dalam samadi, raja segala raja, pelindung orang miskin, mengatur segala isi negara. Sang dewa-raja, lebih diagungkan dari yang segala manusia, dewa yang tampak di atas tanah. Merata, serta mengatasi segala rakyatnya, nirguna bagi kaum Wisnawa, Iswara bagi Yogi, Purusa bagi Kapila, hartawan bagi Jambala, Wagindra dalam segala ilmu, dewa Asmara di dalam cinta berahi. Dewa Yama di dalam menghilangkan penghalang dan menjamin damai dunia.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Demikianlah pujian pujangga sebelum menggubah sejarah raja, kepada Sri Nata Rajasa Nagara, raja Wilwatikta yang sedang memegang tampuk tahta. Bagai titisan Dewa-Batara beliau menyapu duka rakyat semua. Tunduk setia segenap bumi Jawa bahkan seluruh nusantara. Pada tahun 1256 Saka, beliau lahir untuk jadi pemimpin dunia. Selama dalam kandungan di Kahuripan telah tampak tanda keluhuran. Bumi gonjang-ganjing, asap mengepul-ngepul, hujan abu, guruh halilintar menyambar-nyambar. Gunung Kelud gemuruh membunuh durjana, penjahat musnah dari negara. Itulah tanda bahwa Sanghyang Siwa sedang menjelma bagai raja besar. Terbukti, selama bertakhta seluruh tanah Jawa tunduk menadah perintahnya. Wipra, satria, waisya, sudra, keempat kasta sempurna dalam pengabdian. Durjana berhenti berbuat jahat takut akan keberanian Sri Nata. Sang Sri Padukapatni yang ternama adalah nenek Sri Paduka. Seperti titisan Parama Bagawati memayungi jagat raya. Selaku wikuni tua tekun berlatih yoga menyembah Buda. Tahun 1272 kembali beliau ke Budaloka. Ketika Sri Padukapatni pulang ke Jinapada dunia berkabung. Kembali gembira bersembah bakti semenjak Sri Paduka mendaki takhta. Girang ibunda Tri Buwana Wijaya Tungga Dewi mengemban takhta bagai rani di Jiwana resmi mewakili Sri Narendraputra.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Beliau bersembah bakti kepada ibunda Sri Padukapatni. Setia mengikuti ajaran Buda, menyekar yang telah mangkat. Ayahanda Sri Paduka Prabu ialah Prabu Kerta Wardana. Keduanya teguh beriman Buda demi perdamaian praja. Paduka Prabu Kerta Wardana bersemayam di Singasari. Bagai Ratnasambawa menambah kesejahteraan bersama. Teguh tawakal memajukan kemakmuran rakyat dan negara. Mahir mengemudikan perdata bijak dalam segala kerja. Putri Rajadewi Maharajasa, ternama rupawan. Bertakhta di Daha, cantik tak bertara, bersandar enam guna. Adalah bibi Sri Paduka, adik maharani di Jiwana. Rani Daha dan rani Jiwana bagai bidadari kembar.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Laki sang rani Sri Wijayarajasa dari negeri Wengker. Rupawan bagai titisan Upendra, mashur bagai sarjana. Setara raja Singasari, sama teguh di dalam agama. Sangat mashurlah nama beliau di seluruh tanah Jawa. Adinda Sri Paduka Prabu di Wilwatikta : Putri jelita bersemayam di Lasem. Putri jelita Daha cantik ternama. Indudewi putri Wijayarajasa. Dan lagi putri bungsu Kerta Wardana. Bertakhta di Pajang, cantik tidak bertara. Putri Sri Baginda Jiwana yang mashur. Terkenal sebagai adinda Sri Paduka. Telah dinobatkan sebagai raja tepat menurut rencana. Laki tangkas rani Lasem bagai raja daerah Matahun. Bergelar Rajasa Wardana sangat bagus lagi putus dalam daya raja dan rani terpuji laksana Asmara dengan Pinggala. Sri Singa Wardana, rupawan, bagus, muda, sopan dan perwira bergelar raja Paguhan, beliaulah suami rani Pajang. Mulia pernikahannya laksana Sanatkumara dan dewi Ida. Bakti kepada raja, cinta sesama, membuat puas rakyat. Bre Lasem menurunkan putri jelita Nagarawardani Bersemayam sebagai permaisuri Pangeran Wirabumi. Rani Pajang menurunkan Bre Mataram Sri Wikrama Wardana bagaikan titisan Hyang Kumara, wakil utama Sri Narendra.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Putri bungsu rani Pajang memerintah daerah Pawanuhan. Berjuluk Surawardani masih muda indah laksana lukisan. Para raja pulau Jawa masing-masing mempunyai negara. Dan Wilwatikta tempat mereka bersama menghamba Srinata. Melambung kidung merdu pujian Sang Prabu, beliau membunuh musuh-musuh. Bak matahari menghembus kabut, menghimpun negara di dalam kuasa. Girang janma utama bagai bunga kalpika, musnah durjana bagai kumuda. Dari semua desa di wilayah negara pajak mengalir bagai air. Raja menghapus duka si murba sebagai Satamanyu menghujani bumi. Menghukum penjahat bagai dewa Yama, menimbun harta bagaikan Waruna. Para telik masuk menembus segala tempat laksana Hyang Batara Bayu. Menjaga pura sebagai dewi Pretiwi, rupanya bagus seperti bulan. Seolah-olah Sang Hyang Kama menjelma, tertarik oleh keindahan pura. Semua para putri dan isteri sibiran dahi Sri Ratih. Namun sang permaisuri, keturunan Wijayarajasa, tetap paling cantik paling jelita bagaikan Susumna, memang pantas jadi imbangan Sri Paduka.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Berputralah beliau putri mahkota Kusuma Wardani, sangat cantik rupawan jelita mata, lengkung lampai, bersemayam di Kabalan. Sang menantu Sri Wikrama Wardana memegang hakim perdata seluruh negara. Sebagai dewa-dewi mereka bertemu tangan, menggirangkan pandang. Tersebut keajaiban kota : tembok batu merah, tebal tinggi, mengitari pura. Pintu barat bernama Pura Waktra, menghadap ke lapangan luas, bersabuk parit. Pohon brahmastana berkaki bodi berjajar panjang, rapi berbentuk aneka ragam. Di situlah tempat tunggu para tanda terus menerus meronda jaga paseban. Di sebelah utara bertegak gapura permai dengan pintu besi penuh berukir. Di sebelah timur : panggung luhur, lantainya berlapis batu putih-putih mengkilat. Di bagian utara, di selatan pekan rumah berjejal jauh memanjang sangat indah.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Di selatan jalan perempat : balai prajurit tempat pertemuan tiap Caitra. Balai agung Manguntur dengan balai Witana di tengah, menghadap padang watangan. Yang meluas ke empat arah, bagian utara paseban pujangga dan Mahamantri Agung. Bagian timur paseban pendeta Siwa-Buda yang bertugas membahas upacara. Pada masa grehana bulan Palguna demi keselamatan seluruh dunia. Di sebelah timur pahoman berkelompok tiga-tiga mengitari kuil Siwa. Di selatan tempat tinggal wipra utama tinggi bertingkat menghadap panggung korban. Bertegak di halaman sebelah barat, di utara tempat Buda bersusun tiga. Puncaknya penuh berukir, berhamburan bunga waktu raja turun berkorban. Di dalam, sebelah selatan Manguntur tersekat dengan pintu, itulah paseban. Rumah bagus berjajar mengapit jalan ke barat, disela tanjung berbunga lebat. Agak jauh di sebelah barat daya: panggung tempat berkeliaran para perwira. Tepat di tengah-tengah halaman bertegak mandapa penuh burung ramai berkicau. Di dalam di selatan ada lagi paseban memanjang ke pintu keluar pura yang kedua.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Dibuat bertingkat tangga, tersekat-sekat, masing-masing berpintu sendiri. Semua balai bertulang kuat bertiang kokoh, papan rusuknya tiada tercela. Para prajurit silih berganti, bergilir menjaga pintu, sambil bertukar tutur. Inilah para penghadap : pengalasan Ngaran, jumlahnya tak terbilang, Nyu Gading Jenggala-Kediri, Panglarang, Rajadewi, tanpa upama. Waisangka kapanewon Sinelir, para perwira Jayengprang, Jayagung dan utusan Pareyok Kayu Apu, orang Gajahan dan banyak lagi. Begini keindahan lapangan watangan luas bagaikan tak berbatas. Mahamantri Agung, bangsawan, pembantu raja di Jawa, di deret paling muka. Bayangkari tingkat tinggi berjejal menyusul di deret yang kedua. Di sebelah utara pintu istana di selatan satria dan pujangga. Di bagian barat : beberapa balai memanjang sampai mercudesa.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Penuh sesak pegawai dan pembantu serta para perwira penjaga. Di bagian selatan agak jauh: beberapa ruang, mandapa dan balai. Tempat tinggal abdi Sri Baginda Paguhan bertugas menghadap. Masuk pintu kedua, terbentang halaman istana berseri-seri. Rata dan luas dengan rumah indah berisi kursi-kursi berhias. Di sebelah timur menjulang rumah tinggi berhias lambang kerajaan itulah balai tempat terima tatamu Srinata di Wilwatikta. Inilah pembesar yang sering menghadap di balai witana : Wredamentri, tanda Mahamantri Agung, pasangguhan dengan pengiring Sang Panca Wilwatikta : mapatih, demung, kanuruhan, rangga. Tumenggung lima priyayi agung yang akrab dengan istana. Semua patih, demung negara bawahan dan pengalasan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Semua pembesar daerah yang berhati tetap dan teguh. Jika datang berkumpul di kepatihan seluruh negara lima Mahamantri Agung, utama yang mengawal urusan negara. Satria, pendeta, pujangga, para wipra, jika menghadap berdiri di bawah lindungan asoka di sisi witana. Begitu juga dua darmadyaksa dan tujuh pembantunya. Bergelar arya, tangkas tingkahnya, pantas menjadi teladan. Itulah penghadap balai witana, tempat takhta yang terhias serba bergas. Pantangan masuk ke dalam istana timur agak jauh dan pintu pertama. Ke Istana Selatan, tempat Singa Wardana, permaisuri, putra dan putrinya. Ke Istana Utara. tempat Kerta Wardana. Ketiganya bagai kahyangan semua rumah bertiang kuat, berukir indah, dibuat berwarna-warni Cakinya dari batu merah pating berunjul, bergambar aneka lukisan. Genting atapnya bersemarak serba meresapkan pandang menarik perhatian. Bunga tanjung kesara, campaka dan lain-lainnya terpencar di halaman. Teratur rapi semua perumahan sepanjang tepi benteng. Timur tempat tinggal pemuka pendeta Siwa Hyang Brahmaraja. Selatan Buda-sangga dengan Rangkanadi sebagai pemuka. Barat tempat para arya Mahamantri Agung dan sanak-kadang adiraja.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Di timur tersekat lapangan menjulang istana ajaib. Raja Wengker dan rani Daha penaka Indra dan Dewi Saci. Berdekatan dengan istana raja Matahun dan rani Lasem. Tak jauh di sebelah selatan raja Wilwatikta. Di sebelah utara pasar: rumah besar bagus lagi tinggi. Di situ menetap patih Daha, adinda Sri Paduka di Wengker. Batara Narpati, termashur sebagai tulang punggung praja. Cinta taat kepada raja, perwira, sangat tangkas dan bijak. Di timur laut rumah patih Wilwatikta, bernama Gajah Mada. Mahamantri Agung wira, bijaksana, setia bakti kepada negara. Fasih bicara, teguh tangkas, tenang, tegas, cerdik lagi jujur. Tangan kanan maharaja sebagai penggerak roda negara. Sebelah selatan puri, gedung kejaksaan tinggi bagus. Sebelah timur perumahan Siwa, sebelah barat Buda. Terlangkahi rumah para Mahamantri Agung, para arya dan satria. Perbedaan ragam pelbagai rumah menambah indahnya pura. Semua rumah memancarkan sinar warnanya gilang-cemerlang. Menandingi bulan dan matahari, indah tanpa upama. Negara-negara di nusantara dengan Daha bagai pemuka. Tunduk menengadah, berlindung di bawah kuasa Wilwatikta.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Kemudian akan diperinci demi pulau negara bawahan, paling dulu Melayu: Jambi, Palembang, Toba dan Darmasraya. Pun ikut juga disebut Daerah Kandis, Kahwas, Minangkabau, Siak, Rokan, Kampar dan Pane Kampe, Haru serta Mandailing, Tamihang, negara perlak dan padang Lawas dengan Samudra serta Lamuri, Batan, Lampung dan juga Barus. Itulah terutama negara-negara Melayu yang telah tunduk. Negara-negara di pulau Tanjungnegara : Kapuas-Katingan, Sampit, Kota Ungga, Kota Waringin, Sambas, Lawai ikut tersebut. Kadandangan, Landa, Samadang dan Tirem tak terlupakan. Sedu, Barune, Kalka, Saludung, Solot dan juga Pasir Barito, Sawaku, Tabalung, ikut juga Tanjung Kutei. Malano tetap yang terpenting di pulau Tanjungpura.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Di Hujung Medini, Pahang yang disebut paling dahulu. Berikut Langkasuka, Saimwang, Kelantan serta Trengganu Johor, Paka, Muar, Dungun, Tumasik, Kelang serta Kedah Jerai, Kanjapiniran, semua sudah lama terhimpun. Di sebelah timur Jawa seperti yang berikut: Bali dengan negara yang penting Badahulu dan Lo Gajah. Gurun serta Sukun, Taliwang, pulau Sapi dan Dompo Sang Hyang Api, Bima. Seram, Hutan Kendali sekaligus. Pulau Gurun, yang juga biasa disebut Lombok Merah. Dengan daerah makmur Sasak diperintah seluruhnya. Bantayan di wilayah Bantayan beserta kota Luwuk. Sampai Udamakatraya dan pulau lain-lainnya tunduk. Tersebut pula pulau-pulau Makasar, Buton, Banggawi, Kunir, Galian serta Salayar, Sumba, Solot, Muar. Lagi pula Wanda (n), Ambon atau pulau Maluku, Wanin, Seran, Timor dan beberapa lagi pulau-pulau lain. Berikutnya inilah nama negara asing yang mempunyai hubungan Siam dengan Ayodyapura, begitu pun Darmanagari Marutma. Rajapura begitu juga Singasagari Campa, Kamboja dan Yawana ialah negara sahabat.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Pulau Madura tidak dipandang negara asing. Karena sejak dahulu menjadi satu dengan Jawa. Konon dahulu Jawa dan Madura terpisah meskipun tidak sangat jauh. Semenjak nusantara menadah perintah Sri Paduka, tiap musim tertentu mempersembahkan pajak upeti. Terdorong keinginan akan menambah kebahagiaan. Pujangga dan pegawai diperintah menarik upeti. Pujangga-pujangga yang lama berkunjung di nusantara. Dilarang mengabaikan urusan negara dan mengejar untung. Seyogyanya, jika mengemban perintah ke mana juga, harus menegakkan agama Siwa, menolak ajaran sesat. Konon kabarnya para pendeta penganut Sang Sugata dalam perjalanan mengemban perintah Sri Baginda, dilarang menginjak tanah sebelah barat pulau Jawa. Karena penghuninya bukan penganut ajaran Buda.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Tanah sebelah timur Jawa terutama Gurun dan Bali, boleh dijelajah tanpa ada yang dikecualikan. Bahkan menurut kabaran begawan Empu Barada, serta raja pendeta Kuturan telah bersumpah teguh. Para pendeta yang mendapat perintah untuk bekerja, dikirim ke timur ke barat, di mana mereka sempat melakukan persajian seperti perintah Sri Nata. Resap terpandang mata jika mereka sedang mengajar. Semua negara yang tunduk setia menganut perintah. Dijaga dan dilindungi Sri Nata dari pulau Jawa. Tapi yang membangkang, melanggar perintah dibinasakan pimpinan angkatan laut yang telah mashur lagi berjasa. Telah tegak teguh kuasa Sri Nata di Jawa dan wilayah nusantara. Di Sri Palatikta tempat beliau bersemayam, menggerakkan roda dunia. Tersebar luas nama beliau, semua penduduk puas, girang dan lega. Wipra pujangga dan semua penguasa ikut menumpang menjadi mashur. Sungguh besar kuasa dan jasa beliau, raja agung dan raja utama. Lepas dari segala duka mengenyam hidup penuh segala kenikmatan. Terpilih semua gadis manis di seluruh wilayah Jenggala Kediri. Berkumpul di istana bersama yang terampas dari negara tetangga. Segenap tanah Jawa bagaikan satu kota di bawah kuasa Sri Paduka.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Ribuan orang berkunjung laksana bilangan tentara yang mengepung pura. Semua pulau laksana daerah pedusunan tempat menimbun bahan makanan. Gunung dan rimba hutan penaka taman hiburan terlintas tak berbahaya. Tiap bulan sehabis musim hujan beliau biasa pesiar keliling. Desa Sima di sebelah selatan Jalagiri, di sebelah timur pura. Ramai tak ada hentinya selama pertemuan dan upacara prasetyan. Girang melancong mengunjungi Wewe Pikatan setempat dengan candi lima. Atau pergilah beliau bersembah bakti ke hadapan Hyang Acalapati. Biasanya terus menuju Blitar, Jimur mengunjungi gunung-gunung permai.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Di Daha terutama ke Polaman, ke Kuwu dan lingga hingga desa Bangin. Jika sampai di Jenggala, singgah di Surabaya, terus menuju Buwun. Pada tahun 1275 Saka, Sang Prabu menuju Pajang membawa banyak pengiring. Tahun 1276 ke Lasem, melintasi pantai samudra. Tahun 1279, ke laut selatan menembus hutan. Lega menikmati pemandangan alam indah Lodaya, Tetu dan Sideman. Tahun 1281 di Badrapada bulan tambah. Sri Nata pesiar keliling seluruh negara menuju kota Lumajang. Naik kereta diiring semua raja Jawa serta permaisuri dan abdi Mahamantri Agung, tanda, pendeta, pujangga, semua para pembesar ikut serta.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Juga yang menyamar, Empu Prapanca, girang turut mengiring paduka Maharaja. Tak tersangkal girang sang kawi, putra pujangga, juga pencinta kakawin. Dipilih Sri Paduka sebagai pembesar kebudaan mengganti sang ayah. Semua pendeta Buda ramai membicarakan tingkah lakunya dulu. Tingkah sang kawi waktu muda menghadap raja berkata, berdamping, tak lain. Maksudnya mengambil hati, agar disuruh ikut beliau ke mana juga. Namun belum mampu menikmati alam, membinanya, mengolah dan menggubah. Karya kakawin, begitu warna desa sepanjang marga terkarang berturut. Mula-mula melalui Japan dengan asrama dan candi-candi ruk-rebah. Sebelah timur Tebu, hutan Pandawa, Daluwang, Bebala di dekat Kanci.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Ratnapangkaja serta Kuti, Haji, Pangkaja memanjang bersambung-sambungan. Mandala Panjrak, Pongglang serta Jingan. Kuwu, Hanyar letaknya di tepi jalan. Habis berkunjung pada candi pasareyan Pancasara, menginap di Kapulungan. Selanjutnya sang kawi bermalam di Waru, di Hering, tidak jauh dari pantai. Yang mengikuti ketetapan hukum jadi milik kepala asrama Saraya. Tetapi masih tetap dalam tangan lain, rindu termenung-menung menunggu. Seberangkat Sri Nata dari Kapulungan, berdesak abdi berarak. Sepanjang jalan penuh kereta, penumpangnya duduk berimpit-impit. Pedati di muka dan di belakang, di tengah prajurit berjalan kaki. Berdesak-desakan, berebut jalan dengan binatang gajah dan kuda.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Tak terhingga jumlah kereta, tapi berbeda-beda tanda cirinya. Meleret berkelompok-kelompok, karena tiap mentri lain lambangnya. Rakrian sang Mahamantri Agung Patih Amangkubumi penata kerajaan. Keretanya beberapa ratus berkelompok dengan aneka tanda. Segala kereta Sri Nata Pajang semua bergambar matahari. Semua kereta Sri Nata Lasem bergambar cemerlang banteng putih. Kendaraan Sri Nata paha bergambar Dahakusuma mas mengkilat. Kereta Sri Nata Jiwana berhias bergas menarik perhatian. Kereta Sri Nata Wilwatikta tak ternilai, bergambar buah mala. Beratap kain geringsing, berhias lukisan mas, bersinar meran indah. Semua pegawai, parameswari raja dan juga rani Sri Sudewi. Ringkasnya para wanita berkereta merah berjalan paling muka.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Kereta Sri Nata berhias mas dan ratna manikam paling belakang. Jempana-jempana lainnya bercadar beledu, meluap gemerlap. Rapat rampak prajurit pengiring Jenggala Kediri, Panglarang, Sedah Bayangkari gemruduk berbondong-bondong naik gajah dan kuda. Pagi-pagi telah tiba di Pancuran Mungkur, Sri Nata ingin rehat. Sang rakawi menyidat jalan, menuju Sawungan mengunjungi kerabat. Larut matahari berangkat lagi tepat waktu Sri Paduka lalu. Ke arah timur menuju Watu Kiken, lalu berhenti di Matanjung. Dukuh sepi kebudaan dekat tepi jalan, pohonnya jarang-jarang. Berbeda-beda namanya Gelanggang, Badung, tidak jauh dari Barungbung. Tak terlupakan Ermanik, dukuh teguh-taat kepada Yanatraya. Puas sang darmadyaksa mencicipi aneka jamuan makan dan minum.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Sampai di Kulur, Batang di Gangan Asem perjalanan Sri Baginda. Hari mulai teduh, surya terbenam, telah gelap pukul tujuh malam Sri Paduka memberi perintah memasang tenda di tengah-tengah sawah. Sudah siap habis makan, cepat-cepat mulai membagi-bagi tempat. Paginya berangkat lagi menuju Baya, rehat tiga hari tiga malam. Dari Baya melalui Katang, Kedung Dawa, Rame, menuju Lampes, Times. Serta biara pendeta di Pogara mengikut jalan pasir lemak-lembut. Menuju daerah Beringin Tiga di Dadap, kereta masih terus lari. Tersebut dukuh kasogatan Madakaripura dengan pemandangan indah. Tanahnya anugerah Sri Paduka kepada Gajah Mada, teratur rapi. Di situlah Sri Paduka menempati pasanggrahan yang tehias sangat bergas. Sementara mengunjungi mata air, dengan ramah melakukan mandi bakti.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Sampai di desa Kasogatan, Sri Paduka dijamu makan minum. Pelbagai penduduk Gapuk, Sada, Wisisaya, Isanabajra, Ganten, Poh, Capahan, Kalampitan, Lambang, Kuran, Pancar, We, Petang. Yang letaknya di lingkungan biara, semua datang menghadap. Begitu pula desa Tunggilis, Pabayeman ikut berkumpul. Termasuk Ratnapangkaja di Carcan, berupa desa perdikan. Itulah empat belas desa Kasogatan yang berakuwu. Sejak dahulu delapan saja yang menghasilkan bahan makanan. Fajar menyingsing, berangkat lagi Sri Paduka melalui Lo Pandak, Ranu Kuning, Balerah, Bare-bare, Dawohan, Kapayeman, Telpak, Baremi, Sapang serta Kasaduran. Kereta berjalan cepat-cepat menuju Pawijungan. Menuruni lurah, melintasi sawah, lari menuju Jaladipa, Talapika, Padali, Arnon dan Panggulan. Langsung ke Payaman, Tepasana ke arah kota Rembang. Sampai di Kemirahan yang letaknya di pantai lautan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Di Dampar dan Patunjungan Sri Paduka bercengkerama menyisir tepi lautan. Ke jurusan timur turut pasisir datar, lembut-limbur dilintasi kereta. Berhenti beliau di tepi danau penuh teratai, tunjung sedang berbunga. Asyik memandang udang berenang dalam air tenang memperlihatkan dasarnya. Terlangkahi keindahan air telaga yang lambai-melambai dengan lautan. Danau ditinggalkan menuju Wedi dan Guntur tersembunyi di tepi jalan. Kasogatan Bajraka termasuk wilayah Taladwaja sejak dulu kala. Seperti juga Patunjungan, akibat perang belum kembali ke asrama. Terlintas tempat tersebut, ke timur mengikut hutan sepanjang tepi lautan. Berhenti di Palumbon berburu sebentar, berangkat setelah surya larut. Menyeberangi sungai Rabutlawang yang kebetulan airnya sedang surut. Menuruni lurah Balater menuju pantai lautan lalu bermalam lagi. Pada waktu fajar menyingsing, menuju Kunir Basini, di Sadeng bermalam.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Malam berganti malam, Sri Paduka pesiar menikmati alam Sarampuan. Sepeninggal-nya beliau menjelang kota Bacok bersenang-senang di pantai. Heran memandang karang tersiram riak gelombang berpancar seperti hujan. Tapi sang rakawi tidak ikut berkunjung di Bacok, pergi menyidat jalan. Dari Sadeng ke utara menjelang Balung, lerus menuju Tumbu dan Habet. Galagah, Tampaling, beristirahat di Renes seraya menanti Sri Paduka. Segera berjumpa lagi dalam perjalanan ke Jayakreta-Wanagriya. Melalui Doni Bontong. Puruhan, Bacek, Pakisaji, Padangan terus ke Secang. Terlintas Jati Gumelar, Silabango. Ke utara ke Dewa Rame dan Dukun. Lalu berangkat lagi ke Pakembangan. Di situ bermalam, segera berangkat. Sampailah beliau ke ujung lurah Daya. Yang segera dituruni sampai jurang. Dari pantai ke utara sepanjang jalan. Sangat sempit sukar amat dijalani. Lumutnya licin akibat kena hujan. Banyak kereta rusak sebab berlanggar.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Terlalu lancar lari kereta melintas Palayangan. Dan Bangkong dua desa tanpa cerita terus menuju Sarana, mereka yang merasa lelah ingin berehat. Lainnya bergegas berebucalan menuju Surabasa. Terpalang matahari terbenam berhenti di padang lalang. Senja pun turun, sapi lelah dilepas dari pasangan. Perjalanan membelok ke utara melintas Turayan. Beramai-ramai lekas-lekas ingin mencapai Patukangan. Panjang lamun dikisahkan kelakuan para mentri dan abdi. Beramai-ramai Sri Paduka telah sampai di desa Patukangan. Di tepi laut lebar tenang rata terbentang di barat Talakrep Sebelah utara pakuwuan pesanggrahan Sri Baginda. Semua Mahamantri Agung mancanagara hadir di pakuwuan. Juga jaksa Pasungguhan Sang Wangsadiraja ikut menghadap. Para Upapati yang tanpa cela, para pembesar agama. Panji Siwa dan Panji Buda faham hukum dan putus sastera. Sang adipati Suradikara memimpin upacara sambutan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Diikuti segenap penduduk daerah wilayah Patukangan. Menyampaikan persembahan, girang bergilir dianugerahi kain Girang rakyat girang raja, pakuwuan berlimpah kegirangan. Untuk pemandangan ada rumah dari ujung memanjang ke lautan. Aneka bentuknya, rakit halamannya, dari jauh bagai pulau. Jalannya jembatan goyah kelihatan bergoyang ditempuh ombak. Itulah buatan sang arya bagai persiapan menyambut raja. Untuk mengurangi sumuk akibat teriknya matahari Sri Paduka mendekati permaisuri seperti dewa-dewi. Para putri laksana apsari turun dari kahyangan. Hilangnya keganjilan berganti pandang penuh heran cengang. Berbagai-bagai permainan diadakan demi kesukaan. Berbuat segala apa yang membuat gembira penduduk. Menari topeng. bergumul, bergulat, membuat orang kagum. Sungguh beliau dewa menjelma sedang mengedari dunia. Selama kunjungan di desa Patukangan Para Mahamantri Agung dari Bali dan Madura.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Dari Balumbung, kepercayaan Sri Paduka Mahamantri Agung seluruh Jawa Timur berkumpul. Persembahan bulu bekti bertumpah-limpah. Babi, gudel, kerbau, sapi, ayam dan anjing. Bahan kain yang diterima bertumpuk timbun. Para penonton tercengang-cengang memandang. Tersebut keesokan hari pagi-pagi. Sri Paduka keluar di tengah-tengah rakyat. Diiringi para kawi serta pujangga. Menabur harta membuat gembira rakyat. Hanya pujangga yang menyamar Empu Prapanca sedih tanpa upama Berkabung kehilangan kawan kawi-Buda Panji Kertayasa. Teman bersuka-ria, ternan karib dalam upacara gama. Beliau dipanggil pulang, sedang mulai menggubah arya megah. Kusangka tetap sehat, sanggup mengantar aku ke mana juga. Beliau tahu tempat-tempat mana yang layak pantas dilihat. Rupanya sang pujangga ingin mewariskan karya megah indah. Namun mangkatlah beliau, ketika aku tiba, tak terduga. Itulah lantarannya aku turut berangkat ke desa Keta. Melewati Tal Tunggal, Halalang panjang. Pacaran dan Bungatan Sampai Toya Rungun, Walanding, terus Terapas, lalu beralam. Paginya berangkat ke Lemah Abang, segera tiba di Keta.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Tersebut perjalanan Sri Baginda ke arah barat. Segera sampai Keta dan tinggal di sana lima hari. Girang beliau melihat lautan, memandang balai kambang. Tidak lupa menghirup kesenangan lain sehingga puas. Atas perintah sang arya semua Mahamantri Agung menghadap. Wiraprana bagai kepala upapati Siwa-Buda. Mengalir rakyat yang datang sukarela tanpa diundang. Membawa bahan santapan, girang menerima balasan. Keta telah ditinggalkan. Jumlah pengiring malah bertambah. Melintasi Banyu Hening, perjalanan sampai Sampora. Terus ke Daleman menuju Wawaru, Gebang, Krebilan. Sampai di Kalayu Sri Paduka berhenti ingin menyekar. Kalayu adalah nama desa perdikan kasogatan. Tempat candi pasareyan sanak kadang Sri Paduka Prabu.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Penyekaran di pasareyan dilakukan dengan sangat hormat. “Memegat sigi” nama upacara penyekaran itu. Upacara berlangsung menepati segenap aturan. Mulai dengan jamuan makan meriah tanpa upama. Para patih mengarak Sri Paduka menuju paseban. Genderang dan kendang bergetar mengikuti gerak tandak. Habis penyekaran raja menghirup segala kesukaan. Mengunjungi desa-desa disekitarnya genap lengkap. Beberapa malam lamanya berlumba dalam kesukaan. Memeluk wanita cantik dan meriba gadis remaja. Kalayu ditinggalkan, perjalanan menuju Kutugan. Melalui Kebon Agung, sampai Kambangrawi bermalam. Tanah anugerah Sri Nata kepada Tumenggung Nala. Candinya Buda menjulang tinggi, sangat elok bentuknya. Perjamuan Tumenggung Empu Nala jauh dari cela. Tidak diuraikan betapa lahap Sri Baginda bersantap. Paginya berangkat lagi ke Halses, Berurang, Patunjungan. Terus langsung melintasi Patentanan, Tarub dan Lesan.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Segera Sri Paduka sampai di Pajarakan, di sana bermalam empat hari. Di tanah lapang sebelah selatan candi Buda beliau memasang tenda. Dipimpin Arya Sujanotama para mantri dan pendeta datang menghadap. Menghaturkan pacitan dan santapan, girang menerima anugerah uang. Berangkat dari situ Sri Paduka menuju asrama di rimba Sagara. Mendaki bukit-bukit ke arah selatan dan melintasi terusan Buluh. Melalui wilayah Gede, sebentar lagi sampai di asrama Sagara. Letaknya gaib ajaib di tengah-tengah hutan membangkitkan rasa kagum rindu. Sang pujangga Empu Prapanca yang memang senang bermenung tidak selalu menghadap. Girang melancong ke taman melepaskan lelah melupakan segala duka. Rela melalaikan paseban mengabaikan tata tertib para pendeta. Memburu nafsu menjelajah rumah berbanjar-banjar dalam deretan berjajar. Tiba di taman bertingkat, di tepi pesanggrahan tempat bunga tumbuh lebat.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Suka cita Empu Prapanca membaca cacahan (pahatan) dengan slokanya di dalam cinta. Di atas tiap atap terpahat ucapan seloka yang disertai nama Pancaksara pada penghabisan tempat terpahat samar-samar, menggirangkan. Pemandiannya penuh lukisan dongengan berpagar batu gosok tinggi. Berhamburan bunga nagakusuma di halaman yang dilingkungi selokan Andung, karawira, kayu mas, menur serta kayu puring dan lain-lainnya. Kelapa gading kuning rendah menguntai di sudut mengharu rindu pandangan. Tiada sampailah kata meraih keindahan asrama yang gaib dan ajaib. Beratapkan hijuk, dari dalam dan luar berkesan kerasnya tata tertib. Semua para pertapa, wanita dan priya, tua muda nampaknya bijak. Luput dari cela dan klesa, seolah-olah Siwapada di atas dunia.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Habis berkeliling asrama, Sri Paduka lalu dijamu. Para pendeta pertapa yang ucapannya sedap resap. Segala santapan yang tersedia dalam pertapan. Sri Paduka membalas harta. membuat mereka gembira. Dalam pertukaran kata tentang arti kependetaan. Mereka mencurahkan isi hati, tiada tertahan. Akhirnya cengkerma ke taman penuh dengan kesukaan Kegirang-girangan para pendeta tercengang memandang. Habis kesukaan memberi isyarat akan berangkat. Pandang sayang yang ditinggal mengikuti langkah yang pergi. Bahkan yang masih remaja putri sengaja merenung. Batinnya : dewa asmara turun untuk datang menggoda. Sri Paduka berangkat, asrama tinggal berkabung. Bambu menutup mata sedih melepas selubung. Sirih menangis merintih, ayam raga menjerit. Tiung mengeluh sedih, menitikkan air matanya. Kereta lari cepat, karena jalan menurun. Melintasi rumah dan sawah di tepi jalan. Segera sampai Arya, menginap satu malam. Paginya ke utara menuju desa Ganding. Para mentri mancanegara dikepalai Singadikara, serta pendeta Siwa-Buda.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Membawa santapan sedap dengan upacara. Gembira dibalas Sri Paduka dengan mas dan kain. Agak lama berhenti seraya istirahat. Mengunjungi para penduduk segenap desa. Kemudian menuju Sungai Gawe, Sumanding, Borang, Banger, Baremi lalu lurus ke barat. Sampai Pasuruan menyimpang jalan ke selatan menuju Kepanjangan. Menganut jalan raya kereta lari beriring-iring ke Andoh Wawang ke Kedung Peluk dan ke Hambal, desa penghabisan dalam ingatan. Segera Sri Paduka menuju kota Singasari bermalam di balai kota. Empu Prapanca tinggal di sebelah barat Pasuruan. Ingin terus melancong menuju asrama. Indarbaru yang letaknya di daerah desa. Hujung Berkunjung di rumah pengawasnya, menanyakan perkara tanah asrama. Lempengan Serat Kekancingan pengukuh diperlihatkan, jelas setelah dibaca. Isi Serat Kekancingan : tanah datar serta lembah dan gunungnya milik wihara. Begitupula sebagian Markaman, ladang Balunghura, sawah Hujung Isi Serat Kekancingan membujuk sang pujangga untuk tinggal jauh dari pura. Bila telah habis kerja di pura, ingin ia menyingkir ke Indarbaru. Sebabnya terburu-buru berangkat setelah dijamu bapa asrama karena ingat akan giliran menghadap di balai Singasari. Habis menyekar di candi makam, Sri Paduka mengumbar nafsu kesukaan. Menghirup sari pemandangan di Kedung Biru, Kasurangganan dan Bureng.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Pada subakala Sri Paduka berangkat ke selatan menuju Kagenengan. Akan berbakti kepada pasareyan batara bersama segala pengiringnya Harta. perlengkapan. makanan. dan bunga mengikuti jalannya kendaraan. Didahului kibaran bendera,sdisambut sorak-sorai dari penonton. Habis penyekaran, Baginda keluar dikerumuni segenap rakyat. Pendeta Siwa-Buda dan para bangsawan berderet leret di sisi beliau. Tidak diceritakan betapa rahap Sri Paduka bersantap sehingga puas. Segenap rakyat girang menerima anugerah bahan pakaian yang indah. Tersebut keindahan candi makam, bentuknya tiada bertara.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Pintu masuk terlalu lebar lagi tinggi, bersabuk dari luar. Di dalam terbentang halaman dengan rumah berderet di tepinya. Ditanami aneka ragam bunga, tanjung, nagasari ajaib. Menara lampai menjulang tinggi di tengah-tengah, terlalu indah. Seperti gunung Meru dengan arca Batara Siwa di dalamnya. Karena Girinata putra disembah bagai dewa batara. Datu leluhur Sri Naranata yang disembah di seluruh dunia. Sebelah selatan candi pasareyan ada candi sunyi terbengkalai. Tembok serta pintunya yang masih berdiri, berciri kasogatan lantai di dalam. Hilang kakinya bagian barat, tinggal yang timur. Sanggar dan pemujaan yang utuh, bertembok tinggi dari batu merah. Di sebelah utara, tanah bekas kaki rumah sudahlah rata. Terpencar tanamannya nagapuspa serta salaga di halaman. Di luar gapura pabaktan luhur, tapi telah longsor tanahnya. Halamannya luas tertutup rumput, jalannya penuh dengan lumut laksana wanita sakit merana lukisannya lesu-pucat. Berhamburan daun cemara yang ditempuh angin, kusut bergelung. Kelapa gading melulur tapasnya, pinang letih lusuh merayu.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Buluh gading melepas kainnya, layu merana tak ada hentinya. Sedih mata yang memandang, tak berdaya untuk menyembuhkannya. Kecuali menanti Hayam Wuruk sumber hidup segala makhluk. Beliau mashur bagai raja utama, bijak memperbaiki jagad. Pengasih bagi yang menderita sedih, sungguh titisan batara. Tersebut lagi, paginya Sri Paduka berkunjung ke candi Kidal. Sesudah menyembah batara, larut hari berangkat ke Jajago. Habis menghadap arca Jina, beliau berangkat ke penginapan. Paginya menuju Singasari, belum lelah telah sampai Bureng. Keindahan Bureng : telaga bergumpal airnya jernih. Kebiru-biruan, di tengahnya candi karang bermekala. Tepinya rumah berderet, penuh pelbagai ragam bunga. Tujuan para pelancong penyerap sari kesenangan. Terlewati keindahannya, berganti cerita narpati. Setelah reda terik matahari, melintas tegal tinggi.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Rumputnya tebal rata, hijau mengkilat, indah terpandang. Luas terlihat laksana lautan kecil berombak jurang. Seraya berkeliling kereta lari tergesa-gesa. Menuju Singasari, segera masuk ke pesanggrahan. Sang pujangga singgah di rumah pendeta Buda, sarjana. Pengawas candi dan silsilah raja, pantas dikunjungi. Telah lanjut umurnya, jauh melintasi seribu bulan. Setia, sopan, darah luhur, keluarga raja dan mashur. Meski sempurna dalam karya, jauh dari tingkah tekebur. Terpuji pekerjaannya, pantas ditiru keinsafannya. Tamu diterima dengan girang dan ditegur : “Wahai orang bahagia, pujangga besar pengiring raja, pelindung dan pengasih keluarga yang mengharap kasih. Jamuan apa yang layak bagi paduka dan tersedia?” Maksud kedatangannya: ingin tahu sejarah leluhur para raja yang dicandikan, masih selalu dihadap. Ceriterakanlah mulai dengan Batara Kagenengan. Ceriterakan sejarahnya jadi putra Girinata.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Paduka Empuku menjawab : “Rakawi maksud paduka sungguh merayu hati. Sungguh paduka pujangga lepas budi. Tak putus menambah ilmu, mahkota hidup. Izinkan saya akan segera mulai. Cita disucikan dengan air sendang tujuh”.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Terpuji Siwa! Terpuji Girinata! Semoga terhindar aral, waktu bertutur. Semoga rakawi bersifat pengampun. Di antara kata mungkin terselib salah. Harap percaya kepada orang tua. Kurang atau lebih janganlah dicela. Pada tahun 1104 Saka ada raja perwira yuda Putra Girinata, konon kabarnya lahir di dunia tanpa ibu. Semua orang tunduk, sujud menyembah kaki bagai tanda bakti. Sri Ranggah Rajasa nama beliau, penggempur musuh pahlawan bijak. Daerah luas sebelah timur gunung Kawi terkenal subur makmur. Di situlah tempat putra Sang Girinata menunaikan darmanya. Menggirangkan budiman, menyirnakan penjahat, meneguhkan negara, ibukota negara bernama Kotaraja, penduduknya sangat terganggu. Tahun 1144 Saka, beliau melawan raja Kediri Sang Adiperwira Kretajaya, putus sastra serta tatwopadesa. Kalah, ketakutan, melarikan diri ke dalam biara terpencil. Semua pengawal dan perwira tentara yang tinggal, mati terbunuh. Setelah kalah Narpati Kediri, Jawa di dalam ketakutan. Semua raja datang menyembah membawa tanda bakti hasil tanah. Bersatu Jenggala Kediri di bawah kuasa satu raja sakti. Cikal bakal para raja agung yang akan memerintah pulau Jawa. Makin bertambah besar kuasa dan megah putra sang Girinata. Terjamin keselatamatan pulau Jawa selama menyembah kakinya. Tahun 1149 Saka beliau kembali ke Siwapada. Dicandikan di Kagenengan bagai Siwa, di Usana bagai Buda.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Batara Anusapati putra Sri Paduka, berganti dalam kekuasaan. Selama pemerintahannya. tanah Jawa kokoh sentosa, bersembah bakti. Tahun 1170 Saka beliau pulang ke Siwaloka. Cahaya beliau diujudkan arca Siwa gemilang di candi pasareyan Kidal. Batara Wisnu Wardana, putra Sri Paduka, berganti dalam kekuasaan. Beserta Narasinga bagai Madawa dengan Indra memerintah negara Beliau memusnahkan perusuh Linggapati serta segenap pengikutnya. Takut semua musuh kepada beliau sungguh titisan Siwa di bumi. Tahun 1176 Saka, Batara Wisnu menobatkan putranya. Segenap rakyat Kediri Jenggala berduyun-duyun ke pura mangastubagia. Prabu Kerta Negara nama gelarannya, tetap demikian seterusnya. Daerah Kotaraja bertambah makmur, berganti nama praja Singasari. Tahun 1192, Raja Wisnu berpulang. Dicandikan di Waleri berlambang arca Siwa, di Jajago arca Buda. Sementara itu Batara Nara Singa Murti pun pulang ke Surapada. Dicandikan di Wengker, di Kumeper diarcakan bagai Siwa mahadewa. Tersebut Sri Paduka Kertanagara membinasakan perusuh, penjahat. Bernama Cayaraja, gugur pada tahun Saka 1192. Tahun 1197 Saka, Sri Paduka menyuruh tundukkan Melayu. Berharap Melayu takut kedewaan beliau tunduk begitu sahaja.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Tahun 1202 Saka, Sri Paduka Prabu memberantas penjahat Mahisa Rangga, karena jahat tingkahnya dibenci seluruh negara. Tahun 1206 Saka, mengirim utusan menghancurkan Bali. Setelah kalah rajanya menghadap Sri Paduka sebagai orang tawanan. Demikianlah dari empat jurusan orang lari berlindung di bawah Sri Paduka. Seluruh Pahang, segenap Melayu tunduk menekur di hadapan beliau. Seluruh Gurun, segenap Bakulapura lari mencari perlindungan. Sunda Madura tak perlu dikatakan, sebab sudah terang setanah Jawa. Jauh dari tingkah alpa dan congkak, Sri Paduka waspada, tawakal dan bijak. Faham akan segala seluk beluk pemerintahan sejak zaman Kali. Karenanya tawakal dalam agama dan tapa untuk teguhnya ajaran Buda. Menganut jejak para leluhur demi keselamatan seluruh praja.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Menurut kabar sastra raja Pandawa memerintah sejak zaman Dwapara. Tahun 1209 Saka, beliau pulang ke Budaloka. Sepeninggalnya datang zaman Kali, dunia murka, timbul huru hara. Hanya batara raja yang faham dalam nam guna, dapat menjaga jagad. Itulah sebabnya Sri Paduka teguh bakti menyembah kaki Sakyamuni. Teguh tawakal memegang Pancasila, laku utama, upacara suci Gelaran Jina beliau yang sangat mashur ialah Sri Jnanabadreswara. Putus dalam filsafat, ilmu bahasa dan lain pengetahuan agama. Berlumba-lumba beliau menghirup sari segala ilmu kebatinan. Pertama-tama tantra Subuti diselami, intinya masuk ke hati.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Melakukan puja, yoga, samadi demi keselamatan seluruh praja. Menghindarkan tenung, mengindahkan anugerah kepada rakyat murba. Di antara para raja yang lampau tidak ada yang setara beliau. Faham akan nam guna, sastra, tatwopadesa, pengetahuan agama Adil, teguh dalam Jinabrata dan tawakal kepada laku utama. Itulah sebabnya beliau turun-temurun menjadi raja pelindung. Tahun 1214 Saka, Sri Paduka pulang ke Jinalaya. Berkat pengetahuan beliau tentang upacara, ajaran agama. Beliau diberi gelaran : Yang Mulia bersemayam di alam Siwa-Buda. Di pasareyan beliau bertegak arca Siwa-Buda terlampau indah permai. Di Sagala ditegakkan pula arca Jina sangat bagus dan berkesan. Serta arca Ardanareswari bertunggal dengan arca Sri Bajradewi. Teman kerja dan tapa demi keselamatan dan kesuburan negara Hyang Wairocana-Locana bagai lambangnya pada arca tunggal, terkenal.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Tatkala Sri Paduka Kertanagara pulang ke Budabuana. Merata takut, duka, huru hara, laksana zaman Kali kembali. Raja bawahan bernama Jayakatwang, berwatak terlalu jahat berkhianat, karena ingin berkuasa di wilayah Kediri. Tahun 1144 Saka, itulah sirnanya raja Kertajaya atas perintah Siwaputra Jayasaba berganti jadi raja. Tahun Saka 1180, Sastrajaya raja Kediri. Tahun 1193, Jayakatwang raja terakhir. Semua raja berbakti kepada cucu putra Girinata. Segenap pulau tunduk kepada kuasa Prabu Kerta Negara. Tetapi raja Kediri Jayakatwang membuta dan mendurhaka. Ternyata damai tak baka akibat bahaya anak piara Kali. Berkat keulungan sastra dan keuletannya jadi raja sebentar. Lalu ditundukkan putra Sri Paduka, ketenterarnan kembali. Sang menantu Raden Wijaya, itu gelarnya yang terkenal di dunia Bersekutu dengan bangsa Tartar, menyerang melebur Jayakatwang.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Sepeninggal Jayakatwang jagad gilang cemerlang kembali. Tahun 1216 Saka, Raden Wijaya menjadi raja. Disembah di Majapahit, kesayangan rakyat, pelebur musuh. Bergelar Sri Baginda Kerta Rajasa Jaya Wardana. Selama Kerta Rajasa Jaya Wardana duduk di takhta, seluruh tanah Jawa bersatu padu, tunduk menengadah. Girang memandang pasangan Sri Paduka empat jumlahnya. Putri Kertanagara cantik-cantik bagai bidadari. Sang Parameswari Tri Buwana yang sulung, luput dari cela. Lalu parameswari Mahadewi, rupawan tidak bertara Prajnya Paramita Jayendra Dewi, cantik manis menawan hati. Gayatri, yang bungsu, paling terkasih digelari Rajapatni. Pernikahan beliau dalam kekeluargaan tingkat tiga. Karena Batara Wisnu dengan Batara Nara Singa Murti. Akrab tingkat pertama, Narasinga menurunkan Dyah Lembu Tal Sang perwira yuda, dicandikan di Mireng dengan arca Buda. Dyah Lembu Tal itulah bapa Sri Baginda. Dalam hidup atut runtut sepakat sehati. Setitah raja diturut, menggirangkan pandang. Tingkah laku mereka semua meresapkan. Tersebut tahun Saka 1217, Sri Paduka menobatkan putranya di Kediri. Perwira, bijak, pandai, putra Indreswari. Bergelar Sri Paduka putra Jayanagara. Tahun Saka 1231, Sang Prabu mangkat, ditanam di dalam pura Antahpura, begitu nama pasareyan beliau. Dan di pasareyan Simping ditegakkan arca Siwa.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify;">Beliau meninggalkan Jayanagara sebagai raja Wilwatikta. Dan dua orang putri keturunan Rajapatni, terlalu cantik. Bagai dewi Ratih kembar, mengalahkan rupa semua bidadari. Yang sulung jadi rani di Jiwana, yang bungsu jadi rani Daha. Tersebut pada tahun Saka 1238, bulan Madu Sri Paduka Jayanagara berangkat ke Lumajang menyirnakan musuh. Kotanya Pajarakan dirusak, Nambi sekeluarga dibinasakan. Giris miris segenap jagad melihat keperwiraan Sri Paduka. Tahun Saka 1250, beliau berpulang. Segera dimakamkan di dalam pura berlambang arca Wisnuparama. Di Sila Petak dan Bubat ditegakkan arca Wisnu terlalu indah. Di Sukalila terpahat arca Buda sebagai jelmaan Amogasidi.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: left;"><span style="color: rgb(51, 51, 255);font-size:85%;" ><span style="font-style: italic; font-weight: bold;"><a href="http://ilalang-pagi.blogspot.com/2010/02/terjemahan-kitab-negara-kertagama-part_07.html">To Part 2 (End) >>></a><br /></span></span></p><p style="text-align: justify;"><br /></p>Ikhsan Faridh Perdanahttp://www.blogger.com/profile/16594875160454215301noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3488092337944201450.post-71051247247891141072010-02-07T13:53:00.000-08:002010-02-07T13:55:40.065-08:00Penyebab Runtuhnya Majapahit<p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Tahun keruntuhan <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span> kemungkinan besar <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> 1527. Menurut dokumen <span class="highlightedSearchTerm">Kerajaan</span> Demak, pada tahun itulah Demak menaklukkan </span><st1:city><st1:place><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Kediri</span></st1:place></st1:city><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">. Dengan alasan yang sama, bahwa penguasa <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span> <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> cabang keluarga </span><st1:city><st1:place><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Kediri</span></st1:place></st1:city><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">, berarti yang ditaklukkan tahun 1527 itu tidak lain dan tidak bukan <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span>.<o:p></o:p></span></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">De Graaf juga menemukan <span class="highlightedSearchTerm">bukti</span> (tidak langsung) lain. Di tahun 1528,<span style=""> </span>Raja Muda Portugis di Malaka menerima Duta Besar dari <span class="highlightedSearchTerm">Kerajaan</span> Blambangan yang diutus lewat pelabuhan Panarukan. Karena selama berabad-abad Blambangan <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> wilayah <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span>, dengan merdekanya wilayah itu, berarti Kemaharajaan atasannya sudah tidak ada lagi.<o:p></o:p></span></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Pada 1528 juga diberikatan bahwa Raja-raja Madura juga mulai beralih menjadi <span class="highlightedSearchTerm">Islam</span>. Dengan direbutnya Ibukota <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span> oleh orang-orang Demak, para Penguasa Madura itu pasti lebih bebas memilih keyakinan yang menguntungkannya.<o:p></o:p></span></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Yang berkuasa di Demak pada waktu penaklukan itu bukan lagi penguasa pertamanya, melainkan penguasa ketiganya. Di buku Tome Pires, dia disebut dengan nama <strong>Pate Rodin (Jr).</strong> Di buku-buku Jawa, dialah Raja Demak yang paling lama berkuasa : <strong>Sultan Trenggana</strong>.<o:p></o:p></span></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Ia menggantikan abangnya yang hanya memerintah sebentar, <strong>Pangeran Sabrang Lor </strong>(Pengeran Menyeberang Ke Utara) atau oleh orang Portugis disebut dengan <strong>Pate Unus</strong> dari Jepara. Orang inilah yang berusaha memerangi Portugis di Malaka tahun 1512. Keduanya <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> putra penguasa Demak pertama (Raden Patah/<span style=""> </span>Pate Rodin Sr/ Arya Sumangsang/ Panembahan Jimbun).<o:p></o:p></span></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Panglima Angkatan Bersenjata Demak pada waktu penaklukan <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span> <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> <strong>Sunan Kudus.</strong> Sudah tentu, pada waktu itu ia belum bernama Sunan Kudus. Ia <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> anak sekaligus pengganti panglima yang terbunuh dalam perang sebelumnya.<o:p></o:p></span></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Tokoh ini, dalam cerita-cerita Jawa, dikenal sebagai salah satu dari <strong>Wali Sanga</strong>. Mereka diyakini sebagai penyebar agama <span class="highlightedSearchTerm">Islam</span> mula-mula di tanah Jawa. Mereka juga diakui sebagai penasihat ahli untuk Raja Demak yang bersidang secara rutin. Cerita-cerita yang beredar sangat fantastis, penuh dengan mukjizat dan kesaktian (kecakapan militer) individu.<o:p></o:p></span></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Pada saat yang sama, <span class="highlightedSearchTerm">Kerajaan</span> Demak ternyata juga mengirimkan pasukan bersenjatanya ke barat. Tujuannya <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> menaklukkan <span class="highlightedSearchTerm">kerajaan</span> Hindu lainnya, milik orang-orang Sunda : Pajajaran. Jenderal pemimpinnya <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> <strong>Syarif Hidayatullah</strong>. Disebut juga sebagai Fatahillah atau Fadhillah Khan atau Syeh Nurullah. Orang Portugis menyebutnya Faletehan atau Tagarill.<o:p></o:p></span></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Mengapa Demak memecah kekuatannya menjadi dua ? Dipimpin oleh dua jenderal yang sama-sama tangguh, dengan perintah pada arah yang berlawanan ? Bisa jadi Kesultanan Demak sangat yakin akan kekuatannya. Cukup dengan masing-masing separo angkatan bersenjata, mereka yakin dapat melibas musuh-musuhnya. Tetapi menurut hitungan militer, alasan itu kurang dapat diterima. Ter<span class="highlightedSearchTerm">bukti</span> kemudian, mereka gagal menaklukkan Pajajaran.<o:p></o:p></span></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Kemungkinan alasan lainnya <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> untuk mencegah agar komando militer tidak memusat pada satu orang saja. Kekuatan militer besar yang dikendalikan oleh seorang panglima saja, tentu bisa sangat berbahaya bagi kedudukan Raja sendiri. Mungkin Sultan dapat merasakan adanya ancaman itu.<o:p></o:p></span></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Bukankah ayah (atau kakek)-nya <strong>sudah</strong> melakukan dengan sukses hal yang dikhawatirkannya itu ? Bukankah dengan memanfaatkan pasukan besar yang sangat terlatih (berperang di </span><st1:city><st1:place><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Palembang</span></st1:place></st1:city><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;"> dan </span><st1:city><st1:place><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Cirebon</span></st1:place></st1:city><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">), ayahnya berhasil menjadi penguasa Demak ? Begitu mungkin perhitungan Sultan Trenggana.<o:p></o:p></span></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Sang Panglima Demak Wilayah Barat <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> orang Pasai yang sudah haji ke Mekah dan mencapai kedudukan tinggi berkat wawasan internasionalnya yang luas. Atau mungkin juga karena perkawinannya dengan salah satu putri Sultan Trenggana. Di hari tuanya kelak, dia lebih dikenal dengan nama <strong>Sunan Gunungjati</strong> dari </span><st1:city><st1:place><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Cirebon</span></st1:place></st1:city><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">.<o:p></o:p></span></span></p> <span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Dibawah pimpinannya, tentara Demak berhasil menguasai Banten, </span><st1:city><st1:place><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Cirebon</span></st1:place></st1:city><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;"> dan Sunda Kelapa (sekarang </span><st1:city><st1:place><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Jakarta</span></st1:place></st1:city><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">). Tetapi mereka hanya berhasil mengisolasi Pajajaran dari akses ke laut. Mereka tidak berhasil mengalahkannya. Wilayah pedalaman Jawa Barat yang elok dan subur masih tetap dalam genggaman Raja Pajajaran.</span></span>Ikhsan Faridh Perdanahttp://www.blogger.com/profile/16594875160454215301noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3488092337944201450.post-78983333330105957572010-02-07T13:45:00.000-08:002010-02-07T13:50:49.274-08:00Pangakat atau Hirarki Nusantara Kuno<span style="line-height: 150%;font-family:Symbol;font-size:100%;" ><span style="">·<span style=";font-family:";" > </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><strong><span style="line-height: 150%;">Adipati : <o:p></o:p></span></strong></span> <ul><li><!--[if !supportLists]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Penguasa (raja) daerah yang memiliki wilayah sangat luas tetapi tunduk kepada raja yang lebih tinggi (maharaja) dan wajib menyetorkan pajak.<strong><o:p></o:p></strong></span></span></li><li><!--[if !supportLists]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Membawahi beberapa desa.<strong><o:p></o:p></strong></span></span></li><li><!--[if !supportLists]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Memiliki otonomi luas, kewenangan dalam mengatur administrasi wilayahnya dan membangun kekuatan militer sendiri.<strong><o:p></o:p></strong></span></span></li><li><!--[if !supportLists]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Biasanya masih kerabat dekat maharaja (bangsawan).<strong><o:p></o:p></strong></span></span></li><li><!--[if !supportLists]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Berkuasa turun temurun di wilayahnya.<br /></span></span></li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;"><strong><o:p></o:p></strong></span></span></p> <p style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><!--[if !supportLists]--><span style="line-height: 150%;font-family:Symbol;font-size:100%;" ><span style="">·<span style=";font-family:";" > </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><strong><span style="line-height: 150%;">Bupati :</span></strong></span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" > <strong><o:p></o:p></strong></span></p> <ul><li><!--[if !supportLists]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Penguasa wilayah seperti adipati, tetapi tidak memiliki kewenangan di bidang militer.<strong><o:p></o:p></strong></span></span></li><li><!--[if !supportLists]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Bisa berasal dari kerabat maharaja, bisa orang luar yang berjasa (komandan militer misalnya).<o:p></o:p></span></span></li><li><!--[if !supportLists]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Bisa diangkat dan diberhentikan oleh raja atasannya.</span></span></li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></p> <p style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><!--[if !supportLists]--><span style="line-height: 150%;font-family:Symbol;font-size:100%;" ><span style="">·<span style=";font-family:";" > </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><strong><span style="line-height: 150%;">Patih :</span></strong></span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" > <strong><o:p></o:p></strong></span></p> <ul><li><!--[if !supportLists]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Pembantu utama raja/adipati/bupati. <strong><o:p></o:p></strong></span></span></li><li><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Tugas utamanya <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> mengurus administrasi (mengatur anggaran pendapatan dan belanja) <span class="highlightedSearchTerm">kerajaan</span>/wilayah.<strong><o:p></o:p></strong></span></span></li><li><!--[if !supportLists]--><span style="line-height: 150%;font-family:";font-size:100%;" ><span style=""><span style=";font-family:";" > </span></span></span><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Kadang-kadang mengatur bidang ketentaraan juga.<strong><o:p></o:p></strong></span></span></li><li><!--[if !supportLists]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Membawahi beberapa menteri (untuk patih <span class="highlightedSearchTerm">kerajaan</span>).</span></span></li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;"><strong><o:p></o:p></strong></span></span></p> <p style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><!--[if !supportLists]--><span style="line-height: 150%;font-family:Symbol;font-size:100%;" ><span style="">·<span style=";font-family:";" > </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><strong><span style="line-height: 150%;">Ki Ageng :</span></strong></span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" > <strong><o:p></o:p></strong></span></p> <ul><li><!--[if !supportLists]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Penguasa desa/dusun/wilayah otonom yang tidak begitu penting yang tunduk pada raja tertentu.<strong><o:p></o:p></strong></span></span></li><li><!--[if !supportLists]--><!--[endif]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Wilayahnya dibebaskan dari membayar pajak kepada raja atasannya sebagai imbalan atas jasa-jasanya.<strong><o:p></o:p></strong></span></span></li><li><!--[if !supportLists]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Contoh jasanya : membantu naiknya seorang raja, tempat menyelenggarakan pendidikan bagi masyarakat, mengurus tempat-tampat keramat, dan lain-lain.</span></span></li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;"><strong><o:p></o:p></strong></span></span></p> <p style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><!--[if !supportLists]--><span style="line-height: 150%;font-family:Symbol;font-size:100%;" ><span style="">·<span style=";font-family:";" > </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><strong><span style="line-height: 150%;">Empu : </span></strong></span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >orang kebanyakan (<em>ordinary people</em>) yang memiliki keahlian/ketrampilan khusus.</span></p><p style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><!--[if !supportLists]--><span style="line-height: 150%;font-family:Symbol;font-size:100%;" ><span style="">·<span style=";font-family:";" > </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><strong><span style="line-height: 150%;">Penghulu :</span></strong></span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <ul><li><!--[if !supportLists]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Pemimpin jamaah <span class="highlightedSearchTerm">Islam</span> (Imam).<o:p></o:p></span></span></li><li><!--[if !supportLists]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Berasal dari kata Melayu yang bermakna pemegang kekuasaan (umum, tanpa kekhususan di bidang keagamaan).</span></span></li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></p> <p style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><!--[if !supportLists]--><span style="line-height: 150%;font-family:Symbol;font-size:100%;" ><span style="">·<span style=";font-family:";" > </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><strong><span style="line-height: 150%;">Susuhunan :</span></strong></span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <ul><li><!--[if !supportLists]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Biasa disingkat menjadi Sunan saja.<o:p></o:p></span></span></li><li><!--[if !supportLists]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Penguasa di bidang kerohanian <span class="highlightedSearchTerm">Islam</span>.<o:p></o:p></span></span></li><li><!--[if !supportLists]--><!--[endif]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Dipakai oleh para wali dan (kelak) Raja-raja Mataram cabang </span></span><span style="font-size:100%;"><st1:city><st1:place><span style="line-height: 150%;">Surakarta</span></st1:place></st1:city></span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >.</span></li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><!--[if !supportLists]--><span style="line-height: 150%;font-family:Symbol;font-size:100%;" ><span style="">·<span style=";font-family:";" > </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><strong><span style="line-height: 150%;">Panembahan : </span></strong></span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >gelar raja/adipati/bupati (tidak dipakai oleh maharaja).</span></p><p style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><!--[if !supportLists]--><span style="line-height: 150%;font-family:Symbol;font-size:100%;" ><span style="">·<span style=";font-family:";" > </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><strong><span style="line-height: 150%;">Sultan : </span></strong></span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >gelar maharaja yang dipakai di <span class="highlightedSearchTerm">kerajaan</span> <span class="highlightedSearchTerm">Islam</span>.</span></p><p style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><!--[if !supportLists]--><span style="line-height: 150%;font-family:Symbol;font-size:100%;" ><span style="">·<span style=";font-family:";" > </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><strong><span style="line-height: 150%;">Senapati/ Surapati : </span></strong></span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <ul><li><!--[if !supportLists]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Panglima militer tertinggi yang membawahi beberapa kesatuan pasukan.<o:p></o:p></span></span></li><li><!--[if !supportLists]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Dibantu beberapa tumenggung sebagai pelaksana taktis kemiliteran.</span></span></li></ul> <p style="margin-left: 0.75in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></p> <p style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><!--[if !supportLists]--><span style="line-height: 150%;font-family:Symbol;font-size:100%;" ><span style="">·<span style=";font-family:";" > </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><strong><span style="line-height: 150%;">Tumenggung : </span></strong></span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" >komandan militer (jenderal) yang membawahi satu kesatuan pasukan.</span></p><p style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><!--[if !supportLists]--><span style="line-height: 150%;font-family:Symbol;font-size:100%;" ><span style="">·<span style=";font-family:";" > </span></span></span><!--[endif]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><strong><span style="line-height: 150%;">Raden (Mas) :</span></strong></span><span style="line-height: 150%;font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <ul><li><!--[if !supportLists]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Gelar umum yang dipakai anak bangsawan.</span></span></li><li><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;">Berasal dari kata Jawa kuno : rahadyan</span></span></li></ul> <!--[if !supportLists]--><span dir="ltr" style="font-size:100%;"><span style="line-height: 150%;"></span></span>Ikhsan Faridh Perdanahttp://www.blogger.com/profile/16594875160454215301noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3488092337944201450.post-7416254900882055432010-02-07T13:40:00.000-08:002010-02-07T13:57:23.596-08:00Mengenal Raden Patah Lebih Jauh<span style="font-size:85%;"><br /></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:V4vnzYPgC0I55M:http://static.flickr.com/1374/545503419_d374f19400_m.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 142px; height: 153px;" src="http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:V4vnzYPgC0I55M:http://static.flickr.com/1374/545503419_d374f19400_m.jpg" alt="" border="0" /></a><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" >Berdasarkan dokumen-dokumen yang ada, Kemaharajaan <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span> ternyata tidak runtuh di tahun 1478. Tetapi tahun itu ternyata bukan tahun yang tidak penting. Setidaknya ada dua kejadian besar yang langsung menyangkut nasib bumi Jawa : berdirinya Kesultanan Demak dan perebutan kekuasaan di ibukota <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span>.<br /><br /><o:p></o:p></span> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" >Pada tahun itulah raja pertama Demak mulai memerintah. Di catatan-catatan Jawa dia disebut dangan nama <strong>Raden Patah</strong>. Dari kata Arab : Al Fatah, berarti kemenangan gemilang. Pada awalnya, dia masih mengakui Maharaja <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span> sebagai atasannya.</span></p><p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" >Dari gelarnya, yaitu raden, dapat diduga ia bertalian darah dengan penguasa lama. Bahkan ada juga yang mengatakan bahwa ia <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> anak Maharaja <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span> terakhir, yaitu Brawijaya. Sedangkan ibunya <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> selir raja, seorang wanita Cina muslim. Tempat kelahirannya <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> </span><span style="font-size:130%;"><st1:city><st1:place><span style="line-height: 150%;">Palembang</span></st1:place></st1:city></span><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" >. Konon ibunya dalam keadaan mengandung ketika ‘dihadiahkan’ kepada Gubernur kesayangan Maharaja di Sumatera Selatan itu.</span></p><p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" >Ditemukan juga nama <strong>Panembahan Jimbun</strong> sebagai gelar raja itu. Kaum peranakan Cina di Jawa menganggap nama itu berasal dari kata Cina : Jin Bun, yang berarti ‘orang kuat’. Fakta ini sepertinya memperkuat anggapan bahwa ia benar-benar putra Maharaja <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span> terakhir yang beristrikan wanita Cina.</span></p><p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" >Keterangan itu sempat dikutip <strong>Prof. Slamet Muljana </strong>dari Universitas </span><span style="font-size:130%;"><st1:country-region><st1:place><span style="line-height: 150%;">Indonesia</span></st1:place></st1:country-region></span><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" > dalam bukunya : <em>Runtuhnya <span class="highlightedSearchTerm">Kerajaan</span> Hindu-Jawa Dan Timbulnya Negara-negara <span class="highlightedSearchTerm">Islam</span> di Nusantara. </em>Namun sumber-sumber yang dikutip Slamet Muljana itu diragukan kebenarannya oleh HJ de Graaf. (Lihat juga buku lain tulisan HJ de Graaf : <em>Cina Muslim di Jawa Abad XV dan XVI, Antara Historisitas dan Mitos). </em>HJ de Graaf menduga kata ‘Jimbun’ pada gelar Raja Demak pertama itu berasal dari sebuah wilayah di sekitar Demak yang bernama sama, tempat kelahiran sang raja.</span></p><p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" >Menurut catatan orang Eropa, nama penguasa Demak pertama itu <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> <strong>Pate Rodin (Sr)</strong> . De Graaf memperolehnya dari buku <em style="">Summa Oriental</em> tulisan <em>Tome Pires</em>, seorang duta Portugis dari Malaka yang mengunjungi Jawa pada awal abad XVI. Ilmuwan Belanda itu<span style=""> </span>memperkirakan nama sang penguasa mungkin <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> ‘Kamaruddin’ atau ‘Badruddin’.</span></p><p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" ><br /></span></p><p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"></p><p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" >Dari buku yang sama dan juga dari dokumen <span class="highlightedSearchTerm">Kerajaan</span> Banten, didapatkan <span class="highlightedSearchTerm">bukti</span> bahwa Raja Demak tersebut bukanlah keturunan Maharaja <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span>. Di dokumen </span><span style="font-size:130%;"><st1:place><st1:city><span style="line-height: 150%;"><span class="highlightedSearchTerm">Kerajaan</span> Banten</span></st1:city><span style="line-height: 150%;">, </span><st1:state><span style="line-height: 150%;">ia</span></st1:state></st1:place></span><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" > disebut dengan nama <strong>Arya Sumangsang</strong>. Ia <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> anak <strong>Patih</strong> Adipati (gubernur) Demak bernama <strong>Cek Ko</strong> <strong>Po</strong> yang beretnis Cina. Sedangkan penguasa Demak pada waktu itu <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> bawahan <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span> bernama Lembu Sora. Mungkin ia yang bergelar Kertabhumi.</span></p><p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" >Cek Ko Po, menurut <em>Sejarah Banten</em>, <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> seorang Cina muslim yang berasal dari Gresik, Jawa Timur. Dengan keahliannya dalam berniaga, ia menjadi kaya raya. Dengan kekayaanya tidak aneh jika ia menjadi orang terpandang di </span><span style="font-size:130%;"><st1:city><st1:place><span style="line-height: 150%;">kota</span></st1:place></st1:city></span><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" > Demak. Melihat kemampuannya itu, penguasa Demak kemudian mengangkatnya menjadi ‘Patih’.</span></p><p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" >‘Patih’ yang dimaksud belum tentu merujuk pada jabatan patih seperti yang disandang oleh patih raja Jawa pada umumnya. Tugas pejabat patih pada jaman kuno <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> mengatur segala hal - ekonomi maupun militer - agar pemerintahan dapat berjalan lancar (mirip dengan perdana menteri pada jaman sekarang). Bisa juga yang dimaksud dengan ‘patih’ disana <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> semacam pemimpin masyarakat Cina. De Graaf memperkirakan, (pada awalnya ia) tak lebih dari ‘Kapitan’ Cina, seperti yang lazim dipakai di jaman yang lebih kemudian.</span></p><p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" >Meskipun hanya menjabat sebagai ‘patih’ penguasa daerah bawahan (ataupun sebagai ‘Kapitan’ Cina), ternyata ia sangat berjasa kepada Maharaja <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span>. Cek Ko Po-lah yang ‘memimpin’ ekspedisi militer penghukuman atas </span><span style="font-size:130%;"><st1:city><st1:place><span style="line-height: 150%;">Palembang</span></st1:place></st1:city></span><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" > dan </span><span style="font-size:130%;"><st1:city><st1:place><span style="line-height: 150%;">Cirebon</span></st1:place></st1:city></span><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" > yang membangkang. Dalam bahasa sekarang : menjadikan </span><span style="font-size:130%;"><st1:city><st1:place><span style="line-height: 150%;">Palembang</span></st1:place></st1:city></span><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" > dan </span><span style="font-size:130%;"><st1:city><st1:place><span style="line-height: 150%;">Cirebon</span></st1:place></st1:city></span><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" > sebagai Daerah Operasi Militer (DOM).<br /></span></p><p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" >Tidak jelas, apakah Cek Ko Po turun langsung sebagai panglima operasi militer atau hanya mendukung secara finansial. Melihat latar balakangnya yang sukses sebagai pengusaha, agaknya ia membantu dengan kekayaannya. Dan bantuannya itu sangat bermanfaat.</span></p><p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" >Menurut aturan, yang menjadi panglima seharusnya <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> Lembu Sora/Kertabhumi. Karena Demak merupakan wilayah ‘dalam’ (bukan berstatus <em>mancanegara</em>) <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span> yang berada di ujung paling barat. Tetapi rupanya ia mendelegasikan wewenang kepada ‘patih’nya itu.</span></p><p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" >Pada waktu ekspedisi itulah konon anak Cek Ko Po dilahirkan. Entah dengan cara mengawini putri Penguasa Demak itu atau dengan cara membunuhnya, pada akhirnya anak Cek Ko Po marak menjadi Raja di Demak. Dan ternyata, Maharaja <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span> – sebagai atasan Demak – tidak melakukan tindakan apapun atas penyimpangan itu.</span></p><p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="font-size:130%;"><st1:city><st1:place><span style="line-height: 150%;">Ada</span></st1:place></st1:city></span><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" > beberapa kemungkinan mengapa Maharaja mendiamkan, yang berarti mengesahkan, kejadian itu. Bisa jadi karena jasa-jasanya yang besar kepada Maharaja. Mungkin pada tahun-tahun itu kekuatan militer <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span> sudah sedemikian lemahnya. Atau mungkin juga Maharaja mendapatkan keuntungan dengan adanya pengambilalihan kekuasaan di Demak itu. Mungkin juga gabungan ketiga penyebab itulah yang menjadi dasar sikap lembek pemerintah pusat.</span></p><p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" >Berdasarkan dokumen <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span> yang paling dapat dipercaya, penguasa tertinggi <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span> saat itu <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> keturunan cabang keluarga Maharaja yang ada di </span><span style="font-size:130%;"><st1:city><st1:place><span style="line-height: 150%;">Kediri</span></st1:place></st1:city></span><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" >. Mungkin juga Maharaja itu memindahkan ibukota ke </span><span style="font-size:130%;"><st1:city><st1:place><span style="line-height: 150%;">Kediri</span></st1:place></st1:city></span><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" >. Ada sebuah prasasti yang menyebutkan bahwa pada tahun yang sama - 1478 - terjadi ‘pengambilalihan’ kekuasaan dari Maharaja yang sedang berkuasa oleh Raja (bawahan, mungkin masih keluarga) dari Kediri yang bernama <strong>Girindrawardhana</strong>.</span></p><p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" >Cabang keluarga </span><span style="font-size:130%;"><st1:city><st1:place><span style="line-height: 150%;">Kediri</span></st1:place></st1:city></span><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" > ini lebih muda dan sebenarnya tidak berhak menduduki tahta. Cabang keluarga yang sebenarnya lebih berhak, karena lebih senior, <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> cabang <strong>Sinagara</strong>. Salah satu keturunannya <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> Lembu Sora / Kertabhumi yang berkuasa di Demak. Maharaja mendapatkan keuntungan karena ‘saingan potensial’ itu sudah disingkirkan oleh ‘patih’-nya sendiri. Istilah Jawanya : Maharaja melakukan ‘nabok nyilih tangan’ = memukul dengan cara meminjam tangan orang lain.</span></p><p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" >Ternyata, pemerintah pusat <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span> salah melakukan perhitungan politik. Membiarkan kejadian di Demak ternyata membuat turunnya wibawa Maharaja di mata penguasa-penguasa daerah lain, terutama penguasa-penguasa yang mulai beralih beragama <span class="highlightedSearchTerm">Islam</span>. Apapun alasannya, Maharaja tidak bisa mengubah keadaan. Insiden Demak mem<span class="highlightedSearchTerm">bukti</span>kan dengan nyata : <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span> yang dulu perkasa, sekarang sudah tidak bergigi lagi.</span></p><p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" >Contoh yang paling jelas dilakukan oleh penguasa Giri-Gresik. Tanpa ragu ia memproklamirkan diri menjadi raja (merdeka) lengkap dengan gelar : <strong>Prabu Satmata</strong>. Sebelumnya, ia hanya bergelar </span><span style="font-size:130%;"><st1:place><st2:givenname><strong><span style="line-height: 150%;">Sunan</span></strong></st2:givenname><strong><span style="line-height: 150%;"> </span></strong><st2:middlename><strong><span style="line-height: 150%;">Giri</span></strong></st2:middlename><strong><span style="line-height: 150%;"> </span></strong><st2:sn><strong><span style="line-height: 150%;">I.</span></strong></st2:sn></st1:place><strong><span style="line-height: 150%;"> </span></strong></span><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" >Yang masih setia mungkin tinggal raja-raja Blambangan dan </span><span style="font-size:130%;"><st1:place><span style="line-height: 150%;">Bali</span></st1:place></span><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" >. Inilah awal keruntuhan <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span>. Akan tetapi jelas bahwa <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span> tidak ambruk di tahun 1478 itu. Kemaharajaan <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span>, meskipun lemah, masih berdiri sampai berpuluh-puluh tahun kemudian.</span></p><p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" ><span class="highlightedSearchTerm">Bukti</span> nyata keberadaan <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span> di tahun-tahun setelah 1478 ada di buku <em style="">Summa Oriental</em> itu juga. Di sekitar tahun 1513, penulis buku itu mengunjungi Tuban. Ia sebagai wakil penguasa baru atas Malaka, diterima dengan baik. Tuan rumahnya bernama <strong>Pate Vira</strong>. Kemungkinan besar <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> <strong>Adipati Wilwatikta, </strong>penguasa Tuban waktu itu. Seorang bangsawan Jawa berusia enam puluhan. Meskipun sudah beragama <span class="highlightedSearchTerm">Islam</span>, ia masih mengaku sebagai bawahan Maharaja Hindu di Daha di pedalaman Jawa Timur. Daha <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> sebutan lain dari </span><span style="font-size:130%;"><st1:city><st1:place><span style="line-height: 150%;">Kediri</span></st1:place></st1:city></span><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" >.</span></p><p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" >Karena yang sedang berkuasa di <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span> saat itu <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> cabang keluarga </span><span style="font-size:130%;"><st1:city><st1:place><span style="line-height: 150%;">Kediri</span></st1:place></st1:city></span><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" >, De Graaf dan juga ahli sejarah lain, tidak bisa tidak, tanpa keraguan, menafsirkan Daha atasan Tuban sebagai Kemaharajaan <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span>. Meskipun Tome Pires tidak menulis satupun kata <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span> (atau dalam bentuk lainnya) di bukunya, tidak dapat disangkal bahwa yang dimaksud Daha di situ <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span>.</span></p><p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="font-size:130%;"><st1:city><st1:place><span style="line-height: 150%;">Ada</span></st1:place></st1:city></span><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" > beberapa <span class="highlightedSearchTerm">bukti</span> lainnya yang menguatkan. Salah satu diantaranya <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> catatan perjalanan seorang Brahmana dari tanah Sunda bernama Bujangga Manik yang sejaman. Ia selalu menyebut Daha/Kediri untuk wilayah yang bernama resmi <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span>. Jadi, pada paro terakhir Abad XV dan awal Abad XVI itu, <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span> selalu disebut dengan nama Daha atau </span><span style="font-size:130%;"><st1:city><st1:place><span style="line-height: 150%;">Kediri</span></st1:place></st1:city></span><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" >.</span></p><p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" >Nama sang penguasa Tuban juga bisa dikaitkan. Kata ‘wilwa-tikta’ pada namanya <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> terjemahan Sansekerta untuk kata Jawa ‘maja-pahit’. Cerita rakyat Tuban (<em>Babad Tuban</em>) menyebutkan bahwa ia memperoleh nama itu ketika pada masa mudanya mengabdi (magang) sebagai pejabat tinggi di lingkungan ibukota <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span>. Namanya yang lain <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> Arya Teja.</span></p><p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" >Menurut Tome Pires juga (berdasarkan informasi yang diterimanya dari penguasa Tuban itu), nama sang Maharaja di Daha <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> <strong>Batara</strong> <strong>Vigiaja</strong>. Tentu, ini <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> lidah Portugis untuk menyebut (Bra) Wijaya. Di buku-buka Jawa – <em>Babad Tanah Jawi</em> misalnya – nama Brawijaya (diikuti dengan nomor I, II, dan seterusnya) digunakan untuk menyebut raja-raja <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span>. Kata Jawa kuno ‘Bhra’ atau ‘Bhre’ artinya <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> raja.</span></p><p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" >Dan mahapatihnya bernama <strong>Gusti Pate</strong>. Menurut catatan-catatan Jawa dan </span><span style="font-size:130%;"><st1:place><span style="line-height: 150%;">Bali</span></st1:place></span><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" >, nama sebenarnya <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> <strong>Patih Udara</strong> atau Mahudara atau Amdura. Patih itu sangat terkenal dan ditakuti di penghujung senja <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span>. Menurut Tome Pires juga, sang patih <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> keturunan mahapatih terkenal di era raja-raja <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span> terdahulu (Gajah Mada ?). <em>Babad Tanah Jawi </em>mengacaukan nama patih ini dengan Gajah Mada yang sudah meninggal kira-kira 150 tahun sebelumnya.</span></p><p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" >Disamping ditemui langsung oleh Adipati Wilwatikta sang Penguasa Tuban (yang terkesan sangat angkuh dan tinggi hati di matanya), rombongan Tome Pires juga diselidiki oleh utusan-utusan dari ibukota yang dikirim oleh Mahapatih Udara. Tome Pires sangat terkesan dengan sifat ingin tahu mereka akan hal-hal baru. Prestasi orang Portugis menaklukkan Kesultanan Malaka dan mempertahankannya benar-benar dikagumi oleh orang Jawa <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span>.</span></p><p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" >Mahapatih itu juga yang memberi gelar penguasa </span><span style="font-size:130%;"><st1:city><st1:place><span style="line-height: 150%;">Surabaya</span></st1:place></st1:city></span><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" > sebagai <em style="">Jurupa Galagam Imteram</em>. Ini <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> ejaan Portugis untuk gelar Jawa : <strong>Surapati Ngalaga Ing Terung</strong> = Panglima Ulung Dari Terung. Nama penguasa </span><span style="font-size:130%;"><st1:city><st1:place><span style="line-height: 150%;">Surabaya</span></st1:place></st1:city></span><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" > itu sebelumnya <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> Pate Bubat. Gelar itu diberikan atas jasa militernya membendung serangan orang-orang <span class="highlightedSearchTerm">Islam</span> dari Jawa Tengah.</span></p><p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><br /><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="line-height: 150%;font-size:130%;" >Babad-babad Jawa juga menyebut-nyebut orang ini. Adipati Terung mula-mula <span class="highlightedSearchTerm">adalah</span> pembela <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span> yang gigih, meskipun ia sudah beragama <span class="highlightedSearchTerm">Islam</span> dan mungkin keturunan Cina juga. Konon dialah yang berhasil membunuh Penghulu Rahmatullah, ayah Sunan Kudus, Panglima Demak penyerbu <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span>. Tetapi kemudian ia (atau penggantinya) berbalik menjadi musuh <span class="highlightedSearchTerm">Majapahit</span> di kemudian hari.</span></p><p style="text-align: justify; text-indent: 0.5in; line-height: 150%;" class="MsoNormal"><span style="line-height: 150%;font-size:85%;" ><br /></span></p>Ikhsan Faridh Perdanahttp://www.blogger.com/profile/16594875160454215301noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3488092337944201450.post-51348457569020962232010-02-07T13:24:00.000-08:002010-02-07T13:28:40.328-08:00Mendidik Anak<p style="font-weight: bold; font-style: italic;">oleh : Namih Al Faisal, S.Pd.</p><p>Setiap anak terlahir dalam kondisi fitrah. Orang tuanyalah yang akan mewarnainya demikianlah yang dikatakan oleh Rasulullah SAW. Mendidik anak memang tidaklah mudah ya... bunda. Terkadang kita sampai meneteskan air mata karenanya.</p> <p>Anak yang manja, pemalas juga berani dengan orang tua memang sangatlah menyayat hati ibunda. Tetapi peluklah ia bunda, usaplah kepalanya dengan kasih sayang. Biarkan ananda merasakan kehangatan dan ketulusan cinta bunda sekaligus agar ia pun menyadari kepedihan hati bunda atas sikap buruknya tersebut.</p> <p>Rangkullah ia, nasehatilah dengan menatap matanya dengan tatapan yang dalam dan penuh ketenangan. Kemudian ajaklah ananda untuk mengeluarkan semua keluh kesahnya. Tetaplah berkata dengan lemah lembut dan bersabarlah atas kekasaran sikapnya. Karena umumnya anak jika kita nasehati dengan suara keras apalagi dengan bentakan bukannya mendengarkan omongan kita tetapi malah semakin melawan. </p> <p>Bunda yang shalihah.....</p> <p>Cobalah ajak ananda membuat peraturan bersama, yang disepakati bersama antara ananda dan bunda. Buatlah konsekuensi dari peraturan tersebut dengan tetap memberi kepercayaan padanya. Kemudian ajak juga seluruh anggota keluarga untuk membantu ananda menjadi lebih mandiri dan rajin. </p> <p>Caranya dengan mengajak dan melibatkan ananda pada acara beres-beres rumah, menyelesaikan tugas-tugas rumah tangga secara bergiliran dan lainnya. Lebih baik lagi jika bunda bekerja sama dengan pihak sekolah terutama wali kelas ananda untuk dapat melatih kemandirian dan tanggung jawab ananda. Sehingga ananda termotivasi untuk menjadi anak yang mandiri dan bertanggung jawab.</p> <p>Untuk melatih kontrol emosi ananda ada baiknya bunda lebih sering mengajak ananda ke forum-forum ceramah agama, membacakan buku-buku tauladan dan sifat-sifat Rasulullah SAW dan para sahabat. Atau pun kisah-kisah orang-orang yang shalih. Insya Allah dengan demikian sedikit demi sedikit hati ananda akan terbuka juga.</p> <p>Dan yang lebih penting lagi adalah dengan memohon bantuan Allah SWT untuk memberi kekuatan dan kesabaran agar bisa mendidik ananda menjadi anak yang mandiri dan shalih. Aamiin. . .<br /></p> <p>Wallahu a'lam bisshawab</p><p><a href="http://www.eramsulim.com"><span style="font-style: italic; color: rgb(0, 0, 153);font-size:85%;" >www.eramuslim.com</span></a><br /></p>Ikhsan Faridh Perdanahttp://www.blogger.com/profile/16594875160454215301noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3488092337944201450.post-73558051160247617552010-01-24T14:29:00.000-08:002010-02-07T10:54:27.582-08:00Hakekat Asas-Asas Zionisme<span style="font-size: 12px;"><span style="font-family: Tahoma;">Gertakan Zionisme dan Freemasonry di seluruh dunia sesungguhnya memiliki asas yang sama. Asas dari dua gerakan ini disebut “Khams Qanun”, lima sila, atau Panca Sila. Kelima Sila itu adalah :<br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0); font-weight: bold;">1. Monotheisme</span><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0); font-weight: bold;"> 2. Nasionalisme</span><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0); font-weight: bold;"> 3. Humanisme</span><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0); font-weight: bold;"> 4. Demokrasi</span><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0); font-weight: bold;"> 5. Sosialisme</span><br /><br /><em>Penjelasan tentang lima sila yang terdapat dalam doktrin Yahudi tersebut adalah sebagai berikut :<br /></em><br /></span></span> <ol><li><span style="font-size:85%;"><span style="font-family: Tahoma;"><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);">Monotheisme :</span> Kesatuan Tuhan (Ketuhanan yang Maha Esa) Hendaklah bangsa Yahudi bertuhan dengan Tuhannya masing-masing dan merupakan kesatuan gerak. Maka hai orang-orang atheis dan bebas agama di kalangan bangsa Yahudi hendaklah engkau pun bertuhan dengan tuhanmu sendiri bukankah alam pun tuhanmu dan bukankah kodrat alam pun tuhanmu juga? Kalian berlainan agama, kalian berlainan kepercayaan, kalian berlainan keyakinan, tetapi kalian harus bersatu dan gunung zionisme telah menantimu. Hendaklah kalian tenggang menenggang, hormat menghormati hai Yahudi seluruh dunia !</span></span><br /> </li><li><span style="font-size: 12px;"><span style="font-family: Tahoma;"><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);">Nasionalisme - Kebangsaan :</span> Berbangsa satu bangsa Yahudi, berbahasa satu bahasa Yahudi dan bertanah air satu tanah air Yahudi Raya (Israel Raya).</span></span><br /> </li><li><span style="font-size: 12px;"><span style="font-family: Tahoma;"><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);">Humanisme :</span> Kemanusiaan yang adil dan beradab berlakulah, janganlah kalian menjadi peniru bangsa Babilon yang telah membuangmu, tetapi bagi luar bangsamu dan yang hendak membinasakanmu, kalian adalah bangsa besar dan engkau pun jika keperluanmu mendesak berlakulah Syer Talmud baginya, seperti nyanyian Qaballa berbunyi : “Taklukanlah mereka, binasakanlah mereka akan mengambil hakmu, engkau adalah setinggi-tinggi bangsa seumpama menara yang tinggi. Gunakanlah hatimu ketika menghadapi sauda-ramu, karena mereka itu keturunan Yaqub, keturunan Israel. Buanglah hatimu ketika menghadapi lawanmu karena mereka itu bukan sekali-kali saudaramu, mereka adalah kambing-kambing perahan dan harta mereka adalah hartamu, rumah mereka adalah rumahmu, tanah mereka adalah tanahmu.”(Syer Talmud Qaballa XI :45)</span></span><br /> </li><li><span style="font-size: 12px;"><span style="font-family: Tahoma;"><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);">Demokrasi :</span> Dengan cahaya Talmud dan Masna dan segala ucapan imam-imam agung bahwa telah diundangkan “Bermusyawarahlah dan berapatlah dan berlakulah pilihan kehendak suara banyak itu karena suara banyak adalah suara Tuhan!”</span></span><br /> </li><li><span style="font-size: 12px;"><span style="font-family: Tahoma;"><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> Sosialisme :</span> Keadilan sosial yang merata pada masyarakat Yahudi, sehingga setiap orang Yahudi menjadi seorang kaya raya dan menjadi pimpinan dimana pun ia berada, dan menjadi protokol pembuat program. Dalam Nyanyian Qaballa Talmud dikatakan : “Dengan uang kamu dapat kembali ke Yudea, ke Israel karena agama itu tegak dengan uang dan agama itu uang, sesungguhnya wajah Yahwe sendiri yang tampak olehmu itu adalah uang! Cintailah Zion, cintailah Hebran, cintailah akan Yudea dan cintailah seluruh tanah pemukiman Israel, karena engkaulah bangsa pemegang wasiat Hebran tertua yang berbunyi :”Cinta pada tanah air itu sebagian dari iman!” (XL : 46)<br /> <br /> </span></span></li></ol> <p><span style="font-size: 12px;"><span style="font-family: Tahoma;"><strong>Asas Zionisme : Khams Qanun</strong></span></span></p> <p><span style="font-size: 12px;"><span style="font-family: Tahoma;"><strong></strong><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> 1. Internasionalisme</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> 2. Nasionalisme</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> 3. Sosialisme</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> 4. Monotheisme kultural</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);"> 5. Demokrasi</span><br /><br />Asas Freemasonry dan Zionisme pada dasarnya sama, yang berbeda hanya urutan saja. Keduanya diilhami oleh ajaran Talmud, kitab suci agama Yahudi. <span style="font-style: italic; font-weight: bold; color: rgb(0, 153, 0);">(www.suara-islam.com)</span><br /></span></span></p>Ikhsan Faridh Perdanahttp://www.blogger.com/profile/16594875160454215301noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3488092337944201450.post-75102562467326871222010-01-24T14:09:00.000-08:002010-02-07T10:54:27.583-08:00Merasuknya Faham Zionis ke Berbagai Negara Hingga Indonesia<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://www.suara-islam.com/images/stories/freemasonry%20logo.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 170px; height: 176px;" src="http://www.suara-islam.com/images/stories/freemasonry%20logo.jpg" alt="" border="0" /></a><br /><strong></strong><span style="font-size:12px;"><span style="font-family:Tahoma;"><span style="font-size:85%;">Gerakan Zionisme yang diemban dengan baik oleh gerakan Freemasonry, telah berhasil menggarap korban-korbannya, baik di Eropa maupun di Asia. Hal ini terbukti dengan apa yang terjadi di Perancis dan di negara-negara Asia Tenggara.<br /><br /></span><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(255, 102, 102);font-size:85%;" >Freemasonry</span><span style="font-size:85%;"> Perancis pada 1717 M berasaskan Plotisma. Istilah Plotis merupakan istilah khas mereka yang disebutkan berasal dari dialek Yunani Koin. Plot berarti ambang atau terapung,. Plotisma adalah suatu paham untuk mengambangkan sega-la ajaran di luar Freemasonry. Jika telah mengambang disuntikkanlah paham-paham bebas dari Freemasonry itu.<br /><br /><br /><br /></span> <span style="color: rgb(0, 0, 0);font-size:85%;" > <span>Freemasonry Perancis pada 1717 M itu terpaksa memasukkan kata-kata “Ketuhanan” dan “Triko-nitas” untuk menarik simpatik golongan Katolik.</span></span><span style="font-size:85%;"><br /><br /></span><span style="color: rgb(255, 0, 0); font-weight: bold;font-size:85%;" >Lima dasar dari Freemasonry Perancis :<br /><br /></span><span style="font-weight: bold;"></span><span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:85%;" ><span style="font-weight: bold;">1. Nasionalisme</span></span><span style="font-size:85%;"></span><span style="color: rgb(255, 0, 0); font-weight: bold;font-size:85%;" ><br />2. Sosialisme</span><span style="font-size:85%;"></span><span style="color: rgb(255, 0, 0); font-weight: bold;font-size:85%;" ><br />3. Demokrasi</span><span style="font-size:85%;"></span><span style="color: rgb(255, 0, 0); font-weight: bold;font-size:85%;" ><br />4. Humanisme</span><span style="font-size:85%;"></span><span style="color: rgb(255, 0, 0); font-weight: bold;font-size:85%;" ><br />5. Theologi Kultural.<br /><br /></span><span style="font-size:85%;">“Hai saudara-saudaraku dengan plotisme kita pun mendapat kunci pembuka seribu pintu kemenangan, dengan plotisme kita mempunyai seribu kunci etika pergaulan.” (Siasah Masuniyah muka 43)<br /><br /></span> <span style="color: rgb(0, 153, 0); font-weight: bold;font-size:85%;" >Dalam dasar Freemasonry Italia terdapat perbedaan sedikit :<br /><br /></span><span style="font-size:85%;"></span><span style="color: rgb(0, 153, 0); font-weight: bold;font-size:85%;" >1. Nasionalisme</span><span style="font-size:85%;"></span><span style="color: rgb(0, 153, 0); font-weight: bold;font-size:85%;" ><br />2. Trinitas</span><span style="font-size:85%;"></span><span style="color: rgb(0, 153, 0); font-weight: bold;font-size:85%;" ><br />3. Humanitas</span><span style="font-size:85%;"></span><span style="color: rgb(0, 153, 0); font-weight: bold;font-size:85%;" ><br />4. Sosialisme</span><span style="font-size:85%;"></span><span style="color: rgb(0, 153, 0); font-weight: bold;font-size:85%;" ><br />5. Demokrasi.</span><span style="font-size:85%;"><br /><br /></span><span style="color: rgb(51, 51, 255); font-weight: bold;font-size:85%;" >Dalam dasar Freemasonry Palestina terdapat sedikit perbedaan pula:<br /><br /></span><span style="font-size:85%;"></span><span style="color: rgb(51, 51, 255); font-weight: bold;font-size:85%;" >1. Nasionalisme</span><span style="font-size:85%;"></span><span style="color: rgb(51, 51, 255); font-weight: bold;font-size:85%;" ><br />2. Monotheisme</span><span style="font-size:85%;"></span><span style="color: rgb(51, 51, 255); font-weight: bold;font-size:85%;" ><br />3. Humanisme</span><span style="font-size:85%;"></span><span style="color: rgb(51, 51, 255); font-weight: bold;font-size:85%;" ><br />4. Sosialisme</span><span style="font-size:85%;"></span><span style="color: rgb(51, 51, 255); font-weight: bold;font-size:85%;" ><br />5. Demokrasi</span><span style="font-size:85%;"><br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" >Pandit Jawarhal Nehru pernah mempunyai gagasan dasar negara India merdeka, yang dibahas di depan Indian Kongres : </span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" >Panc Svila<br /><br /></span><span style="font-size:85%;"></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" >1. Nasionalisme</span><span style="font-size:85%;"></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><br />2. Humanisme</span><span style="font-weight: bold; color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><br />3. Demokrasi</span><span style="font-weight: bold; color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><br />4. Religius</span><span style="font-size:85%;"></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(204, 51, 204);font-size:85%;" ><br />5. Sosialisme<br /><br /></span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 0);font-size:85%;" >Bandingkan dengan San Min Chu I dari Sun Yat Sen :<br /><br /></span><span style="font-size:85%;"></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 0);font-size:85%;" >1. Mintsu</span><span style="font-size:85%;"></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 0);font-size:85%;" ><br />2. Min Chuan</span><span style="font-size:85%;"></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 0);font-size:85%;" ><br />3. Min Sheng</span><span style="font-size:85%;"></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 0);font-size:85%;" ><br />4. Nasionalisme, Demokrasi dan Sosialisme</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 153, 153);font-size:85%;" >Bandingkan dengan lima asas dari Muhamad Yamin, yaitu :</span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 153, 153);font-size:85%;" ><br />1. Peri kebangsaan</span><span style="font-size:85%;"></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 153, 153);font-size:85%;" ><br />2. Peri kemanusiaan</span><span style="font-size:85%;"></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 153, 153);font-size:85%;" ><br />3. Peri ketuhanan</span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 153, 153);font-size:85%;" ><br />4. Peri kerakyatan</span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 153, 153);font-size:85%;" ><br />5. Kesejahteraan rakyat<br /><br /></span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(204, 153, 51);font-size:85%;" > Bandingkan dengan lima asas dari Soepomo :<br /></span><span style="font-size:85%;"> </span><span style="font-weight: bold; color: rgb(204, 153, 51);font-size:85%;" ><br />1. Persatuan</span><span style="font-size:85%;"> </span><span style="font-weight: bold; color: rgb(204, 153, 51);font-size:85%;" ><br />2. Kekeluargaan</span><span style="font-size:85%;"> </span><span style="font-weight: bold; color: rgb(204, 153, 51);font-size:85%;" ><br />3. Keseimbangan lahir batin</span><span style="font-size:85%;"> </span><span style="font-weight: bold; color: rgb(204, 153, 51);font-size:85%;" ><br />4. Musyawarah</span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(204, 153, 51);font-size:85%;" > 5. Keadilan rakyat<br /><br /></span> <span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 0);font-size:85%;" > <span style="font-size:85%;">Bandingkan dengan lima asas dari Soekarno :</span><br /></span><span style="font-size:85%;"> </span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 0);font-size:85%;" ><br /></span></span></span><div style="text-align: left; font-weight: bold;"><span style="font-size:12px;"><span style="font-family:Tahoma;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);font-size:85%;" >1. Nationalisme (Kebangsaan)</span><span style="font-size:85%;"> </span><span style="color: rgb(51, 204, 0);font-size:85%;" > </span></span></span><br /><span style="font-size:12px;"><span style="font-family:Tahoma;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);font-size:85%;" >2. Internationalisme (Kemanusiaan)</span><span style="font-size:85%;"> </span><span style="color: rgb(51, 204, 0);font-size:85%;" > </span></span></span><br /><span style="font-size:12px;"><span style="font-family:Tahoma;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);font-size:85%;" >3. Demokrasi (Mufakat)</span></span></span><br /><span style="font-size:12px;"><span style="font-family:Tahoma;"><span style="color: rgb(51, 204, 0);font-size:85%;" >4. Sosialisme </span> <span style="color: rgb(51, 204, 0);font-size:85%;" > 5. Ketuhanan</span></span></span><br /></div><span style="font-size:12px;"><span style="font-family:Tahoma;"><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 0, 153);font-size:85%;" >Bandingkan dengan lima asas Aquinaldo pim-pinan Nasionalis Filipina. Lima asas ini disebut asas yang lima dari gerakan Katipunan. Sesungguhnya lima asas Katipunan ini disusun oleh Andres Bonifacio 1893 M :</span></span></span><span style="font-size:12px;"><span style="font-family:Tahoma;"><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 0, 153);font-size:85%;" ><br /><br />1. Nasionalisme</span></span></span><span style="font-size:12px;"><span style="font-family:Tahoma;"><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 0, 153);font-size:85%;" ><br />2. Demokrasi</span><span style="font-weight: bold;"><br /></span></span></span><span style="font-size:12px;"><span style="font-family:Tahoma;"><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 0, 153);font-size:85%;" >3. Ketuhanan</span><span style="font-size:85%;"> </span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 0, 153);font-size:85%;" > </span></span></span><span style="font-size:12px;"><span style="font-family:Tahoma;"><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 0, 153);font-size:85%;" ><br />4. Sosialisme</span><span style="font-size:85%;"> </span><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 0, 153);font-size:85%;" > </span></span></span><span style="font-size:12px;"><span style="font-family:Tahoma;"><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 0, 153);font-size:85%;" ><br />5. Humanisme Filipina</span></span></span><span style="font-size:12px;"><span style="font-family:Tahoma;"><span style="font-size:85%;"><br /><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(153, 153, 0);font-size:85%;" >Empat asas Pridi Banoyong dari Thailand pada 1932 M:<br /></span><span style="font-size:85%;"><br /></span><span style="font-weight: bold; color: rgb(153, 153, 0);font-size:85%;" > 1. Nasionalisme</span><span style="font-size:85%;"> </span><span style="font-weight: bold; color: rgb(153, 153, 0);font-size:85%;" ><br />2. Demokrasi</span><span style="font-size:85%;"> </span><span style="font-weight: bold; color: rgb(153, 153, 0);font-size:85%;" ><br />3. Sosialisme</span><span style="font-size:85%;"> </span><span style="font-weight: bold; color: rgb(153, 153, 0);font-size:85%;" ><br />4. Religius</span><span style="font-size:100%;"><br /></span></span></span><span style="font-size:12px;"><span style="font-family:Tahoma;"><blockquote><div style="text-align: left;"><div style="text-align: left;"><span style="font-weight: bold; font-style: italic;font-size:100%;" ><blockquote>Prinsip indoktrinasi Zionisme, agaknya cukup fleksibel karena mampu beradaptasi dengan pola pikir pimpinan politik di setiap negara. Mengenai urut-urutannya boleh saja berbeda, tetapi prinsipnya tetap sama, mengacu kepada doktrin baku Zionisme. <span style="font-size:85%;">(www.suara-islam.com)</span><br /><br /><br /></blockquote></span></div><span style="font-weight: bold; font-style: italic;font-size:100%;" ></span></div><span style="font-weight: bold; font-style: italic;font-size:100%;" ><blockquote></blockquote><br /></span></blockquote><span style="font-weight: bold; font-style: italic;"></span></span></span>Ikhsan Faridh Perdanahttp://www.blogger.com/profile/16594875160454215301noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3488092337944201450.post-19032373181911311652010-01-24T14:05:00.000-08:002010-01-24T14:07:57.730-08:00Nafas Islam di Tanah Papua ( Part 2 )<table style="border-collapse: collapse; text-align: left; margin-left: 0px; margin-right: 0px; color: rgb(17, 17, 17);" id="AutoNumber8" width="100%" border="0" cellpadding="0" cellspacing="5"><tbody><tr><td width="100%"><span style="color: rgb(0, 102, 0);"><i></i></span><blockquote><span style="color: rgb(0, 102, 0);"><i>Pada tahun pertama penjajah Belanda di Papua, hampir seluruh tenaga yang ditempatkan di sana adalah missionaries. Islam Atau Kristen Agama Orang Papua? </i></span></blockquote><br /><span style="color: rgb(0, 102, 0);"><i></i></span> <p><span style="color: rgb(0, 0, 255);"><b>Habis Manis Sepah Dibuang</b></span></p><p><br /> Para sejarawan Barat seperti Thomas W. Arnold maupun WC.Klein dalam bukunya “The Preaching Of Islam” dan “Neiuw Guinea” menjelaskan bahwa Islam hadir di kawasan Papua ini 3 abad lebih dulu (1520) dari para missionaris Kristen yang pertama yakni C.W.Ottow dan G.J. Geissler yang mendarat di Pulau Mansinam, Manukwari pada tanggal 5 Februari 1855.<br /> <br /> Uniknya kedatangan para missionaris itu justru diantar oleh tokoh Muslim dari kerajaan Ternate dan Salawati, yang pada saat itu sangat berpengruh di kawasan Timur Indonesia khususnya di Maluku dan Papua(baca buku: Islam atau Kristen Agama Orang Irian? Pustaka Dai: 2004). Saat itu setiap orang yang akan memasuki Papua harus meminta izin penguasa dari kerajaan Muslim tersebut.<br /> <br /> Ottow dan Geissler yang berasal dari Gereja Protestan Jerman, adalah murid Ds. OG. Heldring yang membentuk perhimpunan “Pengijil Tukang” yakni juru injil yang sekaligus memiliki keahlian di bidang pertukangan dan pertanian, pada tahun 1847.<br /> <br /> Selain Ottow dan Geissler, delapan orang utusan di kirim oleh institusi tersebut ke Sangir dan Talaud, sebuah kawasan di bagian utara pulau Sulawesi Utara.<br /> <br /> <img src="http://hidayatullah.com/images/stories/MisionarisPertama.gif" style="" width="150" align="right" border="0" height="241" hspace="5" />Mereka itulah missionaries-missionaris handal pada masanya, yang telah sukses menancapakan tonggak Kristenisasi secara permanen di kawasan timur Indonesia, khususnya Papua.<br /> <br /> Dalam bukunya "Neiuw Guinea", WC. Klein juga menjelaskan fakta kapan kedatangan Islam di tanah Papua. Di sana dia menulis: In 1569 Papoese hoof den bezoeken Batjan. Ee aanterijken worden vermeld. ( pada tahun 1569 pemimpin-pemimpin Papua mengunjungi kerajaan Bacan dimana dari kunjungan terebut terbentuklah kerajaan-kerajaan)<br /> <br /> Kerajaan-kerajaan yang dimaksud itu adalah: Kerajaan Raja Ampat, Kerajaan Raja Rumbati, Kerajaan Atiati dan Kerajaan Fatagar.<br /> <br /> Begitupun adanya fakta dan data yang tak terbantahkan dengan jelas menyebutkan bahwa, sebelum kedatangan dua orang missionaris tersebut, beberapa daerah di Papua seperti Waigeo, Misool, Waigama dan Salawati dll telah memeluk agama Islam.<br /> <br /> <span style="color: rgb(0, 0, 255);"><b>Catatan dari Kitab Klasik</b></span></p><p><br /> Dari keterangan yang diperoleh dalam kitab klasik Negarakertagama, misalnya, di sana dijelaskan sebagai berikut: " <i>Ikang sakasanusasanusa Makasar Butun Banggawai Kuni Ggaliyao mwang i [ng] Salaya Sumba Solot Muar muwah tigang i Wandan Ambwan Athawa maloko Ewanin ri Sran ini Timur ning angeka nusatutur</i>".<br /> <br /> Menurut sejumlah ahli bahasa yang dimaksud Ewanin adalah nama lain untuk daerah Onin dan Sran adalah nama lain untuk Kowiai. Semua tempat itu berada di Kaimana, Fak-Fak.<br /> <br /> Catatan serupa tertuang dalam sebuah buku yang dikeluarkan oleh Periplus Inc. Berkeley, California 1991, sebuah wadah sosial milik misionaris menyebutkan tentang daerah yang terpengaruh Islam: Dalam kitab Negarakertagama, di abad ke-14 di sana ditulis tentang kekuasaan kerajaan Majapahit di Jawa Timur, dimana di sana disebutkan dua wilayah di Irian yakni Onin dan Seran. Bahkan lebih lanjut dijelaskan: Namun demikian armada-armada perdagangan yang berdatangan dari Maluku dan barangkali dari pulau Jawa di sebelah barat kawasan ini, telah memiliki pengaruh jauh sebelumnya.</p> <blockquote><div> </div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);"><blockquote>....Pengaruh ras austronesia dapat dilihat dari kepemimpinan raja di antara keempat suku, yang boleh jadi diadaptasi dari Kesultanan Ternate, Tidore dan Jailolo. Dengan politik kontrol yang ketat di bidang perdagangan pengaruh kekuasaan Kesultanan Ternate di temukan di raja Ampat di Sorong dan di seputar Fakfak dan diwilayah Kaimana.”</blockquote></span></div><span style="color: rgb(255, 0, 0);"><blockquote></blockquote></span></div><p><span style="color: rgb(255, 0, 0);"></span></p> </blockquote> <p>Dari data tersebut jelaslah bahwa pada zaman Kerajaan Majapahit sejumlah daerah di Papua sudah termasuk milayah kekuasaan Majapahit. Seiring dengan runtuhnya kerajaan Majapahit (1527) yang pernah menguasai sejumlah kawasan di Asia Tenggara seperti Malaysia, Filipina, Brunai, hingga Thailand, hadirlah kekuatan kerajaan Islam Demak. Dapat dikatakan sejak zaman baru itu, atau bahkan jauh sebelumnya, pengaruh kerajaan Islam Demak menyebar ke Papua. Melalui jalur perdagangan para saudagar dan dai Muslim sudah berdakwah ke sana.<br /> <br /> Bahkan menilik dari catatan di Troloyo, sebagaimana diungkapkan oleh Prof.DR. Habib Mustopo, seorang Guru Besar Bidang Arkeologi Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, yang sekaligus Ketua Asosiasi Ahli Epigrafi Indonesia (AAEI) Jawa Timur menjelaskan bahwa dakwah Islam sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit.<br /> <br /> Pada saat Majapahit eksis dakwah Islam juga sudah eksis. Apalagi dengan diketemukanya data artefaktual yang waktunya terentang antara 1368-1611M yang membuktikan adanya komunitas Muslim di sikitar Pusat Keraton Majapahit, di Troloyo, yakni sebuah daerah bagian selatan Pusat Keraton Majapahit yang waktu itu terdapat di Trowulan. Kedigjayaan Majapahit sendiri runtuh secara total tahun 1527 M. Itu artinya, satu setengah abad sebelum keruntuhan Majapahit Islam sudah berkembang, justru di jantung Majapahit. Fakta ini tentu saja menepis anggapan yang ada selama ini bahwa perkembangan dan bertumbuhan Islam, khususnya di Pulau Jawa, ada setelah keruntuhan Majapahit. Para dai Muslim juga menyebar ke mana-mana baik yang dari tanah Jawa maupun dari Timur Tengah termasuk ke Pulau Burung Papua.<br /> <br /> Lalu munculah tentara kolonial Belanda. Di awal kedatangannya ke Papua, hampir sebagian besar pasukan kolonial Belanda yang diterjunkan ke kawasan ini adalah merangkap rohaniawan gereja (missionaries).<br /> <br /> Catatan di bawah ini menjelaskan tentang hal itu. "Sejak tahun 1855 CW.Ottow dan GJ. Geissler menetap sebagai penyiar agama Kristen di daerah Doreri, lambat laun jumlah golongan orang-orang Belanda di Irian Barat(Papua) bertambah dengan para penyiar agama yang berusaha menyebarkan agama Kristen di kalangan penduduk pribumi. Malah pada tahun-tahun pertama dari masa penjajahan Belanda di Irian Barat [Papua] hampir seluruh golongan orang-orang Belanda di daerah tersebut, terdiri dari para penyiar agama Kristen”. (Penduduk Irian Brat hal. 105)<br /> <br /> Artinya, di samping sebagai tentara, dokter atau perawat, ya juru rohani juga. Maka sangat wajar jika mereka dengan gigih berjuang meski menghadapi medan yang sulit, menguasai dan mengontrol wilayah jajahan, sekaligus mengajak warga pribumi kepada Kristen.<br /> <br /> Terhadap penduduk pribumi mereka menanamkan mitos-mitos meyesatkan bahwa nenek moyang mereka sesungguhnya berwarna kulit putih dan akan kembali datang (messiah) dalam bentuk kulit putih.<br /> <br /> Sangat jelaslah bahwa semboyan pereka (Barat) yang dikenal dengan tiga G (Gold, Glory, Gospel; Emas, Kebebasan dan Injil) bukan lagi suatu rahasia. Mereka dengan penuh semangat mendatangi negeri-negeri jajahan demi memenuhi ambisinya itu. Bahkan Indonesia, bagi mereka(missionaris) disebutnya sebagai lahan yang sangat subur untuk Injil.<br /> <br /> Secara sistematis kemudian para zending ini bekerja menyebarkan agama Kristen dengan melalui organisasi yang berpusat di negeri Belanda yang benama: Utrechtsehe Zendingvereeniging. Begitu pula kemudian kegiatan yang dilakukan oleh kaum missionaris Kristen Katolik, yang juga berpusat di Belanda, yakni suatu ordo Franciscan di Tilberg yang merupakan suatu cabang dari pusat missi di Vatikan yaitu: <b>Sacra Congregatio de Propaganda Fide</b>.(Penduduk Irian barat hal. 344-355)<br /> <br /> Akan tetapi nampaknya dalam proses penginjilan di Papua, para missionaris itu mengalami ketidakakhuran.<br /> <br /> Akhirnya mereka membagi Papua menjadi kedua wilayah penggarapan, dimana Kristen Protestan di Utara dan Kristen Katholik di Selatan. Pembagian seperti itu kelihatannya identik dengan keadaan di Negeri Belanda di mana di sana diterapkan sistem seperti itu.<br /> <br /> Menyangkut kondisi ummat Islam kalau itu, menilik penelitian antropologis yang pernah dilakukan oleh Harsja W.Bachtiar pada tahun 1963 misalnya melaporkan sbb:</p> <blockquote><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);"><blockquote>....beberapa daerah di Irian Barat(Papua) menjadi daerah kekuasaan Sultan Tidore dan Sultan Banda. Sayang sekali karena tidak ada peninggalan-peninggalan berupa keterangan-keterangan tertulis, kita tak mengetahui bilamana dan di mana didapati pula orang-orang Indonesia yang berasal dari pulau-pulau Indonesia di luar wilayah Irian barat(Papua). Pada umumnya mereka menganut agama Islam.</blockquote></span></p> </blockquote> <p>Lain halnya dengan penyebaran para pendatang yang non-Muslim, laporan tersebut memberikan gambaran yang sedikit jelas dengan melaporkan antara lain sbb:</p> <blockquote><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(255, 0, 0);"><blockquote>“Sejak diadakan usaha-usaha menyiaran agama Nasrani di Irian Barat(Papua.pen) oleh penyiar-penyiar agama dari Negeri Belanda jumlah orang Indonesia bukan pribumi bertambah di Irian Barat(Papua.pen), karena penggunaan tenaga-tenaga kerja yang berasal dari pulau-pulau sekitarnya untuk membantu para penyiar agama, terutama sebagai guru sekolah dan perawat. Banyak orang-orang yang menganut agama Nasrani ini didatangkan dari pulau-pulau Maluku seperti Kei, Ianimbai, Banda dan Sangir.”</blockquote></span></div><p><span style="color: rgb(255, 0, 0);"></span></p> </blockquote> <p>Tentang komposisi pemeluk-pemeluk agama di Papua, berdasarkan catatan yang dibuat tahun 1963, di dapat angka-angka sebagai berikut:</p> <blockquote> <p><span style="color: rgb(255, 0, 0);"><b>Kristen Protestan................... 130.000<br /> Katolik Roma.......................... 47.000<br /> Islam..................................... 11.000<br /> Agama Tionghoa..................... 3.000<br /> Agama-agama pribumi… ....... 500.000</b></span></p> </blockquote> <p> <img src="http://hidayatullah.com/images/stories/Irian3.gif" style="" width="200" align="right" border="0" height="222" hspace="5" />Terhadap data dan komposisi ragam pemeluk agama tersebut, laporan itu memberikan penjelasan: Angka-angka 500.000 yang menunjukkan jumlah penganut agama-agama pribumi bukanlah angka pasti, karena didasarkan atas taksiran jumlah orang-orang pribumi di daerah pedalaman yang berada di bawah kekuasaan pemerintahan yang berpusat di Kotabaru (kini Jayapura).<br /> <br /> Golongan penganut agama Kristen Protestan tersebar di seluruh daerah yang pernah dikuasai oleh pemerintah jajahan Belanda. Golongan penganut agama Katolik Roma terutama didapati di daerah pantai selatan. Golongan penganut agama Islam amat banyak di daerah semenanjung Doreri dan Merauke, sedangkan golongan menganut agama Tionghoa didapati diberbagai tempat.<br /> <br /> Tentang kesulitan melacak gerakan dakwah Islam di Papua, juga dimungkinkan oleh faktor internal ummat Islam sendiri, yaitu karena faktor kurang terbiasanya ummat Islam setempat melakukan pencatatan yang menyangkut kegiatan mereka. Berbeda dengan para missionaris Belanda.<br /> <br /> Secara rutin dan teliti mereka mendata jumlah penduduk setempat agar dapat mengikuti perkembangan jumlah penduduk di wilayah kerja masing-masing. Kaum missionaris memiliki "Buku Jiwa" sedang kaum Zending memelihara "Buku Serani" yang berisi catatan tentang penduduk di wilayah kerjanya itu. Dari catatan tersebut kemudian dilaporkan dan diolah oleh pusat-pusat organisasi mereka.<br /> <br /> Air Susu Dibalas dengan Pengusiran Mengenai bagaimana watak dan corak pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia dalam hubungannya dengan persoalan agama, telah menjadi pengetahuan umum yang luas. Mereka menekan dan memenjarakan tokoh-tokoh Islam di tanah Papua. Sebutlah misalnya Alwi Racham dan Raja M Rumangseng Al-Alam Umar Sekar yang berasal dari daerah Kokas. Beliau bersama pejuang Papua lainnya seperti Silas Papure, Markus Indeu, Lukas Rumkorem memperjuangkan Papua dari cengkeraman penjajahan Belanda. Mereka ditangkap dan dipenjarakan oleh pemerintah Kolonial Belanda karena tidak mau dibujuk untuk menyerahkan uang tambang minyak kepada Belanda<br /> <br /> Bahkan mereka tidak segan mengusir atau membuang tokoh-tokoh Muslim. Muhammad Aminuddin Arfan seorang tokoh Muslim dari Kerajaan Islam Salawati yang turut mengantar kedatangan OC.Ottow dan GJ.Geissler –Sang Bapak Gereja di Papua--di Pulau Mansinam, dibuang dan diasingkan ke Maros karena menentang penjajahan Belanda dan meninggal di sana. Habis manis sepah dibuang.<br /> <br /> Muhammad Aminuddin Arfan adalah orang penting di Kerajaan Salawati. Ia adalah adik kandung Raja Salawati. Pada saat itu Kerajaan Salawati merupakan bagian dari kekuasaan kerajaan Islam Ternate. Sesuai prosedur wilayah, setiap tamu yang akan berkunjung ke Papua, mereka harus minta izin ke penguasa kawasan di Salawati yang merupakan bagian kekusaan Ternate. Itu pula yang dilakukan Kerajaan Ternate. Sembari membawa dua orang missionaris berkebangsaan Jerman, Ottow dan Geissler dengan kapal khusus berwarna putih, utusan<br /> <br /> Kerajaan Ternate pamit dulu dengan Penguasa Kerajaan Salawati, sekaligus meminta beberapa orang untuk mendampingi missionaris yang akan melakukan tugas penginjilan di pulau Mansinam, Manukwari.<br /> <br /> Pulau Mansinam dipilih lantaran dianggap masih dihuni mayoritas Animisme. Setelah dua bulan “memperkenalkan” Ottow dan Geisler kepada kepala-kepala adat, barulah Muhammad Aminuddin Arfan kembali ke Salawati.<br /> <br /> Ironisnya, selang berapa waktu setelahnya, Muhammad Aminuddin Arfan yang memang anti Belanda ditangkap dan diasingkan di Maros. Beliau tidak diperkenankan pulang, dan dibiarkan di sana hingga wafatnya. Di sinilah liciknya para penjajah Salibis. Ditulung malah Mentung (dibantu malah melukai), kata peribahasa Jawa. Air susu dibalas dengan air tuba.<br /> <br /> Mungkin karena keadaan yang demikian itulah maka perkembangan dakwah Islam di Papua menjadi amat lambat, bahkan mungkin (pernah) terhenti sama sekali. <span style="font-style: italic;">( Tamat )</span><br /></p></td> </tr> <tr> <td width="100%"><br /></td> </tr> <tr style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(0, 102, 0);"> <td width="100%"><span style="font-size:85%;">Sumber:<br /><br /></span></td> </tr> <tr style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(0, 102, 0);"> <td width="100%"><span style="font-size:85%;">Ali Athwa. Penulis adalah wartawan Majalah Hidayatullah dan penulis buku “Islam Atau Kristen Agama Orang Irian (Papua)”. Tulisan diambil dari Majalah Hidayatullah</span></td></tr></tbody></table>Ikhsan Faridh Perdanahttp://www.blogger.com/profile/16594875160454215301noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3488092337944201450.post-17184505628928265382010-01-24T14:03:00.000-08:002010-01-24T14:08:18.295-08:00Nafas Islam di Tanah Papua ( Part 1 )<span style="color: rgb(0, 102, 0);"><i><blockquote>Ada tiga kesalahan orang memandang Papua. Pertama, Papua identik dengan koteka, Kedua, hanya orang-orang primitiv dan Ketiga, Identik dengan Kristen. Padahal, itu keliru.</blockquote></i></span><p> Untuk poin pertama dan kedua, fakta itu boleh jadi benar, bahwa di kawasan-kawasan tertentu di pedalaman bumi cenderawasih ini, hingga hari ini masih diketemukan masyarakat dengan pola hidup primitif, sebagian masih mengenakan koteka, serta menjalani hidup secara kanibal.<br /> <br /> Hal itu terjadi karena beberapa faktor, seperti terbatasnya akses informasi—atau bahkan ketiadaan informasi yang mereka terima--serta luasnya kawasan tersebut yang hampir 4 kali luas pulau Jawa. Bahkan, Papua, termasuk pulau terbesar kedua di dunia setelah Greenland di Denmark. Maka wajar bila fakta-fakta seperti koteka dan kehidupan primitif masih ditemui di Papua.<br /> <br /> Namun tentu saja hal itu tidak semuanya, mengingat sebagian dari mereka, kini, sudah terbiasa dengan pola kehidupan maju dan melek teknologi, utamanya mereka yang tinggal di kawasan perkotaan dan hidup di daerah pantai, baik penduduk asli maupun perantau dari luar Papua.<br /> <br /> <img src="http://www.hidayatullah.com/images/stories/Irian4.gif" width="200" align="right" border="0" height="289" hspace="5" />Fakta lain yang selama ini terselimuti kabut tebal adalah perihal komunitas Muslim di kawasan ini. Selama ini pula, banyak orang yang bertanya-tanya, adakah orang Islam di Papua? Adakah komunitas pribumi (penduduk asli Papua) yang memeluk Islam sebagai agama mereka? Ironisnya, belum lagi pertanyaan itu terjawab, seolah ada ungkapan pembenaran bahwa: Papua identik dengan Kristen. Atau dengan bahasa yang lebih lugas lagi: setiap orang Papua ya mesti Kristen.<br /> <br /> Tentu saja statemen seperti ini membawa dampak negative yang kurang menguntungkan bagi pertumbuhan dan dakwah Islam di kawasan yang masih menyimpan hasil kekayaan alam yang sangat melimpah ruah ini.<br /> <br /> Bahkan saat ini jumlah komunitas Muslim di Papua sudah mencapai angka 900 ribu jiwa dari total jumlah penduduk sekitar 2.4 juta jiwa, atau menempati posisi 40 % dari keseluruhan jumlah penduduk Papua. 60% penduduk merupakan gabungan pemeluk agama Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Animisme.<br /> <br /> Namun, di antara imej yang kurang menguntungkan seperti itu, juga “tekanan psikologis” suasana serba Kristen, dimana setiap mata memandang begitu banyak gereja-- sebagai buah dari kerja keras para missionaries, yang didukung dengan dana yang nyaris tak terbatas, serta ditunjang sarana teknologi komunikasi dan transportasi canggih, pelan-pelan komunitas Islam tumbuh dan menyinari bumi cenderawasih yang di lingkungan kaum muslimin menyebutnya sebagai kawasan Jabal an Nuar.<br /> <br /> Ismail Saul Yenu (67), seorang pendeta sekaligus kepala suku besar di Yapen Waropen telah masuk Islam dengan diikuti istri dan anaknya. Ismail yang juga Ketua Benteng Merah Putih pembebasan Irian Barat dan Ketua Assosiasi Nelayan Seluruh Papua telah menunaikan ibadah haji pada tahun 2002.<br /> <br /> Seorang pendeta di Biak Numfor bernama Romsumbre (Abdurrahman) juga telah masuk Islam beserta keluarga dan 4 orang anaknya. Wilhelmus Waros Gebse Kepala suku Marin, Merauke juga telah meninggalkan agama lamanya Katolik dan memilih masuk Islam bersama Istri dan anak-anakknya. Kini Wilhelmus sedang merintis sebuah pondok pesantren di kampung halamannya di Merauke.<br /> <br /> Saat ini, di desa Bolakme, sebuah distrik di Lembah Baliem, seorang pendeta dan kepala suku bersama 20 orang warganya ingin sekali memeluk Islam.<br /> <br /> Berkali-kali keinginan itu disampaikan ke tokoh masyarakat Muslim, akan tetapi pihak MUI agaknya sangat berhati-hati dalam menerima mereka. Alasannya, di samping faktor keamanan, juga pembinaan terhadap mereka setelah itu, tidak ada. “Inilah tantangan bagi kita. Tidak sedikit penduduk asli yang ingin masuk Islam, tapi kita kekurangan dai.” tutur H.Burhanuddin Marzuki, ketua MUI Kabupatern Jayawijaya yang sudah 30 tahun tinggal di Lembah Baliem.<br /> <br /> Berita yang sempat meramaikan media massa adalah dengan masuk Islamnya “kepala suku perang” H. Aipon Asso pada tahun 1974.Sebelum itu, seorang tetua di desa Walesi bernama Marasugun telah lebih dulu masuk Islam setelah berinteraksi dengan para perantau di kota Wamena yang berasal dari Bugis-Makassar, Jawa, Madura maupun Padang.<br /> <br /> Keislaman Aipon Asso lalu diikuti oleh 600 orang warganya di desa Walesi. H. Aipon yang kini sudah berusia 70 tahun menjadi kepala suku yang sangat di segani di seluruh lembah Baliem. Wilayah kekuasaannya membentang hampir 2/3 cekungan mangkuk lembah Baliem.<br /> <br /> Ia benar-benar sosok kepala suku mujahid yang sangat diperhitungkan di kawasan ini.<br /> <br /> Bahkan ketika ia baru pulang dari menunaikan ibadah haji (1985), dengan mengenakan surban dan baju gamis panjang, secara demonstratif ia turun ke jalan dan melakukan pawai di pusat kota Wamena sambil mengerahkan ratusan warganya yang masih mengenakan koteka dan bertelanjang dada.<br /> <br /> Teringatlah kita pada kisah sahabat Nabi Muhammad yakni Umar bin Khattab ketika akan melakukan hijrah dari Mekah ke Madinah yang tilakukannya tanpa sembunyi-sembunyi dan tanpa ada rasa takut.<br /> <br /> Saat kerusuhan menimpa Wamena tahun 2000 lalu, sebagian pendatang baik Muslim maupun Kriten dicekam rasa takut. Tidak terkecuali Muslim pribumi pun mengalami hal serupa. Untuk meredam situasi, pihak pemerintah menyelenggarkan pertemuan dengan kepala-kepala suku dan tokoh-tokoh agama. Dalam pertemuan dengan jajaran pemerintah daerah tersebut H.Aipon mengusulkan ditempatkannya aparat keamanan secara permanen di kawasan ini dan itu disetujui.<br /> <br /> Di ibukota provinsi Papua, Jayapura, seperti juga di kota-kota lain seperti Fak-Fak, Sorong, Wamena, Manukwari, Kaimana, Merauke, Timika, Biak dan Merauke, suasana keislaman semakin tampak, khususnya di kalangan pendatang. Selain jumlah rumah ibadah yang semakin bertambah, kegiatan halaqah juga tumbuh tidak kalah subur. Selain itu, bila kita jalan-jalan di pusat kota Jayapura tidak sulit kita menemui Muslimah berjilbab lalu lalang di antara keramaian. Termasuk di kampus ternama di Papua Universitas Cenderawasih, para wanita berjilbab juga dengan mudah kita temui.<br /> <br /> Penduduk Muslim di kota terdiri dari para pedagang, pagawai, pengusaha, pelajar/mahasiswa, guru, atau buruh.<br /> <br /> Secara keseluruhan jumlah komunitas Muslim di Papua mengalami peningkatan yang cukup pesat, utamanya di kota kabupaten atau provinsi. Dalam catatan yang dikeluarkan oleh LP3ES, Papua, termasuk dari 7 kantong-kantong Kristen di seluruh Indonesia yang semakin penyusutan. Sebaiknya jumlah penduduk Muslim semakin tumbuh.<br /> <br /> Sebenarnya potensi Sumber Daya Manusia (SDM) Muslim di Papua tidak kalah banyak di banding dengan ummat lain.<br /> <br /> Akan tetapi nampaknya ada semacam perasaan ‘tidak PD” di kalangan mereka untuk tampil dan terlibat langsung dalam lingkar pemerintahan. Akibatnya, mereka hanya menjadi penonton, atau—katakanlah-- turut terlibat, namun ada di ‘wilayah yang tidak menentukan’.<br /> <br /> “Ini tentu saja menjadi PR kita ke depan. Ummat Islam Papua harus menghalau rasa tidak PD-nya, dan selanjutnya bersama yang lain terlibat langsung membangun Papua,” tutur Mohammad Abud Musa’ad MSi(42), intelektual Muslim Papua yang juga anggota tim penyusun UU otonomi khusus Papua.<br /> <br /> <img alt="masjid" src="http://www.hidayatullah.com/images/stories/anakirian2.jpg" width="200" align="right" border="0" height="267" hspace="5" />“Secara historis, keberadaan ummat Islam sebagai pendatang awal di Tanah Papua, sudah klir. Dan itu sudah tertuang dalam buku putih yang dikeluarkan oleh Pemerintah Papua.” jelas Musa’ad yang tinggal di bilangan Abepura, Jayapuran ini. “Namun yang terpenting, kita harus segera berkarya dan tidak boleh asyik bernostalgia dengan sejarah,”pesannya pada Muslim Papua.<br /> <br /> Musa’ad juga menyadari, kendati sejumlah pertemuan tentang kedudukan ummat Islam di Papua pernah dilakukan, akan tetapi karena tidak adanya sosialisasi dan tindak lanjut dalam program, semua seolah lenyap tanpa bekas.<br /> <br /> Masih kata Musa’ad, bahwa peran politik ummat Islam Papua saat ini masih terlalu kecil, yakni tidak lebih dari 10 %. Kenyataan ini tentu saja sangat memperihatinkan.<br /> <br /> Bahkan dapat dibayangkan dari 900 ribu jiwa Muslim yang tersebar dalam 29 kabupaten/kota yang ada saat ini, hanya terdapat dua kabupaten yang dipimpin oleh pejabat Muslim yakni di Fak-Fak dan di Kaimana. Bahkan di kantong-kantong kabupaten berpenduduk asli mayoritas Muslim seperti Babo dan Bintuni, misalnya, saat ini dipimpin oleh non-Muslim.<br /> <br /> Senada dengan Musa’ad, menurut DR (desertasi) Toni Vm Wanggai yang juga Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Yapis Jayapura, bahwa sosialisasi dan pelurusan sejarah Islam di Papua harus dilakukan terus menerus.<br /> <br /> Hal itu perlu dilakukan agar ummt Islam di Papua mengetahui jati diri mereka, sekaligus menginformasikan kepada fihak lain yang belum faham, untuk tidak menganggap kaum Muslimin sebagai ‘tamu di Papua’. Muslim adalah juga pemilik sah kawasan ini, sehingga mereka memiliki porsi keterlibatan yang sama untuk membangun Papua. Islam hadir di Papua abad ke-XV sedang Kristen masuk Papua pertengahan abad ke-XIX (5 Februari 1855).<br /> <br /> Kegelisahan Toni, adalah seiring dengan adanya upaya dari kelompok Kristen yang ingin menghapuskan jejak Islam di kawasan ini, khusunya di kawasan Raja Ampat Di mana hama “Raja Ampat” akan dihilangkan dan diganti dengan nama lain. Padahal, nama Raja Ampat adalah se-monumental sejarah Papua sendiri.<br /> <br /> “Nama Raja Ampat diambil dari eksistensi kerajaah-kerajaan Islam yang berkuasa di kawasan Indonesia timur saat itu yakni: Ternate, Tidore, Jailolo dan Bacan.” tegas Toni yang mengambil desertasinya tentang ‘Rekontruksi Sejarah Islam Papua’.<br /> <br /> Kendati masih sebatas wacana yang dipublikasikan di media lokal, namun tak urung informasi nyeleneh seperti itu membuat gelisah sejumlah tokoh Muslim.<br /> <br /> “Itu sama dengan bunuh diri.” kata M Shalahuddin Mayalibit, SH, mengomentari gagasan itu. “ Sekalipun dipublikasikan seribu kali, itu tidak akan terwujud.” kata dosen Fakultas Hukum di Universitas Cenderawasih ini menjelaskan.<br /> <br /> “ Raja Ampat dan Muslim sudah menjadi satu kesatuan yang sulit dipisahkan,” tegas cucu Muhammad Aminuddin Arfan, tokoh Muslim dari kerajaan Salawati yang ditugasi Raja Tidore untuk mengantar CW. Ottow dan GJ Geissler si bapak Kristen ke Papua.<br /> <br /> Seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang nomor 21 tahun 2001 tentang otonomi khusus, peluang keterlibatan Muslim di pemerintahan semakin terbuka lebar. (baca: Peluang dan Tantangan di Era Otonomi) Hanyasaja diperlukan kekompakan dari segenap elememen<br /> <br /> Muslim baik para intelaktualnya, ormas Islam, alim ulama, tokoh pemuda, mahasiswa dan remaja, pondok-pondok pesantren, dll.<br /> <br /> Tanpa dengan itu mereka akan tetap terpinggirkan, dan bahkan tidak mustahil akan menjadi ‘kambing hitam politik’ oleh kelompok kepentingan yang sudah lama ingin menguasai Papua (Kristen). </p>Ikhsan Faridh Perdanahttp://www.blogger.com/profile/16594875160454215301noreply@blogger.com0